Prolog

100 24 10
                                        

Adel mengerjakan soal dengan serius.
Memperhatikan dengan cermat, agar tak ada kesalahan. Membiarkan waktu berjalan begitu saja, tanpa memikirkan orang orang disekitarnya yang sedang kerasa kerusu mencari jawaban mereka masing masing.

"Waktunya sudah habis, silahkan kumpul soal dan lembar jawaban kalian" seorang pengawas beranjak dari kursi dan mulai mengambil soal beserta lembar jawaban para peserta.

"Baiklah sekarang kalian sudah bisa keluar".

Semua Peserta keluar ruangan dengan senyum puas.

"Akhirnya selesai juga" Adel menghela nafas lega.

"Adel" panggil seseorang.

"Gimana, soalnya gampang nggak ?" Tanya Nia yang muncul dari belakang Adel.

"Iya, gampang banget"

"Lo yakin, lo lagi yang jadi juara satu dalam olimpiade matematika ini ?"

"Yakin kok gue"

"Yakin apaan ?, kalau ngomong jangan dikit dikit dong"

"Yakin bakal jadi juara satu" ujar Adel.

"Gitu kek"

"Iya iya"

"Jajan yuk"

"Jajan dimana ?, ini tuh bukan sekolah kita" cetus Adel.

"Tuh diluar" tunjuk Nia.

"Lo aja deh, gue males"

"Lo kok gitu amat Adel ama gue"

"Males tau Nia, mending kita ke aula aja, pasti yang lainnya udah ngumpul juga"

"Iya deh gue nurut"

Adel bersama Nia menyusuri koridor  CISH menuju aula, tempat berkumpulnya para peserta olimpiade.

"Bu, bu itu Adel sama Nia"

Ibu Karin, guru sekaligus pembimbing olimpiade Bright International Junior High School atau biasa disingkat BIJHS, menengok ke arah Adel dan Nia.

"Gimana kerjaan kalian ?" Tanyanya pada Adel dan Nia.

"Aku jawab semua kok bu" yakin Adel.

"Kalau aku jawabnya cuman sembilan puluh delapan nomor doang bu, gimana dong ?" Ucap Nia.

"Nggak papa kok Nia, nanti kita liat aja gimana hasilnya"

.

Tidak sampai dua puluh menit hasilnya sudah keluar dan dimunculkan di layar LCD.

Semua Peserta sudah berkerumun didepan panggung ingin melihat siapa saja yang masuk sepuluh besar.

Karena yang masuk sepuluh besar akan diundang bersekolah di Charza International High School saat mereka sudah lulus dari tingkat SMP.

Siapa yang tidak mau masuk di CISH, sekolah elite dimana tempatnya orang orang berprestasi. Namanya saja sudah dikenal sampai luar negeri.

Adel mulai mencari namanya, dan ya dia menemukan namanya berada di urutan kedua, dan Nia berada di urutan ketiga.

Tapi siapa yang menduduki urutan pertama, pasti dia sangatlah pintar, nilainya saja seratus berarti soal yang dia kerjakan benar semua.

Adel melihat nama si urutan pertama dan orang itu adalah Naufal Medardo.

Yang benar saja, Naufal ? Siapa dia. Kenapa tiba tiba dia berada pada urutan pertama, padahal biasanya diurutan pertama itu adalah nama Adela Revanka, tapi kenapa kali ini bukan dia. Siapa orang itu ?

Adel mulai penasaran dengan orang yang bernama Naufal itu, dia sudah tidak sabar melihatnya.

Bagaimana tampang orang itu sampai berhasil menggeser kedudukan Adel yang selama ini berada pada urutan tersebut.

Mungkin Adel akan melihatnya saat SMA nanti.

Tbc







Log InWhere stories live. Discover now