DUA BELAS: UNGKAPAN RASA GAGA

Mulai dari awal
                                    

"Lo berani sama gue?" Cowok itu terkekeh meremehkan kemampuan Gaga. Mentang-mentang badannya berbobot lebih besar dari lawannya.

Gaga berhasil melepaskan gumpalan tangan yang mencengkeram kasar kerah bajunya, lalu mendorong Riski masuk ke dalam kelas. Gaga tidak mau ada guru yang melihat mereka ribut di luar kelas seperti ini. Gaga ingin menyelesaikan masalah ini sekarang juga, tanpa ada yang memisahkan. Gaga perlu memberi cowok itu pelajaran. "Gue gak suka lo pegang tangan dia."

"Tutup pintu kelas. Biar gak ada guru yang liat." ucap salah satu anggota Riski.

Ini adalah kesenangan Riski. Dia gemar berkelahi. Apalagi sekarang musuhnya cukup oke untuk mengukur kekuatannya. Sudah lama dia penasaran dengan kekuatan seorang Gaga yang dia ketahui pandai bela diri. "Memangnya lo mau apa kalau gue pegang-pegang dia? Gue rasa, ini cewek kalau gue peluk gak bakal nolak kok." Riski mencolek dagu Ashila untuk kedua kalinya.

Melihat kekurangajaran Riski, Gaga langsung mendorong tubuh besar cowok itu ke meja hingga membuat susunan meja berantakan. " Sekali lagi lo berani sentuh dia, lo gue habisin!"

"Gue bakal hajar lo sekarang juga!" Tangan Gaga terkepal tak bisa lagi menahan desakan untuk segera menghajar Riski.

Riski dengan sigap membenarkan posisinya untuk kembali berdiri. "Gak usah sok jagoan lo! Memangnya ada hubungan apa lo sama ini cewek?"

Hening. Satu detik, dua detik, tiga detik.

"Gue pacarnya." ungkap Gaga yang membuat Riski tambah terpancing ingin terus membuat Gaga emosi. Tak kalah, kondisi kelas pun menjadi riuh mendengar pengumuman tegas Gaga.

"Oh.... pacar. Gue mau cium pacar lo boleh, kan?" Riski tergelak angkuh.

"Bangke lo!" Gaga melesatkan pukulan terbaiknya tepat ke rahang sebelah kanan Riski namun cowok berbadan besar itu dengan lihai menghindar.

Ashila memegang bahu Gaga dan dari tatapan mata Ashila, terlihat sekali sangat memohon agar tidak perlu lagi melanjutkan perkelahian ini. "Sudah, Ga. Cukup." Suara Ashila membuat Gaga meredam emosinya untuk sesaat.

Riski terus tertawa. "Ayo hajar gue lagi!"

"Gue tantang lo pulang sekolah berantem di halaman belakang." Gaga mendengus panas, melengos keluar kelas setelah mengucapkan itu.

Gaga dan Ashila pergi ke taman sekolah. Ashila menarik tangannya dari pegangan Gaga. Gaga tahu, perempuan itu pasti meminta dirinya menjelaskan atas ucapannya beberapa saat lalu. Setelah sampai di taman, benar saja Ashila langsung memprotes ucapan Gaga. "Maksud lo apa sih tadi bilang gue pacar lo?"

"Gue tadi cuma belain lo aja. Gak ada maksud apa-apa." Gaga berusaha menjelaskan.

"Bilang makasih kek." sambungnya, membuat Ashila menggeleng tidak mengerti.

"Tapi mereka kira kita pacaran beneran, Ga." Suara Ashila meninggi. "Lagi pula gue bisa jaga diri gue sendiri."

Gaga tidak ada niat sama sekali untuk bertengkar dengan Ashila seperti ini. Sekarang entah mengapa semuanya menjadi serba salah. Gaga hanya ingin menolong saja. "Tangan lo dipegang-pegang kayak tadi, lo bilang bisa jaga diri?" tatap Gaga serius. "Gue cuma gak mau lo digangguin kayak tadi."

"Masalahnya sekarang mereka pikir kita pacaran." Ashila membalikkan badan tidak mau menatap mata Gaga.

"Gue gak pernah peduli apa yang orang-orang pikirkan." Suara itu membuat Ashila kembali melihat Gaga.

Ashila menggeleng lalu berjalan mendekati Gaga. "Lo egois, Ga. Gue benci sama lo." Setelah mengucapkan itu, Ashila pergi meninggalkan Gaga sendiri di taman sekolah.

Pangeran KelasTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang