Kesakitanku

3.7K 404 121
                                    


Aku segera berpegang pada daun pintu. Tak terima dengan apa yang diucapkan Theo. Disampingku, kedua orang tua ku berusaha menenangkanku dengan mengelus punggungku. Tapi, itu semua sia-sia.

Jantungku seketika berdebar kencang. Aku menggigit bibir bawahku dengan keras. Berusaha menahan air mataku yag telah menggenangi mataku.

"Bohong. Pasti bohong." Aku terus menggeleng-gelengkan kepalaku. Benar-benar tak percaya dengan semua ini. Semua ini pasti hanya mimpi burukku.

"Pa, mama ambil tas dulu. Pegangi Hermione."

"Iya, Ma. Cepet ya ma."

Semakin lama kakiku semakin tidak kuat menahan bobot tubuhku. Untungnya, ada ayah dan Theo yang memegangiku. Kepalaku pusing. Rasanya seperti akan pecah.

Ini tidak mungkin nyata. Pasti aku hanya sedang berkhayal.

Seseorang tolong yakini aku kalau ini semua tidak benar.

[.]

"Draco masuk rumah sakit, mione. Dia.. dia dikeroyok. Gua nggak tau seberapa banyak. Yang pasti, menurut saksi mata, Draco dipukulin sama belasan orang. Gua nggak tahu keadaannya kaya gimana sekarang. Gua disuruh Blaise buat jemput lo dulu."

Kakiku terus berlari. Meninggalkan orangtua ku dan Theo dibelakang. Aku tidak peduli berapa banyak orang yang mengumpat karna aku tabrak. Pikiranku kalut. Aku tidak bisa berpikir apa-apa. Bernapas pun rasanya susah.

Aku tiba dilantai tiga. Langsung saja aku mencari ruangan Draco. Saat tiba di ujung lorong, aku melihat beberapa siswa dari sekolahku yang merupakan teman Draco. Disana juga ada Bu Sally dengan bunda Draco dan seorang pria yang aku yakini adalah ayah Draco.

Aku berjalan dengan pelan ke arah mereka. Ternyata dibelakang sudah ada kedua orang tuaku dan Theo. Mungkin mereka ikut berlari sepertiku.

Entahlah, perasaanku sangat tidak enak. Apalagi saat melihat Blaise yang berjongkok di lantai dengan punggung yang bersandar di dinding. Dia.. dia menangis.

Aku menelan saliva susah payah. Lalu menghampiri Blaise dengan seluruh tubuh yang mendingin.

"Blaise." Cowok itu langsung menegakkan kepalanya dan berdiri ketika melihatku.

"Hermione?"

Wajahku keras. Berusaha mati-matian untuk tidak terpengaruh dengan semua orang yang menangis.

Dia tidak apa-apa. Dia hanya luka biasa. Ya, pasti dia tidak apa-apa.

"Blaise, gimana keadaan Draco?" Tanya Theo mewakilkanku. Ayah dan Mama juga sudah ada di belakangku. Memegangi pundakku.

Dalam hati, aku terus meyakini diriku sendiri kalau tidak terjadi apa-apa pada Draco.

Draco ku itu kuat. Dia tidak lemah.

Aku yakin itu.

Tuhan, tolong buat keyakinanku itu nyata.

Ku mohon..

"Draco.. Draco udah nggak ada, Theo."

Kuat. Kau pasti kuat Hermione. Ini semua hanya lelucon. Ini semua pasti hanya kejutan yang dibuat Draco. Ya, itu pasti.

Kuhentakkan bahu Blaise dengan kencang sampai menubruk tembok.

"KALO NGOMONG TUH YANG BENER?! JANGAN MAIN-MAIN DONG!!"

Kuat. Kamu harus kuat Hermione. Ini hanya lelucon. Ini tidak nyata.

Seluruh tubuhku gemetar. Blaise tidak mengatakan apa-apa lagi. Ia kembali berjongkok sambil memegangi kepalanya.

CHAIRMATE [DRAMIONE]Where stories live. Discover now