Hari Baru

17K 800 41
                                    

Kenalin, namaku Hermione. Nama panjangnya Hermione Granger. Ini adalah hari pertamaku bersekolah disekolah baru. Sebenarnya, aku tidak terlalu suka pindah sekolah. Ralat, aku benar-benar tidak suka. Kalau bukan karna tempat kerja ayahku yang pindah ke kota ini dan otomatis rumahku juga pindah, mana mau aku pindah sekolah.

Ahhhh, aku itu agak susah bersosialisasi ditempat baru. Aku aja baru dapat teman disekolah lamaku setelah satu bulan bersekolah disana.

Pokoknya hari ini pasti menjadi hari yang panjaaaang banget!! Huh, nyebelin.

"Kenapa muka kamu ditekuk gitu?" Tiba-tiba mama yang sedari tadi diam, mulai bersuara. Kelihatan banget memang ya mukaku yang asem ini?

"Gapapa, Ma." Jawabku sekenanya. Aku masih ngambek.

"Oo.. gapapa.." Katanya. Respon macam apa itu? Mamaku itu memang manusia paling tidak peka didunia!

Aku hanya bisa mengambil napas dalam-dalam dan menghembuskannya keras-keras. Sabar.. sabar..

"Mione, ayo berangkat. Nanti kamu telat!" Teriak ayah dari luar rumah.

"Iya, tunggu yah!" Jawabku sembari menjejalkan potongan roti isi selai cokelat terakhir ku kedalam mulut. Tak lupa aku menyalami mama.

Sepanjang perjalanan aku getar-getir sendiri. Bayangan perlakuan senioritas langsung terputar diotakku.

Seperti dikunciin dikamar mandi, disuruh traktir seisi kantin, dilemparin telur dan terigu, di jambak-jambak kakak kelas, atau disuruh nyanyi sambil goyang gergaji ditengah lapangan??!!

Aakkhhh!! Bunuh aja adek di rawa-rawa!!

~

Aku sampai disekolah 30 menit kemudian. Baru aku masuk gerbang, mataku menangkap segerombolan cowok yang sedang nongkrong-nongkrong dipinggir lapangan.

Kakiku melangkah cepat melewati sekumpulan cowok-cowok tidak punya otak yang kerjanya cuma mengganggu anak gadis orang doang itu. Tapi na'asnya, salah satu dari mereka menghadang langkahku.

"Eh, kok lewat doang sih? Nggak mau nyapa kita-kita dulu nih.."

Aku menelan saliva dengan susah payah. Kayanya akan ribet nih.

"Sorry, saya buru-buru."

"Eiits.. kok buru-buru banget?" Lagi-lagi orang itu menghentikan langkahku.

Oh Tuhan, seandainya ada cowok yang membebaskan aku dari gerombolan penyamun ini, kelak akan aku jadikan pacar. Kalau orang itu cewek, akan aku jadikan sahabat karib. Please...

"Udahlah, lepasin aja tuh cewek. Ntar mewek lagi."

Aku menolehkan kepalaku kearah sumber suara. Terlihat di sana seorang cowok dengan rambut pirang mencolok yang duduk paling pinggir diantara gerombolan penyamun itu.

"Beruntung kamu dilepasin sama dia." Kata cowok yang tadi terus menghadangku sambil menunjuk cowok pirang itu.

Lah, kenapa malah yang menolongku anggota dari geng penyamun itu?

Oke, oke. Tadi aku belum janji ya.. Jadi kalau aku melanggar--

"Ngapain masih disitu? Jangan-jangan emang lo yang mau digangguin ya?" Kata cowok pirang itu lagi.

Segera aja aku pergi dari tempat itu. Daripada aku jadi cemilan mereka. Pokoknya aku tidak boleh berurusan dengan mereka semua. Jangan sampai pokoknya!

***

"Namaku Hermione Granger. Kalian bisa memanggilku, Hermione."

Aku tersenyum manis didepan kelas. Semuanya menerima ku dengan baik. Ternyata teman-teman sekelasku ini ramah-ramah.

"Yasudah, Hermione kamu duduk di.." Pak Warent mengedarkan pandangannya keseisi kelas. "Di meja paling belakang barisan ketiga itu, ya."

"Iya, makasih ya Pak." Aku pun berjalan menuju mejaku. Ternyata aku duduk sendiri. Tidak ada yang semeja denganku, karna semuanya kulihat sudah memiliki chairmate masing-masing. Huft, sendiri itu tidak enak loh.

Pelajaran pertama, yaitu Fisika sudah berlangsung selama satu jam. Ternyata cara mengajar Pak Warent mudah dimengerti. Dia juga sangat ramah terhadap murid. Tidak pernah kulihat dia marah sekalipun. Sepertinya aku akan suka dengan sekolah ini.

Cklek! Diantara gemaan suara Pak Warent dikelas, terdengar pintu kelas terbuka. Sontak Pak Warent menghentikan omongannya. Semuanya kini menoleh kearah pintu.

Dahiku mengkerut ketika melihat seseorang yang berjalan dengan santai masuk kedalam kelas tanpa takut sedikitpun. Bahkan dia tidak mengucapkan salam sama sekali dan melewati Pak Warent begitu saja!

Mataku menyipit ketika menyadari, ternyata orang itu adalah.. adalah..

"Minggir!"

Bahuku tersentak. Orang itu sekarang sudah ada di samping mejaku. Ia berdiri menatapku dengan tatapan datarnya.

Aku bingung, aku salah apa? Aku harus lakukan apa?

"Lo punya kuping 'kan? Gua bilang, ming-gir." Katanya lagi.

Aku semakin bingung. Kalau dia mau duduk, kan masih ada bangku kosong di sebelahku.

"Itu 'kan masih ada yang kosong, kenapa nggak duduk disitu aja?" Tanyaku menatap matanya. Ternyata matanya itu biru keabuan. Ah, mata yang indah.

Eh, aku bilang apa tadi?

"Yang lo duduki itu bangku gua. Jadi mendingan lo minggir atau-"

"Atau?" Tantangku dengan dagu sedikit terangkat. Orang ini benar-benar menyebalkan!

Dia menatapku tajam. Bibirnya yang tipis dan merah itu bergerak-gerak seakan mencibirku tanpa suara. Ah, lagi-lagi kenapa aku memperhatikan fisiknya?

Dari ekor mataku, kulihat orang-orang memandangku dengan sesekali menggelengkan kepalanya. Aku tidak bodoh. Mereka pasti mengisyaratkan kalau aku tidak usah cari gara-gara. Pasti pria pirang ini sangat berbahaya.

"Oke, aku yang pindah."

Aku pun pindah ke kursi sebelahnya. Memang apa bedanya? Kita tetap satu meja.

Tapi tunggu. Berarti aku dan dia..

Chairmate?

***

Haiii!! I'm Come back. Tadinya mau hiatus selama satu bulan, tapi tangan gatel mau nulis ini cerita. Hehee

Sengaja aku mau buat cerita dramione yang kaya gini. Aku bosen nulis cerita yang bahasanya formal 😁 mau kya anak muda lainnya gtu lohhh, hehehe
Maaf ya kalo pada gak suka...

Klo suka jgn lupa vomment ya... makasih 😊

SRS

CHAIRMATE [DRAMIONE]Where stories live. Discover now