Seven

938 111 22
                                    

Sebenernya gua gak mood bngt buat lanjut ini cerita karna yg nge vote gak sebanyak cerita yg pertama. Tapi karna gua menghargai beberapa yg nge vote gua dan minta lanjut ini cerita, gua lanjut kok. Gua gak peduli seberapa banyak or sedikit nya yg ngevote lagi.

Okey, selamat membaca.

---

Gue mengernyit karna kepala gue telalu sakit dan berat. Gue membuka mata gue dan menatap kesemua tempat. Gue nyadar gue dirumah keluarga selena, gue bangun dengan perlahan.

"Ahh." Gue memegang kepala gue dengan kencang. Astaga. Ini terlalu sakit.

Gue duduk diam untuk meredakan sakit kepala gue. Gue memijat sedikit kepala gue. Gue mendongak ketika nyadar kolo sekarang gue harus ketempat jay dan julie. Gue menatap kesemua tempat untuk mencari jam. Jam 11.34. Gue melotot. Gue tidur kenapa kaya kebo banget? Astaga. Gue beranjak keluar dari kamar tamu. Sepi. Gue menaiki tangga dengan perlahan, kamar selena kan diatas.

Gue mendekat kearah pintu selena yang kebuka tapi berhenti tiba tiba langkah gue. Jantung gue berdetak kencang. Gue mundur sedikit dan menempel ditembok sebelah pintu kamar selena.

"Mama gak pernah ngerti ya sekarang."

Seketika gue merasa jatuh. Bukan tubuh gue yang jatuh tapi perasaan gue. Gue menggeleng dengan keras gak percaya ini semua.

Selena masih hidup.

Gue memejamkan mata gue dengan erat. Selena kolo masih hidup kenapa engga bilang ke gue? Jadi semua firasat jay itu bener, mommynya masih hidup. Gue tersenyum.

"Mama gak bisa ngertiin apa sel? Mam-"

"Mama kaya gini karna mama keterlaluan sayangnya ke justin. Mama sayang justin kaya anak mama sendirikan. Iyakan?"

"Justin emang anak mama, dia suami kamu, selena."

"Dia bukan suami aku lagi."

Senyum gue luntur. Mata gue membuka dengan cepat. Jantung gue kaya ditikam benda berat. Hati gue sakit. Ini sakit melebihi rasa sakit saat tau selena ninggalin gue. Lebih dari kata sakit.

"Kamu ngomong apa?"

"Ma, justin bukan suami aku lagi, okey. Terus mama kenapa bawa bawa justin masuk segala lagi kerumah ini."

"Selena, ini bukan anak mama. Selena kamu kenapa?!"

"Mama liat ini? Aku udah tunangan kan sama fredo, terus buat apa aku nganggep justin suami aku lagi. Lagian yang bikin aku celaka dan hampir bikin julie mati adalah justin bukan fredo. Fredo hanya penyelamat. Bahkan dia ngomong kedokter supaya mempalsukan kematian aku supaya justin nyesel apa yang justin perbuat waktu itu sama aku."

Fredo sama selena? Gue tetawa kecil. Ini mimpi.

"Jaga omongan kamu sel!"

"Ma-"

"Kamu ngomong kaya gitu didepan anak kamu!"

"Biarin, anak aku pikirannya udah dewasa, iyakan jay sayang?"

Gue gak ngedenger suara jay sama sekali.

"Mama gak percaya sama kamu sel. Kamu sekarang ngepihak papa kamu?!"

"Aku engga ngepihak siapapun."

"Mama tau dilubuk hati kamu, kamu cinta sama justin."

"Aku gak sama sekali cinta sama justin."

Udah cukup. Semua cukup. Semuanya udah menjelaskan.

Gue berdiri di pintu, mereka belum nyadar kolo gue ada disini. Tangan gue terkepal. Gue gak percaya kenapa selena kaya gini ke gue? Kenapa dia nyalahin gue kolo gue itu adalah yang hampir ngebunuh julie waktu itu. Gue tau gue salah waktu itu, tapi fredo disini yang terlalu salah dan selena ngebela fredo? Gak nyangka gue.

"DADDY!" Gue menatap kerah jay, lalu menatap kearah mama dan selena. Mereka menatap gue dengan tatapan kaget.

Jay berlari kearah gue lalu mengangkat jay dengan tenaga gue yang tersisa, gue tersenyum paksa kearah jay dan mengecup kening jay.

"Seneng ketemu mommy hm?" Ucap gue.

Jay ngangguk. "Dad, muka daddy kenapa?" Jay menatap gue dengan ngeri. Gue ketawa kecil lalu menggeleng.

"Gapapa sayang," gue menengok kebelakang dan mendapat bibi siapa teh lupa?

"Bi," bibi itu menengok kearah gue dan dia tersentak.

"Den justin, astaga den. Muka den kenapa?" Panik bibi itu. Gue tersenyum.

"Gapapa, bisa ajak jay main ke taman bentaran? Terus bawa bibi yang lain, buat jagain julie bentaran, bibi boleh ambil julie sekarang, masuk aja." Ucap gue. Bibi itu ngangguk lalu masuk kedalam kamar selena dan mengambil julie lalu keluar.

"Jay main dulu sama bibi okey? Kamu kenalan aja sama bibi." Ucap gue lalu mengecup kening jay dengan lama.

"Tapi dad-"

"Jay." Ucap gue tegas sambil menggeleng gelengkan kepala. Jay ngangguk lalu menggeliat digendongan gue.

Jay lalu memegang baju bibi itu lalu berjalan dengan riang, gue terkekeh. "Jagain ya bi."

"Iya den, siap." Gue ngangguk. Dan menatap bibi dan jay menuruni tangga. Lalu gue berbalik. Menatap selena yang gue rindukan.

"Hai." Bisik gue.

"Justin kamu denger semuanya?" Ucap mama selena. Gue menatap mama selena lalu ngangguk.

"Aku denger kok." Gue menatap selena yang menatap gue lalu membuang muka.

"Kenapa semua kisah aku berunjung perpisahan?" Ucap gue. Mama selena menatap gue dengan sedih.

"Kamu tunangan sama fredo sel?" Ucap gue, seleba mendongak kearah gue, menatap gue tanpa berkata.

"Jawab." Lirih gue. Hati gue sakit. Sangat.

"Iya." Ucap selena.

"Tau gak? Seberapa hancurnya aku yang kehilangan kamu waktu itu, seberapa gila nya aku 3bulan tanpa kamu. Kamu gak taukan ya aku gimana dirumah?" Ucap gue.

"Sampe sampe jay pernah takut sama aku gara gara aku suka ngebentak tiba tiba," gue memejamkan mata gue. "Kenapa kamu ngebales kaya gini?" Bisik gue.

"KENAPA KAMU NGEBALES KAYA GINI SELENA!? JAWAB!" Teriak gue. Mama sama selena kaget.

"Karna lo jahat. Dan oh mungkin aja tuhan gak akan menyatukan kita lagi." Ucap selena dengan santai tapi tangannya memegang erat bajunya.

"Seberapa jahatnya aku? Kamu benci sama aku?" Bisik gue. Gue ketawa kecil.

"Buat apa hidup? Buat apa aku hidup tanpa ada orang yang aku cintai disisi aku!?" Bentak gue.

"Lo emang gak pantas hidup, justin."

Gue terkejut. Suara fredo. Dan gue yakin apa yang dia lakuin setelah ini.

"Dan jangan sekali kali lo ngebentak selena kaya gitu. Dia tunangan gue." Ucap fredo.

Gue menatap kearah selena yang menatap kearah gue.

"Lo bener, gue emang gak pantas buat hidup. Dan selena tunangan lo. Selamat." Gue menatap selena dengan lembut.

"Rasa cinta aku emang terlalu besar, i love you sel, alwa-"

DORR!!

--

Sebenernya cape gue ngetiknya wkwk.

Vote sama comment yaa.

Mark my words [jelena]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang