Jangan Lakukan Itu

3.1K 194 16
                                    

"Kalian?"

Atha dan Devan sontak menghentikan aktifitas mereka dan melihat ke sumber suara.

"Jasmine!" ucap mereka bersamaan.

"Kalian ngapain di sini?" tanya Jasmine penasaran.

"Tadi kita gak sengaja ketemu di sini. Ya gak Van," ucap Atha.

Devan yang ditanya hanya mengangguk. Karena memang mereka tak sengaja bertemu di sana.

"Gue gabung ya," ucap Jasmine lalu mengambil kursi di dekat Atha.

"Tumben lo gak bareng Alden?"

Devan yang melihat mimik wajah Atha yang sepertinya belum siap cerita lalu mengalihkan perhatian.

"Lo pesan apa Jas?" tanyanya pemuda itu.

Sontak Jasmine mengalihkan peehatiannya dan melihat menu yang tertera di sana.

Atha melirik ke arah Devan tanda ia berterima kasih yang dibalas oleh anggukan kepala Devan.

***

Saat ini Alden tengah siap-siap untuk keluar dari rumah sakit dibantu Amanda. Setelah selesai membereskan semua barangnya, mereka berdua langsung bergegas keluar karena Alden selalu mengeluh untuk cepat pulang. Maka dari itu terpaksa keluarganya meminta dokter agar mengizinkannya pulang.

Saat hendak membuka gagang pintu kamar rawatnya, tak sengaja ia mendengar percakapan kedua orang tuanya dengan dokter yang menanganinya.

"Jadi kapan kami bisa melakukan tes untuk transplantasi ginjal, Dok?"

Alden begitu terkejut mendengar pernyataan yang baru di bicarakan sang ayah.

Dengan meremas kedua tangannya, ia lalu membuka pintu tersebut dengan kasar sebelum dokter menjawab pertanyaan Bagas.

"Apa-apaan ini?" ucap Alden yang membuat orang tuanya terkejut.

"Alden, kamu udah selesai?" tanya Dea setenang mungkin.

"Bunda gak usah ngalihin perhatian. Aku udah dengar semuanya."

"Alden, kamu tenang ya ... ini gak seperti yang kamu kira." Dea berusaha menggenggam tangan Alden namun dengan sengaja ia menghempaskan tangan Dea begitu saja.

"Alden!" ucap Bagas.

"Pokoknya aku lebih baik mati dari pada menerima ginjal dari kalian semua."

Alden lalu menunggalkan semua yang ada disana. Mereka hanya bisa mematung melihat kepergian Alden.

'Maafin Alden. Alden cuma gak mau kejadian yang menimpa Mama terulang kembali'

Tak berselang lama, akhirnya Amanda berhasil mengejar Alden yang tiba-tiba meninggalkannya tadi.

"Den, kok lo ninggalin gue sih?" tanya Amanda sambil duduk di samping Alden.

Mereka sekarang sedang duduk di trotoar. Bayangkan saja seorang Alden Farel Aristo duduk di trotoar.

"Lo kalo disuruh bonyok bujukin gue, mending lo pergi!" ucap Alden dingin.

"Ih ... lo kok gitu? Gue udah bela-belain ke sini masa dibilang gitu?" Amanda cemberut.

Alden yang melihat ekspresi Amanda langsung teringat Atha. Sikap keduanya begitu mirip.

"Lo ngapain ke sini?" tanya Alden.

"Jualan bakso! Ya jemput lo lah. Gak malu apa duduk di sini?" ucap Amanda sambil celingak celinguk.

"Lo kenapa sih?" tanya Alden lagi.

Take My Hand (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang