seseorang yang berbeda

58 11 1
                                    

Beberapa hari bekerja awalnya tidak ada yg menarik. Ada titip salam, minta no hp, sok akrab hal biasa lainnya. Tapi ada satu sosok yg tidak senorak mereka. Dia hanya menawarkan senyum, dan sesekali menyapa. Aku mulai melirik dia. Namanya Muhammad Fikri Adikusuma atau semua memanggilnya Fikri. Rajin, akrab dengan semua orang disana. Kalo dia bercerita semua diam menyimak, ada yg lucu semua tertawa. Guyonannya ada aja yang membuat tawa kami. Dan sepertinya dia menarik perhatianku.

Setelah beberapa minggu bekerja disini. Aku semakin akrab dengan satu sama lain. Disela sela keletihan bekerja kami mengobatinya dengan bergurau, bercanda dan makan bersama. Kami saling ledek, dan ada aja yang usil. Mengumpulkan uang dan bergantian kekantin membeli gorengan. Saat ada yang ulang tahun dan sambung kontrak ada saja yang mentraktir makanan ringan atau makan di warung makan.
Dan hari itu kami merencanakan jalan2 kepantai hari sabtunya, seperti kemping tapi tidak memakai tenda. Kami menyewa pendopo dan membawa ayam untuk dibakar disana. Beberapa orang deal untuk ikut, cukup untuk menyewa mobil keri.

Semua kupersiapkan bermodal ijin Ayah dan Ibu aku pergi. Sampai disana semua bertingkah bak anak2. Kami 9 orang, 6 laki2 dan sisanya perempuan. Tapi tidak ada yg pacar pacaran. Terjun kelaut, ada yg main pasir, ada yg tidur, ada yang berfoto dan mengumpulkan kerang.
Sedangkan Fikri bermain dengan gitarnya. Lagu dmasiv, nampak dalam dimainkannya. Aku mulai merapatkan diri berusaha ikut asik. Setelah bercerita kami baru tau kami suka jendre musik yg sama, pop rock, rock, dan metal.
Jangan salah biarpun aku perempuan lagu seperti itu memberi semangat dalam hidupku. Tahun itu Peterpan sedang hits, aku senang dia tau kunci gitarnya, dan juga hafal lirik lagunya. Dia mulai berani bertanya.

Fikri : "pakai kuning, kuning gitu kalo dikali yang mengambangkan..?"

Semua tertawa mendengarnya.

Tias: "enak aja, kuning tuh membawa semangat dan keceriaan tau."

Lalu pembahasan ringan pun melarutkan kami di pantai itu. Malam mulai larut kami buat ayam bakar lalu menikmati teh yg kami pesan dipenduduk sekitar.

Esoknya kami berenang lagi dan memesan mie rebus untuk mengganjal perut. Siang sudah datang kami bersiap pulang saat itulah kami baru bertukar no Hp. Fikri meminta no ku melalui Leo.

Fikri: "bisa minta no hpnya gak mana tau pulang ini kamu nyasar jadi bisa nelpon aku."

Tingkahnya yang lucu membuatku tertawa.
Tanpa pikir panjang aku memberikannya. Saat yang lain melihat kami semuanya tertawa menggoda.

Aku mulai merasa ada hal baru yang akan aku pikirkan kedepannya nanti. Seorang yang pasti akan menelponku atau sekedar sms. Aku menanti hari-hari baru nanti.

My YellowWhere stories live. Discover now