Motor ninja merah berhenti di depan gerbang rumah bergaya mediterania berlantai dua. Rumah itu terlihat sepi, bahkan lampu yang belum di nyalakan nampak dari luar rumah.  Anna turun dari motor, Anna tersenyum kecut.

Sebelum berucap,
''Makas..'', suara Anna mengecilnhingga tak lagi terdengar di telinga.

Cowok yang mengantarkan Anna pulang, sudah pergi duluan sebelum Anna selesai mengucap terimakasih. Anna menghela nafas, ia mencoba tenang, tanganya terulur untuk membuka gerbang rumahnya.

Di halaman rumah Anna melirik garasi rumahnya yang masih di tutup.

Belum pulang ya, batin Anna

Anna melengos masuk ke rumah. Menyalakan lampu di ruang tamu, dan ruangan lainnya. Langkah kakinya ia hentikan di depan kamar berpintu biru muda. Dengan perlahan ia membuka pintu itu, dan masuk tanpa minat dan membanting badan nya di kasur.

''Anjing baget tuh cowok, sok dingin kayak gitu..,'' gumam Anna seraya menatap langit langit kamar tidurnya

''Udah untung di peluk cewek cakep kayak gue'' , Anna menggerutu dan merubah posisi tidurnya menjadi duduk.

''Elah ngaps banget gue mikirin dia'', tanganya berusaha melepaskan kaus kaki bergambar kumbang dari kaki nya sendiri.

''Mending gue mandi , ''

Dua puluh menit kemudian Anna duduk di depan meja rias dengan menatap iba wajahnya. Wajahnya tak pernah terpoles sama sekali, hanya ketika ia ingat baru akan di oleskan pelembab dan bedak bayi. Anna tertawa getir, ia yakin  tak ada satupun orang yang akan tertarik dengan nya. Kulitnya pucat, dan memiliki kantung mata layaknya panda.

''Njjir gue galau,. '', gerutunya sendiri sambil melempar asal sisirnya ke kasur.

''Enaknya ngapain ya..,'' ia mengetukkan jari telunjuk di dagunya, ia berfikir.

''Video call an sama Bang Ardan aja, udah lama gak vidcall an'', ia segera meletakkan laptopnya di tengah kasur spring bed nya itu.

Anna keluar kamar dan menuruni satu persatu anak tangga dnegan tergesa gesa seperti biasanya. Hanya satu kata di otakknya sekarang. Cemilan. Anna akan mengorek habiskan semua cemilan di kulkas.

Semua siap, Anna kemudian menghubungi bang Ardan.

''Hay bang .. Lu sibuk kagak?''

''Buset, sejak kapan lu jadi bocah sopan kayak gitu''

''Lah tai lu bang,..''

''Tuh baru aja di puji langsung kotor aja tuh mulut. Minta di cium abang ya?'' Layar laptop Anna menampakan wajah abangnya itu dengan bibir yang monyong monyong ke depan.

''Idih ogah .. ''

''Ngarep ya lu?'', kini Anna menyipitkan matanya ke pada Ardan yang sedang berada di kamar apartemennya.

''Najong mending gue di cium grandong keles..''

Mendengar jawaban itu, lantas Anna menggigit kripik Pisang nya kuat kuat, seperti nya ia menganggap Ardan sebagai kripik pisang tersebut.

Hacker Vs BloggerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang