Yuri tersenyum. "Selamat ulang tahun, Jungkook-ah. Kau sudah semakin tua sekarang." ucap gadis itu terkekeh.

Dulu, ucapan itu adalah hal yang paling ia tunggu setiap tahunnya dari mulut gadis itu. Memori-memori tentang mereka berdua bagaikan slide-slide film yang berputar di otaknya sekarang. Jungkook ingat, saat ulang tahunnya ke-18 tahun. Hari dimana ia merayakan ulang tahun untuk pertama kalinya bersama gadis itu. Hari dimana ia jatuh cinta untuk pertama kalinya. Ketika persahabatan mereka berubah menjadi cinta.

Ya... Cinta. Cinta yang bertepuk sebelah tangan.

Mereka berdua sangat dekat. Namun, tidak dengan hati mereka. Yuri tidak pernah membalas perasaannya. Bertahun-tahun, ia mengejar gadis itu dan hal ia dapatkan adalah kekecewaan yang tiada habisnya. Ia harus merelakan rasa sakit menikamnya ketika gadis itu lebih memilih laki-laki lain.

Rasa sakit dan kecewa semakin menumpuk menyesaki hatinya. Ia masih merasakan sakit itu sampai sekarang. Rasa sakit yang luar biasa yang ditorehkan oleh gadis Kwon itu.

Ketika ia sudah sakit diambang batasnya dan memilih berjalan mundur. Yuri tiba-tiba ingin menariknya untuk maju. Ketika ia ingin menyerah dengan perasaannya, gadis itu datang menghampirinya. Gadis Kwon itu membalas cintanya yang dulu selalu ia kumandangkan.

Ya... Dulu. Sebelum, rasanya itu sedikit demi sedikit memudar karena sesosok gadis Shin yang tiba-tiba hadir dihidupnya.

Jungkook tidak memungkiri jika ia ingin melangkah maju untuk menghampiri gadis Kwon itu. Membuang rasa menyerahnya dan menyambut gadis itu yang kini membalas perasaannya. Namun, dalam dunianya sekarang ia tidak lagi berdiri sendiri. Shin Jinri kini berdiri disampingnya dalam dunia hitam putihnya. Memberi warna lain di dunianya. Warna itu sudah terlanjur bercampur yang semakin mengaburkan pandangannya pada Yuri yang juga menawarkan warna untuk dunia hitam putihnya.

Jungkook tersenyum tipis. "Terima kasih." ucapnya dengan nada bicara yang tenang.

Yuri membalas senyuman laki-laki itu dengan senyum yang menaruh beribu-ribu harapan. Entah kenapa, suara Jungkook seperti alunan musik merdu yang menghangat hatinya. Suara yang ia rindukan.

Yuri mengambil satu langkah dengan pandangannya yang masih lekat pada mata Jungkook yang juga kini tengah memandangnya.

"Aku mencintamu, Jeon Jungkook."

Ungkapan yang keluar dari mulut gadis cantik itu berhasil meredamkan keriuhan suara di ruang sekretariat tersebut. Kini, semua mata tertuju pada mereka berdua. Taehyung dan Jimin serempak tersedak cola yang baru mereka minum ketika mendengar Yuri yang tanpa malu mengungkap perasaannya di tengah teman-teman Jungkook sekarang. Hanbin yang berdiri tidak jauh dari Jungkook dan Yuri bahkan hampir saja menjatuhkan ponselnya di tangannya. Ia sedang sibuk membuat caption untuk foto ulang tahun Jungkook di instagramnya.

"Jadi, mereka berdua memiliki suatu hubungan," gumam Hanbin.

"Aku yakin mereka berdua adalah sepasang kekasih." Gumam Bobby yang entah sejak kapan sudah berdiri disamping Hanbin.

"Sepertinya aku harus mengganti captionnya." Gumam Hanbin kembali sambil membaca ulang caption panjang lebarnya yang akan ia post bersama foto Jungkook yang tengah meniup lilin ulang tahunnya bersama Yuri.

Jungkook tidak mengeluarkan ekspresi apapun. Ia hanya menatap datar gadis itu. Seolah-olah ungkapan Yuri hanyalah angin lalu baginya.

Hal yang tak terduga dilakukan oleh Jungkook membuat senyum gadis Kwon itu luntur seketika. Jungkook langsung berbalik meninggalkannya.

"Terima kasih untuk pestanya. Aku harus pulang. Ada yang lebih penting menungguku dirumah," ucapnya dengan nada bicara yang benar-benar tenang namun langsung menusuk tepat sasaran.

Married by AccidentWhere stories live. Discover now