"Iya, Om. Baru kelas 11," jawab Flo singkat. Ia berharap pria ini akan menolak untuk dinikahkan dengannya saat mengetahui status Flora yang masih pelajar.

"Saya kira Om Ari bakal jodohin saya sama perempuan yang hanya beda beberapa tahun di bawah saya," jelas Dira.

"Padahal saya gak minta buat dinikahin loh. Lagian gak masuk akal juga sih kalo pembayaran hutang tapi justru dapet perempuan, kayak sinetron aja," lanjut Dira. Ia terkekeh di akhir ucapannya.

"Anjir. Sok asik banget sih. Sok kenal sok deket," gumam Flo dalam hati.

"Padahal saya juga sempet nolak buat dikenalin sama kamu, saya nyaranin buat dicicil aja hutangnya tapi malah Papa yang setuju sama tawaran Om Ari," lanjut Dira lagi. Flo jenuh. Apa-apaan sih pria di hadapannya ini. Ganteng sih tapi cerewet kayak mulut cewek.

"Permisi Mas, Mbak, ini makanannya," ujar seorang waiter yang datang membawa pesanan Dira dan Flo. Kemudian ia meletakan makanan mereka dengan hati-hati.

"Makasih yah," ujar Dira begitu sang waiter selesai meletakan semua makanan.

"Iya mas," jawab sang waiters, kemudian melenggang pergi meninggalkan meja Dira dan Flora.

"Dimakan yah?" tanya Flora berbasa-basi.

"Iya, silahkan," ujar Dira mempersilahkan. Mereka pun mulai asyik dengan makanan masing-masing.

***

Rasanya Flo benar-benar muak. Sudah 2 jam lebih dia berada di Cafe bersama Dira dan sejak selesai makan 1 jam lalu, Flo hanya mendengarkan sebuah cerita dari mulut Dira. Ia tidak habis pikir, bisa-bisanya ada pria tua seperti Dira yang bersikap dan bermulut seperti ini. Tanpa sadar, gadis itu pun menguap. Dirinya memang benar-benar lelah, ia sudah berada setengah hari di sekolah dan sekarang justru ditambah dongeng yang diceritakan Dira sejak tadi makin membuat dirinya mengantuk saja.

"Kamu ngantuk?" tanya Dira. Ia menghentikan ceritanya. Flo menggeleng kecil.

"Iyalah bego. Lo gak liat gue nguap," maki Flora dalam hati.

"Ah enggak kok," dusta Flora. Dira tersenyum tipis kemudian mengangguk.

"Oh iya. Kalo kita udah nikah, saya bakal bebasin kamu kok. Saya tau masa depan kamu masih panjang jadi saya bakal tetep ngijinin kamu buat sekolah," ujar Dira. Flora tersenyum tipis.

"Apa-apaan ini? Jadi dia bakal tetep nikahin gue? Walau tau gue masih sekolah? Oh Mommy!" gumam Flora dalam hati.

"Iya. Gue juga masih mau sekolah Om, Om gak usah biayain sekolah gue nanti, gue bakal cari beasiswa kok. Biar gak pake duit Om," ujar Flora. Flo mulai sedikit tertarik membahas topik ini.

"Jangan panggil saya Om, panggil aja saya, Dira!" suruh Dira.

"Dira. Tapi kayaknya kurang sopan, biar gue panggil kak Dira aja," tolak Flo. Walau dia tidak menyukai Dira tapi setidaknya Flo masih punya sopan-santun untuk memanggil seseorang yang jauh lebih tua darinya.

"Tapi maaf yah Om, eh kak, kalo gue lupa terus manggil nama tanpa embel-embel kak," lanjut Flo. Dira tersenyum tipis seraya menganggukan kepalanya.

"Iya, terserah," jawab Dira.

"Kalau kamu udah jadi istri saya, kamu itu tanggungjawab saya berarti biaya sekolah kamu juga bakal jadi tanggungjawab saya, Flo," ujar Dira. Ia melanjutkan topik pembicaraannya. Flo tersenyum sungkan.

"Iya makasih," ujar Flo singkat.

"Kak, gue mau pulang yah? Gue capek banget," pamit Flo akhirnya. Ia kembali tidak berselera untuk membahas masalah ini. Rasanya ia benar-benar geli.

"Oh. Biar saya anter yah? Ayo!" tawar Dira. Ia pun bangkit mengikuti Flora.

"Lah gak bayar?" tanya Flo saat mengetahui Dira berada dibelakangnya, mengikuti dirinya.

"Gampang. Ini cafe langganan saya kok, pemiliknya sahabat saya," jawab Dira. Flora mengangguk paham. Kemudian mereka pun melangkah keluar Cafe. Menuju mobil sport berwarna merah milik Dira.


---
Jangan lupa VOMMENT yah :')


Love,
Agnes

FLORA (SUDAH TERBIT)Where stories live. Discover now