28. Jangan letih

4K 468 93
                                    

Cinta meletakkan Rendra di atas ranjangnya. Ia menutupi tubuh mungil Rendra yang hanya memakai pamper dengan baby bathrobe. Rendra pun mulai merangkak ke arah ayahnya yang masih tertidur dengan nyenyak. Senyum Cinta pun tersungging. Melihat tingkah Rendra yang selalu saja mengambil alih tugasnya untuk membangunkan ayahnya. Rendra seakan mengetahui apa yang harus dilakukannya saat melihat ayahnya tertidur.

Setelah Rendra berada di tengah ranjang, Cinta pun menggendong Aresh untuk segera dimandikan. Ocehan Aresh terdengar semakin riang kala melihat kembarannya, Rendra, berada di samping ayahnya. Tangannya melambai-lambai seakan ingin bergabung dengan kakaknya, Rendra. Cinta tersenyum melihat Rendra yang sedang menciumi wajah ayahnya.

"Ayah, bangun!" seru Cinta sembari memijat tengkuk Raka yang sedang tidur menelungkup.

"Pa ..., pa," gumam Aresh.

"Pa," gumam Rendra menepuk-nepuk pipi Raka yang masih memejamkan mata.

"Ayah! Bangun! Bunda mau memandikan Aresh ini," ulang Cinta yang masih berusaha membangunkan suaminya, Raka.

"Pa!" seru Rendra yang semakin keras menepuk-nepuk wajah Raka, sesekali mencoba menggigit pipi ayahnya.

"Huum," gumam Raka yang mulai merasa terganggu dengan ulah Rendra dan suara berisik dari Cinta.

"Ayah!!! Bangun dong! Bunda mau memandikan Aresh nih, jagain Rendra!" seru Cinta sebelum beranjak ke kamar mandi.

"Iya, Bund." Raka menyahuti singkat.

"Bangun, Yah!!! Awas kalau sampai Rendra jatuh!" peringat Cinta seraya mencubit lengan Raka dengan kuat.

"Awww!!!" erang Raka kesakitan, membuatnya terpaksa membuka kedua matanya.

"Pa," gumam Rendra menyambut ayahnya yang baru saja terbangun.

"Ayah, Bang. Bukan Papa!" protes Raka yang tak suka jika si kembar bergumam 'papa'.

"Pa ..., pa," gumam Rendra kembali sebelum tangan kanan Raka menariknya untuk dipeluk.

Cinta pun memandikan Aresh dengan tergesa-gesa. Hari ini, pasti akan menjadi hari panjang dan melelahkan baginya. Karena ibu mertuanya harus ke kantor. Terlebih Tita yang juga harus diurusnya, karena Zayn belum memberikan kepastian kapan akan pulang. Berharap hari ini suaminya, Raka, bisa berada di rumah untuk membantunya. Walau ada Mbok Ranti yang membantunya, namun segala keperluan dan kebutuhan si kembar sepenuhnya adalah tanggung jawabnya.

Senyum Cinta kembali mengembang. Melihat suaminya, Raka, memeluk Rendra yang sedang menciuminya. Diambilnya smartphone yang berada di atas meja rias. Kemudian memotret pemandangan bahagia itu beberapa kali. Ia kembali meletakkan smartphone itu kala Aresh berusaha meraihnya. Aresh segera merangkak menghampiri Rendra yang sedang terkekeh karena ciuman gemas dari ayahnya. Ia seakan tak memedulikan ikatan baby bathrobe-nya yang terlepas. Kekehan si kembar pun terdengar ketika Raka mulai terbangun dan menggoda keduanya.

"Pa ..., pa!" oceh Aresh.

"Ma!" sahut Rendra seraya mendorong tubuh Aresh yang sedang duduk.

"Papa!" seru Aresh keras setelah memukul kepala Rendra.

"Wooo! Abang, Aresh, sini sama Ayah! Nggak usah berebut begitu, Ayah nggak akan kemana-mana," lerai Raka yang melihat seringaian kesal dari wajah si kembar.

"Aresh, pakai baju dulu yuk!" ajak Cinta seraya mengulurkan kedua tangannya untuk menggendong Aresh.

"Papa!" gumam Aresh yang menolak ajakan Cinta.

"Sini sama Ayah!" sahut Raka.

"Pa ...,pa." Rendra kembali memukulkan mainan teether-nya kepada Aresh.

Cinta's CaptionsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang