Chapter 2| Stephanie

Start from the beginning
                                    

Stephanie memutar bola matanya sebal. "Lily Feronica Aldsworth! Astaga coba berhenti dulu, tarik napas dulu! Kamu bilang aku selalu bicara kalau lagi kesal? Tapi kamu juga tidak berhenti bicara kalau lagi penasaran!" Stephanie memotong ocehan Lily yang mungkin tidak akan berhenti kalau Stephanie tidak memotongnya.

"Oke sorry ... baik ceritakan"

Lalu Stephanie mulai menceritakan tentang masalah yang dibuat Isabelle. "---padahal itu hanya masalah sepele! Itu resiko kalau masuk jurusan kedokteran astaga! Apa dia tidak bisa mengerti itu?"

Lily yang dari tadi tertawa mendengar cerita Stephanie tidak bisa menjawab pertanyaan Stephanie karena terlalu sibuk mengatur napasnya disela tawanya.

"Coba kamu pikirkan! Kalau dia tidak berani menyentuh gunting operasi dan tidak mau ikut praktek, akan jadi dokter macam apa dia nanti?"

Lily yang tawanya sudah mulai reda menjawab, "aku tidak tahu, bisa jadi buruk. Atau mungkin lebih dari buruk" setelah Lily berkata seperti itu mereka kembali tertawa.

***

Stephanie dan Lily baru saja keluar dari boutique saat mereka berdua melihat Robert berbicara dengan seseorang. Lily yang mengenali orang tersebut langsung tersenyum dan menyapa "Hey brother" Lalu berjalan menghampiri dua orang yang berdiri tidak jauh dari pintu masuk Boutique. Stephanie masih berdiri di tempatnya sambil menatap Lily yang berpelukan dengan kakaknya. Setelah beberapa saat mereka berbicara, Lily menoleh kearahnya dan menyuruhnya untuk menghampiri mereka. Stephanie berjalan dengan sedikit ragu-ragu, sampai akhirnya dia berdiri di samping Lily, sahabatnya itu langsung merangkulnya dan berkata. "Brother, kenalkan ini sahabatku Stephanie. Stephanie kenalkan ini kakak laki-lakiku, Lucas" Stephanie bisa melihat Lucas dengan jelas, dan Stephanie langsung menarik napas melihat sosok didepannya. "Well nice to meet you Stephanie" Lucas berkata sambil mengangkat pergelangan tangannya untuk berjabat tangan.

"Oh .. umm .. yes nice to meet you too, I'm Stephanie" Stephanie langsung meraih tangan Lucas. Saat kulitnya menyentuh kulit Lucas, Stephanie seperti merasakan setruman yang membuat perutnya tidak karuan dan jantungnya berdetak dengan kencang. Ada apa ini? pikirnya panik. Stephanie langsung melepaskan tangannya karena sentuhan tadi. Setelah mereka sudah tidak saling berjabat tangan, Stephanie membuang napasnya yang tanpa disadari, ditahan olehnya sendiri.

"Baiklah kalau begitu, Ayo kita pulang! Ngomong-ngomong, kenapa kamu ada disini brother?" Tanya Lily bingung.

Lucas tersenyum dingin dan menjawab pertanyaan Lily dengan datar. "aku ada urusan di sekitar sini lil sis, dan aku ada perlu dengan Robert" Lily hanya mengangkat bahunya dan mulai berjalan memasuki mobil. Stephanie berjalan mengikuti Lily dan merasakan kalau Lucas menatapnya dengan lekat sampai dia memasuki mobil.

Mereka berdua dan Lucas menaiki mobil yang berbeda. Stephanie dan Lily menaiki mobil yang sama saat mereka datang. Sedangkan Lucas menaiki mobil yang berbeda. Secara tidak langsung mobil yang dinaiki Stephanie dan Lily mengikuti mobil yang dinaiki Lucas karena mobil pria itu berada di depan dan orang kepercayaannya yang bernama Robert juga satu mobil dengan Lucas. Jadi mereka aman untuk berbicara apapun di dalam mobil. Tapi bagus Lucas tidak satu mobil denganku, kalau sampai satu mobil? Aku tidak tahu apa yang terjadi! Ucapnya dalam hati.

"Stephanie?" Panggil Lily.

"Ya?"

"Jangan dekati kakakku" Lily sekarang menggunakan nada 'jangan main-main denganku' pada Stephanie. Biasanya Lily hanya menggunakan nada seperti itu jika Stephanie sedang didekati oleh pria yang 'menurut' Lily tidak cocok dengannya.

Pasti ada yang tidak beres! "Why?"

"Karena, kakakku adalah tipe orang yang tidak bisa memiliki hubungan serius. Maksudku dia selalu barganti wanita, paling lama dia berhubungan dengan wanita adalah satu minggu. Jadi jangan dekati dia, aku takut dia akan membuatmu sakit hati nantinya. Aku hanya tidak mau sahabatku menangis hanya karena kakakku yang 'seperti itu'. kamu mengerti maksudku bukan?"

Stephanie menatap sahabatnya lekat-lekat. "Tenang saja, aku tidak tertarik dengannya Lily. Jadi tidak perlu khawatir" bohong!

Lily menggelengkan kepalanya cepat. Sekarang air matanya mulai keluar dari mata biru indahnya. Terkadang sahabatnya bisa sangat emosional. "Iya aku tahu kamu, kamu pasti tidak akan tertarik padamu apalagi kamu masih mencintai Ian bukan? Yang aku khawatirkan kakakku. Dia sepertinya tertarik padamu. Aku daritadi memperhatikan tatapannya Fanny ... kamu seperti mangsa dimatanya ... astaga! Aku tahu sifat kakakku, dia tidak akan melepaskan sesuatu yang sudah diincarnya dan dia tidak akan berhenti sampai mendapatkannya apapun caranya. Setelah itu dia akan membuangnya begitu saja. Aku menyayangi kakakku hanya saja aku tidak mau persahabatan kita berantakan karena ulah kakakku yang 'tidak bertanggung jawab' saja" Lily mengutip kata 'tidak bertanggung jawab' dengan kedua tangannya. Stephanie hanya bisa mengangguk paham walaupun dia tidak bisa mencerna perkataan Lily.

Saat sudah mengerti apa yang dimaksud Lily, Stephanie hanya bisa membuang napasnya frustasi dan berkata kepada Lily. "Tenang saja, aku sama sekali tidak akan jatuh kedalam perangkapnya Lily"

***

Update chapter 2!

Gimana pendapat kalian tentang chapter 2?

Jangan lupa comment, vote, dan share ya :)

See you soon

DyahUtamixx

My Beautiful Rosè ✔ [SUDAH TERBIT]Where stories live. Discover now