Lima

3K 435 44
                                    

Tiara memandangi nominal tabungannya dan menghela napas bahagia. Ia tahu setelah ini akan melakukan apa. Mencari info apartemen untuk menjadi tempat tinggal baru.

Lalu bagaimana dengan kos ini?

Tiara memandangi kamar kostnya dan dan berpikir.

Bukankah untuk keluar dari kost ini harus menghubungi pemilik kostnya?
Bahkan Om Burhan, 'suami' setia Tiara sudah membayar sewa kos untuk waktu yang cukup lama.

Bisa dapat refund kan? Lumayan.....

"Iya daddy sayang... Tiara betah kok..."

Begitu kalimat yang terlontar ketik Burhan datang mengunjunginya. Tiara bergegas menyelesaikan tugas dan bergelayut manja di pundak Burhan.

"Puas enggak?"

Burhan memberikan sebelah jempol sembari menyulut rokok. Tiara beraksi, mulutnya di dekatkan telinga Burhan dan mulai bertanya ;

"Tiara boleh pindah ke apartemen?"
"Lah, katanya betah di sini?
"Iya sih, tapi...."

Tiara menjelaskan bahwa dirinya memiliki cukup tabungan untuk menyewa apartemen, bukan uang yang didapat dari om istimewa yang lain.

"Cuma Daddy Burhan yang jadi milik Tiara. Nggak ada yang lain."  Ungkap Tiara melanjutkan rayuannya.
"Terus kamu mau saya bagaimana?"

"Daddy cukup bilang ke pemiliknya buat kasih refund, gampang kan?"

Burhan nampak kelelahan setelah berjam-jam bermain dengan perempuan mudanya tersebut. Buru-buru ia menolak permintaan Tiara.

"Kamu hubungi sendiri aja orangnya, bilang aja Burhan yang nyuruh."

Rayuan Tiara tidak berhenti begitu saja. Namun Burhan bersikeras untuk tidak melakukannya.

"Tuh, kartu namanya saya taruh di meja. Segera hubungi saya kalau kamu sudah dapat apartemen, oke?" Burhan lantas pergi, Tiara menghampiri meja dan mengambil sepotong kartu nama.

Matanya membaca dengan teliti nama dan nomor tersebut. Tiara bahkan menebak bahwa pemilik kosnya adalah ibu-ibu lansia yang melanjutkan masa tua sebagai pemilik kosan.

Semoga saja ibu kost itu tidak mempersulitku untuk refund.

Batin Tiara sambil memandangi kartu nama pemilik kamar kosnya tersebut.

|| Mikhaela
|| 08819xxxxxx
|| STAY Indekos
|| Owner

•  •  •

El adalah manusia yang suka berpikir apa adanya. Setiap menghadapi sesuatu yang ia pikirkan hanyalah---hidup berhadapan dengan kebetulan, yang terkadang membuat kita ikut berpikir---adakah kebetulan terjadi berulang kali?

Tidak! Teriak El dalam hati.

Kebetulan  terjadi karena sesuatu yang unpredictable, dan bertemu dengan perempuan 1500 dolar itu jelas suatu kebetulan. Hal yang tidak pernah direncanakan, dan El menolak menghadapi pertemuan itu untuk kedua kalinya. Perempuan 1500 dolar. Perempuan yang menurut El tak perlu lagi muncul di hadapannya.

Senyum mengembang tanpa alasan. El buru-buru hadir di dunia nyata dan berkata ; aku harap tidak ada pertemuan lagi dengannya, untuk kedua, ketiga, atau malahan keempat kalinya.

El mengamati foto Tiara lamat-lamat.

Hal apa yang membuatmu harus hidup begini?

Tidak ada jawaban, tentu saja jawaban itu hanya diketahui oleh Tiara sendiri.  Batin El  sambil tertawa, berusaha menyeimbangkan kesadarannya secepat mungkin. Langkahnya kembali tegas untuk masuk ke dalam kelas.

"Selamat pagi."

"Selamat pagi, Bu"

Seketika beberapa mahasiswi saling berbisik. Apalagi kalau bukan tentang penampilannya? El bahkan pernah menerima pesan ajakan kencan dari mahasiswinya sendiri. Ibu dosen sepertinya kawan ngobrol yang baik, begitu alasan yang diterima El ketika bertanya kenapa mereka begitu gila mengajaknya berkencan. Padahal El hanya mengajar untuk sementara, membagikan skill bisnisnya yang belum seberapa.

Padahal, kata Artha,  cobalah berkawan dengan pengusaha yang lebih elite lagi. Kamu cocok jadi mafia.

"Ada yang absen?"

Tanya El was-was. Perlahan matanya menyusuri setiap sudut kelas, mencari perempuan itu.

"Hm......"

El menyebutkan beberapa nama untuk memeriksa, kemudian nama perempuan itu keluar dari mulutnya ;

"Tiara... Tiara Damar?"

"Ah, tuh bocah masih dinas kali, yak."

Celetuk beberapa mahasiswa diikuti tawa seisi kelas. Memang benar, Tiara Damar sudah terkenal sebagai perempuan-yang-hobi-pulang-pagi. Mana mungkin rajin masuk kuliah ?

Tiba-tiba senyum El mengembang, sesuai harapannya, ia gagal bertemu  perempuan 1500-dolar. Bukankah itu kabar gembira?

Satu masalah sudah terlewati, setidaknya El mampu mengajar dengan bebas, tanpa harus takut bertemu dengan Tiara.

Beberapa jam berlalu El selesai mengajar. Tiba-tiba handphone-nya berbunyi, nomor tak dikenal mengirim pesan padanya.

El membaca pesan itu dengan seksama, tanpa berpikir dua kali---jarinya mengetik balasan pesan ;

To : 0896xxxxxxxx
Siap, terkait penyewaan kamar kos, saya akan luangkan waktu bertemu dengan anda hari ini. Mau bertemu dimana?

Stay Where stories live. Discover now