TIGA BELAS : Shall We Date?

Mulai dari awal
                                    

Aldrich merapikan rambut bagian atasnya karena gugup.

"Baiklah, ayo kita pergi."

***

Aldrich menatap Yura yang sedang makan dengan pandangan bingung. Dilihatnya 'kekasihnya' itu yang makan dengan lahap. Aldrich baru menyadari bahwa porsi makan Yura sangatlah banyak.

"Apa?" tanya Yoona heran ketika melihat Aldrich hanya menatapnya saja, sedangkan makanan laki-laki itu sendiri belum tersentuh.

"Tidak apa-apa." Aldrich memasukkan satu kentang goreng ke dalam mulutnya.

"Aldrich, kau belum menjawabku."

"Tentang apa?"

"Mengapa kau menjadi psikopat."

Aldrich menghentikan kegiatan makannya. "Bukankah sudah kubilang nanti saja membahas ini?"

Yura tersentak ketika nada bicara Aldrich menjadi dingin. "Maaf."

Yura menunduk dan memegang sendok dengan gemetar. Aldrich menghela napasnya pelan.

"Kau tahu sendiri bahwa psikopat itu gangguan kejiwaan, dari kecil pun aku sudah begitu.

"Dan, ayahku yang memperparah hal ini," ungkap Aldrich getir, lalu tiba-tiba ia tertawa. Membuat Yura terkejut sekaligus merasa takut.

"Apa masih pantas dia kusebut ayah? Menjijikkan." Aldrich menusuk daging di piringnya yang lain dengan garpu yang ia pegang. Yura dapat melihat rahang Aldrich mengeras.

"Maaf sudah menanyakan itu," cicit Yoona pelan.

"Tidak apa-apa." Aldrich tersenyum dan mengelus kepalanya lembut.

"Bolehkah aku minta hadiah taruhanku sekarang?"

***

Yura menghirup udara sore hari dengan senyum yang mengembang di wajahnya, ia senang sekali bisa berjalan-jalan sebentar sebelum pulang. Ia meregangkan otot yang terasa kaku, kemudian mendesah pelan. Andai saja setiap hari terasa indah seperti ini.

"Sayang kita tidak membawa bekal," ucap Aldrich menyesal.

"Baru saja tadi kita makan dan kau sudah menyinggung tentang bekal."

Aldrich tertawa pelan. "Tengah malam pun aku akan tetap melakukan piknik jika itu bersamamu."


Yura mencebik.

"Darimana kau belajar mengucapkan hal seperti itu? Benar-benar menggelikan!" Yura menjulurkan lidah mengejek dan segera berlari ke arah taman.

"Catch me if you can!"

Mau tidak mau Aldrich kembali tertawa, melihat kelakuan menggemaskan Yura yang seperti anak kecil membuatnya sangat ingin memeluk perempuan itu erat-erat. Lagipula ia merasa bersyukur, Yura seperti sudah melupakan fakta bahwa ia adalah psikopat. Karena perempuan itu tidak pernah menyaring apa yang diucapkannya.

"Awas saja kalau aku dapat menangkapmu, Shin Yura! Aku akan memberimu hukuman!"

Aldrich mulai berlari dengan kecepatan mengagumkan untuk mengejar Yura.

"Mom, apa yang mereka lakukan? Mengapa mereka berlari-lari seperti itu?" tanya seorang anak kecil kepada ibunya.

Yang ditanya pun menyahut. "Mungkin mereka orang yang baru menikah sayang, memang biasanya seperti itu."

My Psychopath Boyfriend (SUDAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang