Part 11 - Tarian Kirana

4.9K 739 112
                                    

Kirana sedang merasa gembira. Sore itu, kebetulan hari Sabtu, opa dan oma Kirana yaitu Bapak dan Ibu Ariobimo datang berkunjung ke rumah Andre dan Kendra. Mereka ingin bertemu dengan Kirana Laveandra, cahaya cinta dalam hidup Andre dan Kendra.

Kirana selalu merasa senang jika orang tua Andre yang dipanggil opa dan oma atau orang tua Kendra yang dipanggil kakek dan nenek datang mengunjunginya. Selain biasanya Kirana akan mendapatkan oleh-oleh berupa makanan atau mainan, gadis kecil yang centil itu juga mendapatkan kesempatan untuk menunjukkan kebolehannya di hadapan para keluarga.

Semenjak Kirana bisa berkata-kata dan mampu berdiri, Kendra meminta Kirana untuk menunjukkan kebolehan barunya di hadapan orang tua ataupun mertuanya. Dengan demikian mereka akan tahu perkembangan sang cucu tercinta.

Dulu Kirana suka bertepuk tangan atau menabuh alat musik mainan, lalu setelah semakin lancar berbicara, Kirana beralih menjadi suka menyanyi. Tidak penting lagunya apa karena Kirana menyanyi bebas dari gumaman yang tiba-tiba keluar dari mulut mungilnya. Lalu kini, setelah sudah mulai gemar bergerak ke sana dan kemari, Kirana menjadi suka menari.

“Ayo, Kakak mau kasih lihat apa ke opa dan oma?” tanya Kendra.

Kirana tersenyum malu-malu di pangkuan ayahnya. Ia sedang asyik menikmati puding dengan irisan buah tanpa gula buatan sang oma.

“Kakak mau menari katanya,” Andre berkata.

“Mau menari apa, Kak?” tanya Bu Ariobimo.

“Ayi pupu.”

“Mau menari kupu-kupu katanya,” Andre menjelaskan.

“Lho, minggu lalu ‘kan udah. Kakak mau menari kupu-kupu lagi?” tanya Kendra.

Minggu lalu Kirana menari kupu-kupu. Ia mengenakan baju bergambar kupu-kupu di bagian dada lalu melangkah maju mundur seraya menggerak-gerakkan tangannya ke atas dan ke bawah layaknya sepasang sayap yang dimiliki oleh kupu-kupu. Tak lupa, Andre memutarkan lagu anak-anak berjudul ‘Kupu-Kupu’ selama Kirana menari dengan tingkahnya yang sangat lucu.

Kupu-kupu yang lucu
Ke mana engkau terbang
Hilir mudik mencari
Bunga-bunga yang kembang

Berayun-ayun
Pada tangkai yang lemah
Tidakkah sayapmu
Merasa lelah

“Mau menari yang lain?” tanya Andre kepada Kirana yang sedang asyik mengunyah.

“Menari kupu-kupu juga nggak apa-apa,” Pak Ariobimo berkata.

“Kakak udah bisa menari kelinci, Opa,” ujar Kendra.

“Oh ya? Coba, opa sama oma mau lihat.”

“Ayi inci?” Kirana berucap sembari memamerkan deretan gigi.

“Kakak mau menari kelinci?” Andre bertanya.

Sambil masih tetap menikmati puding buah yang disuapkan oleh ayahnya, Kirana menganggukkan kepala.

Kendra berdiri dan tak lama kemudian kembali dengan membawa boneka kelinci.

“Ini bonekanya.” Kendra mengulurkan boneka kepada Kirana.

“Mau sekarang menarinya?” tanya Andre.

“Titi,” sahut Kirana sambil tersenyum geli. Tampaknya ia malu diminta menari.

“Kok nanti? Kakak malu, ya?”

“Kok pakai malu segala sama opa dan oma?” Kendra bicara.

“Mau nanti atau sekarang menarinya?” Andre bertanya.

Ketika Kakak Kehilangan KucingnyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang