DELAPAN : Mengganggu Yura-ku? Mati

Start from the beginning
                                    

"Aku menyukainya sejak lama. Mengapa malah kau perempuan plastik dari Korea yang jadi pacarnya?!" Yura berdecak kesal. It's ok perempuan ini protes ketika Aldrich menyatakan bahwa ia berpacaran dengan Yura jija dia sudah menyukai Aldrich sejak lama. Yakin?

Tapi sungguh, Yura hampir tidak bisa menahan emosi ketika senior bernama Sherly ini mengatakan bahwa ia adalah perempuan plastik.

"Apa maksudmu dengan perempuan plastik?" tanya Yura dingin. Sherly malah tertawa sinis.

"Benar kan? Mayoritas orang Korea​ melakukan operasi plastik, aku yakin kau juga seperti itu." Sherly menatap Yura dengan pandangan menantang. Hati Yura terasa panas, ternyata persepsi kebanyakan orang tentang orang-orang di negaranya masih belum berubah? Kuno sekali.

"Tapi aku tidak melakukannya," tegas Yura. Dalam hati ia berteriak kesal, mengapa Aldrich belum kembali dari toilet?

"Tidak usah mengelak."

"Lalu buktinya apa jika aku melakukan operasi plastik?" Sherly diam beberapa saat, lalu ia berdecih pelan.

"Memang fakta orang sana tidak ada yang alami."

"Di negaraku memang banyak yang menjalani operasi plastik, tetapi tidak semua. Tolong benahi persepsimu tentang negara lain, karena persepsimu itu sudah kuno. Hanya orang yang tidak mau mencari tahu yang terus-menerus mengatakan itu."

Sherly yang kesal menumpahkan air putih yang masih penuh itu ke arah Yura, hingga wajah dan pakaian atas Yura menjadi basah.

Yura menghela napasnya dalam, lalu mendongak dan melihat Sherly yang tersenyum puas padanya.

"Dengan anda menyiramkan air ke wajahku, bukankah menandakan bahwa anda kalah berdebat? Dengan persepsi anda yang kuno itu sama sekali tidak membantu. Anda malah terlihat bodoh dengan hanya termakan omongan orang tanpa mencari tahu lebih lanjut." Sherly mendengus dan berbalik pergi, hampir semua orang di kantin memperhatikan kejadian itu. Tak terkecuali seorang laki-laki yang kini mengepalkan tangannya dengan marah. Atau sangat marah?

Yura mengambil tisu di tasnya dan segera mengelap bagian-bagian tubuhnya yang basah. Saat itu Aldrich datang dan menatap Yura dengan aneh.

"Mengapa bisa basah seperti ini?" Aldrich mendudukkan dirinya di kursi depan Yura dan menatap perempuan itu dengan pandangan khawatir.

"Air." Aldrich mendengus dan menatap Yura tajam.

"Maksudku siapa yang melakukan ini padamu? Ceritakan padaku."

"Tidak usah."

Sebenarnya Yura khawatir. Tetapi Yura takut Aldrich akan melakukan hal yang tidak-tidak kepada Sherly.

"Yura." Aldrich menatap Yura. dengan pandangan : jujur-atau-aku-akan-marah.

"Senior," gumam Yura pelan. Ia berharap jawaban itu akan membuat Aldrich berhenti bertanya.

"Siapa namanya?" Yura mengerucutkan bibirnya sebal.

"Tidak usah dibahas lagi, Al. Sebentar lagi kita ada kelas." Yura bangkit dan meninggalkan Aldrich yang memakan suapan ice cream untuk yang terakhir kalinya.

"Aku akan membalasnya untukmu," gumam Aldrich dengan senyuman senang di bibirnya.

***

Yura cemberut. Saat itu ia sangat kesal kepada Aldrich.

Bagaimana tidak? Aldrich selalu melarangnya jika ingin melakukan sesuatu, dan ia selalu mengatakan sesuatu yang harus dipatuhi Yura. Benar-benar menjengkelkan.

My Psychopath Boyfriend (SUDAH TERBIT)Where stories live. Discover now