Part 2: Cola Bear Mission

921 100 16
                                    

Seluruh saraf di tubuh Keo menegang. Bagaimana ia bisa lupa? Novel itu tebal, dan iris di dalamnya langsung gepeng terjepit. Tidak langsung terlihat. Tapi Noaki akan menemukannya cepat atau lambat. Bagaimana kalau Noaki jadi salah paham? Mengira ia sengaja memberinya bunga? Iris Neomarica Candida pula!

Say it with flower. Bahasa bunga. Apa arti iris, Keo?

Oh, tidak! Keo pernah googling Internet. Kalau diberikan sebagai hadiah, iris bisa menjadi simbol keyakinan, harapan, keberanian, dan kekaguman. Tentu saja tidak ada makna yang buruk, tapi....

Setelah kisah Layang-layang dan Angin berakhir baik, ia tidak mau Noaki mengiranya membuat cerita baru. Bagaimana kalau Noaki membalasnya dengan cara tak terduga, seperti pindah sekolah?

Pemikiran itu membuat kakinya terpicu lari ke kantin. Di sana ramai sekali. Matanya mencari-cari. Itu dia, duduk bersama Ajeng dan kawan-kawan. Novel diletakkan di meja. Terbuka di halaman awal, karena Noa mulai membaca sambil makan. Apa yang harus dilakukannya? Mendekat dan mengambil novel itu begitu saja sambil bilang, tidak bagus makan sambil membaca, bisa nyasar ke hidung? Tidak. Noaki akan mengira ia cuma cari-cari alasan untuk bergabung.

Keo membeli minuman dan mengawasi dari jauh. Noaki duduk diapit Ajeng dan seorang anak perempuan berambut panjang tergerai. Kok jadi seperti stalker begini, keluhnya dalam hati. Tapi ini perlu dilakukan untuk memastikan Noaki tidak menemukan bunga itu sambil mencari-cari cara. Uuh... ke mana ide-ide brilian itu saat dibutuhkan?

"Kamu awasi Noaki, aku awasi Toby." Seb tiba-tiba sudah duduk di sampingnya, mepet-mepet. Berbisik penuh konspirasi. "Apa pun masalahmu dengan Noaki, buat kamu, pasti lebih berat ketimbang masalahku dengan Toby. Kasihan. Aku bantu, deh. Tapi kamu harus bantu aku mendapatkan tutup botol Cola Bear itu."

Keo mempertimbangkannya dengan cepat

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Keo mempertimbangkannya dengan cepat. Benar juga Seb. Masalah orang lain biasanya terasa lebih mudah. Karena tidak terlibat secara langsung, tidak emosional, mungkin kita jadi lebih kreatif. Dan begitu saja, ide-ide brilian itu muncul sekarang, tapi judulnya, Cara-cara Mudah Mendapatkan Tutup Cola Bear dari Toby.

"Baik. Kita bertukar misi." Keo berbisik juga. "Kamu lihat novel yang dibaca Noa? Ambil dan berikan padaku."

Mata hijau Seb menyelidik. "Novel yang kamu kasih ke dia di kelas tadi?" Nadanya seperti bilang, Keo, kamu enggak sedang mengigau kan?

"Ya, novel itu. Enggak, aku enggak mengigau." Keo bersungut-sungut. "Pakai cara kreatif agar novel itu kembali ke tanganku, tapi Noaki tidak boleh tahu aku yang minta. Jelas?"

Seb menepuk punggungnya keras-keras, sampai Keo nyaris tersedak. "Gampang. Boleh aku tahu alasannya?"

"Tidak."

"Oh, oke." Seb bangkit. Berjalan menuju bangku Noaki. Keo memperhatikannya dengan jantung berdebar keras. Untung posisinya tersembunyi di balik tiang, tidak mudah terlihat dari meja Noaki. Tapi ia bisa mengamati dengan leluasa, ketika Seb mengajak Noaki mengobrol dulu. Mungkin basa-basi. Lalu seperti baru melihat novel itu, Seb menunjukkan ketertarikan. Noaki menutup buku, memperlihatkan sampulnya. Seb mengulurkan tangan, dan Noaki begitu saja memberikan buku itu. Kini Seb melakukan hal yang membuat rambut Keo langsung berdiri karena ngeri. Menyisir halamannya dengan cepat. Tidaaaak. Iris di dalamnya bisa jatuh, dan Noaki akan tahu.

Keo&Noaki #6.5: Bunga Berbunga Rasa (Complete)Where stories live. Discover now