Seventeen

917 81 10
                                    


Ah sialan! Gue menyender di sofa ruang tv. Kehamilan selena yang ke dua ngebuat gue gila. Ini udah hari ke 3 gue jauhan, tapi selena kaya biasa aja. Gue menghela nafas, dan gue beranjak dari sofa, berjalan kearah kamar gue sama selena. Gue ngebuka pintu kamar dengan perlahan tapi pas masuk udah ngebuat gue kesel,

"Tidur lagi disofa." Ucap selena, dia gak menatap gue tapi kearah julie.

"Sel, serius, kamu nyiksa aku."

Selena mengangkat bahunya, "yang penting aku engga ngerasa mual lagi."

Gue berdecak, lalu berlari dan loncat ke kasur dengan cepat, gue tau julie kaget, tapi syukur dia gak nangis. Gue mengambil julie dan menyimpannya di sebelah gue. Selena mengernyit dan dia menjauh, tapi gue tahan sama tangan gue, dan gue langsung meluk dia dengan erat,

"Justin, ak-justin! Aku mau muntah." Selena menutup mulutnya. Dan kepalanya ke depan berkali kali kaya mau muntah.

Gue melepas dan menjauh sedikit, selena menghela nafas dan dia memejamkan matanya,

"Justin, kolo aku mual kepala aku juga ikutan pusing tau." Bisik selena.

Gue mengecup perut selena lalu mengecup kening selena,

"Aku pijitin ya?" Gue menatap selena. Selena menggeleng,

"Deket deket kamu, aku mual." Cicit selena.

Gue memejamkan mata gue, yatuhan. Gue membuka mata gue dan tersenyum paksa. Gue ngangguk,

"Yaudah, aku tidur sama jay." Gue mengecup kening selena singkat, gue langsung mengecup kening julie dan beranjak dari kasur. Berjalan keluar kamar.

Gue berjalan gontai ke arah kamar jay. Gue membuka pintu kamar jay dan ngeliat ely lagi ngeberesin buku jay buat besok,

"Eh tuan." Gue ngangguk, jay menatap gue dan langsung fokus lagi ke tv nya.

"Ely kamu keluar, biar saya yang beresin buku itu."

"Tap-"

"Keluar ely."

"Baik tuan." Ely keluar dari kamar jay.

Gue menutup pintu kamar jay, dan berjalan menghampiri jay. Gue mengecup pucuk kepalanya, jay mendongak,

"Dad, gak tidur sama mommy?" Gue menggeleng lalu tersenyum,

"Mommy kamu lagi gejala hamil yang gak mau deket deket sama dad."

Jay malah ketawa terkikik, gue mengernyit dan langsung menepuk jidatnya,

"Ngapain ketawa?"

"Lucu aja." Jay nyengir.

Gue mendengus, dan mata gue memutar. Gue merangkak naik keatas kasur dan tiduran disebelah kay,

"Bukannya besok libur ya?" Gue mengusap rambut jay,

"Emang libur, dad. Tadi bibi cuman ngeberesin buku yang berantakan di lantai, soalnya tadi aku bongkar lemari. Mainan aku ada yang ilang." Jay nyengir. Gue menggeleng gelengkan kepala,

"Jangan nyusahin ely, okey? Gak boleh gitu. Kamu harus beresin semua yang kamu perbuat, kecuali yang kamu gak bisa baru minta tolong. Lain kali jangan ngebiarin ely ngeberesin okey?" Nasehat gue. Jay ngangguk,

"Okey dad. Maaf." Gue ngangguk dan mengecup keningnya.

"Nanti dad beliin mainan baru buat kamu."

Jay sontak menatap gue, matanya berminar. Gue ketawa geli,

"Bener dad?" Gue ngangguk dan tersenyum,

"Iyaiya, sayang. Lagian dad udah jarang ngebeliin kamu mainankan."

"A!" Jay teriak dan dia memeluk gue, "makasih, daddy!"

"Iyaiya." Gue mengusap punggung jay.

Jay melepas pelukan dan dia tiduran lagi, gue mengecup pipi lalu bangun,

"Dad, mau kemana?"

"Mau ke dapur, pengen ngemil. Tapi dad gak sempet makan malem." Jay ngangguk,

Gue langsung turun dari kasur jay dan keluar dari kamar jay. Gue menuruni tangga, menatap kedepan yang udah sepi dan lampunya juga bukan warna putih lagi tapi warna kuning. Gue mengernyit, ngeliat dapur yang masih nyala. Gue ngeliat selena yang lagi jengkek buat ngambil gelas, gelasnya yang tadinya berdiri jadi jatoh dan menggelinding, astaga. Gue langsung berlari, memeluk pinggang selena, menarik menjauh dari posisi tadi.

Gelasnya jatuh dan pecah.

"Astaga!" Bisik selena.

Gue menghela nafas perlahan. Memeluk selena dengan erat, kolo gak ada gue, gelas itu udah kena kepala selena kali ya,

"Kan bisa ngambil gelas yang itu." Gue menunjuk ke gelas yang berjejeran di meja deket kulkas.

Badan selena tersentak dan dia menepis tangan gue dari perutnya, lalu mundur beberapa langkah jauh dari gue. Gue menghela nafas,

"Ak-aku pengennya yang di lemari atas itu." Cicit selena.

Gue menatap lantai, jarak gue sama selena udah kebilang jauh banget. Cukup sabar gue mah ya. Gue berjalan kearah lemari itu dan menghindar dari pecahan kaca gelas tadi, gue ngambil satu gelas, terus gue kasih ke selena,

"Nih." Selena ngambil dengan cepat dan langsung berjalan kearah kulkas.

Gue ngeliat dia nuangin jus, udah cukup di gelasnya, selena nutupin kulkas lagi. Tanpa ngelirik gue dia berbalik menuju kamar gue sama selena. Gue memejamkan mata gue lalu ngebuka lagi,

"Tuan ada apa?." Gue mendongak, ngeliat pembantu gue yang berjalan kearah gue dengan tampang kagetnya,

"Engga, tadi selena ngejatohin gelas. Bibi bersihin ya." Ucap gue seraya memijat pelipis, kepala gue sedikit pening,

Gue berjalan kearah kulkas dan mengambil bungkusan ciki dan juga minuman bersoda. Gue langsung balik lagi ke kamar jay.

***

Emm gimana?

Mark my words [jelena]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang