Omegat Omegat Omega...ttt

90 10 3
                                    

"Wee wee wee... ntar pulang lama yok. Main kita sekalian bikin tugas bahasa inggris" ajak Riska si kutu kupret.
"Boleh. Yok lah yok. Udah lama gak pulang lama kita" saut Nola,Cs.
"Eh..aku gak bisa do" jawab ku mendadak.
"Ee boleh lah tayo. Coba tanya sama kakak kau" ajak Riska lagi.
"Eee gak bisa do Ris" tolak ku lagi.

Mereka tetap memaksa aku untuk pulang lama juga. Sampai pada akhir nya aku tanya sama kakak aku boleh pulang lama atau gak. Dan jawaban kakak aku 'boleh'. Yasudah aku ikut aja. Tiba tiba Fena datang.

"Eh woi. Jadi kalian pulang lama kan?" tanya nya.
"IYA IYA JADI..." toa ku.
"Kau emang pulang jam berapa Fen?"
"Jam 1 sih siap belajar agama"
"Eee cepat kali. Kami aja pulang jam 2 Pen".
"Pinjam hp biar aku sms mama aku"
Kami memang suka panggil 'Fena' dengan 'pen'. Soalnya lebih enak bilang 'pen' sih dari pada 'fen'. Wkwkwkwk.
"Kalian belanjanya tunggu aku selesai ya wee" sambung Fena.

Kami menunggu Fena di payung payung sekolah. Nih ya aku bilang. Payung payung itu bukan seperti payungan untuk hujan. Tapi itu tu ada tempat duduk nya trus atap nya yang menyerupai payung. Maka nya kami bilang aja payung payung.

Jam setengah satu akhirnya Fena keluar juga. Kami langsung keluar beli makanan. Aku, Riska, Fena borong semua nyaa. Riska sama aku beli minum, martel, sama mi telor. Sedangkan Fena beli minum, mi telor, batagor. Dan yang lainnya cuma beli martel sama minum.

Disinilah kami sekarang. di payung payung. Kami mulai cerita sambil makan makan.
"We waktu tu aku mau masukkan motor kan sama kakak aku. Trus kami tu lagi nonton film hantu. Jadi kami tu cepat cepat masukkan motornya. Pas lagi mau di dorong tiba tiba aku dengar suara cowok kayak gini ha wee 'Ekhem'. Tu langsung aku cepat cepat dorong nya sama kakak aku. Pokoknya kami histeris lah" jelas Cs panjang kali lebar.

"Oh iya. Abang aku pernah tu malam malam nonton mister tukul di tablet. Sendiri pula tu. Jadi kan dia tu pertama nonton di kamar yang lain. Tu tiba tiba datang ke kamar aku dia nonton. Trus kan—

"Aaa apa tu woi" ucapan Nola terpotong gara gara teriakan Fena.
Seketika kami pun teriak. "Aaaaa. Apa lah Fena nii".
"Serius loh aku woi. Cs kau gerak kan kaki tadi?" tanya Fena.
"Gak ah. Dari tadi kaki aku diam loh. Jelas jelas lagi serius dengar cerita Nola" jelas Cs.
"Ayo lah Fen. Kaki siapa yang kau lihat tu"
"Enggak tu do. Sampah yang jatuh tu" elak Fena biar gak takut.
"Sampah kepala kau peyang. Jelas sampah dipegang semua. Aneh kau penn"
Kami pun melanjutkan cerita Nola tadi.

"Udah lah ha. Aku mau nyambung cerita ha" kesal Nola.
"Trus kan wee tiba tiba abang aku tu terdiam dia—
"Kok tau kau nol?" tanya aku
"Abang aku yang cerita. Dengar kan ni ha" kata nola kesal. "Jadi kan abang aku tu terdiam gara gara nampak itu ha...mbak mbak yang rambut panjang tu"
"Iiih. Kuntilanak kan?"
"Iyaa. Siap tu langsung dimatikan nya tablet tu tidur dia langsung"
"Gilaa. Ngeri ee".

"Eh woi. Aku tau cara untuk telepati woi" kata Fena gak mau kalah.
"Kayak mana Pen?"
"Ni ya aku coba ke Riska eh ke Cs eh ke Hana aja lah"
"Oke oke. Cepat Pen"
"Siapa nama kau"
"Hana nur hanifah"
1detik
2detik
3detik
4detik
"Siapa nama ayah kau"
"Syaiful"
1detik
2detik
3detik
"Oke. Bilang angka yang Hana suka dari 1 2 3 kuat kuat di dalam hati"
"...."
"Udah Na?"
"Udah"
"Tiga Na?"
"Salah. Dua" jawab Hana sambil senyum.
Fena mukul meja payung payung sambil senyum. "Ck. Susah ee. Tapi aku pernah waktu tu hampir bisa sama kawan aku. Hampir ya BUKAN bisa".

Selama di payung payung tu kami hanya cerita cerita. Mulai dari cerita horor sampai cerita seseorang. Iya seseorang. Tapi bukan doi kita yaa. Wkwkwk.

Sampai pada akhirnya Fena dijemput. "Eh eh woi. Aku udah dijemput ha" kata Fena sambil beranjak dari payung payung.
"Eee cepat kali Fen"
"Eee kayak mana lagi. Aku ambil tas ya wee" jawab Fena sambio melenggang ke dalam kelas.
Pas Fena keluar dari kelas wajahnya beda dari yang tadi. "Wee bagus kalian ambil tasnya sekarang"
Kami hanya bingung melihat Fena yang aneh dari yang tadi.
"Cepat ambil sekarang!"
Setelah mendengar perintah dari Fena, kami langsung pergi kedalam kelas.

'Kok ada obat aku ya dilantai?' tanya ku dalam hati.
Setelah ambil tas kami duduk kagi dipayung payung. Kecuali Fena, karna dia udah di jemput. Aku memeriksa tas bagian depan.
'Loh. Kok sedikit isinya?'
Aku langsung terpikir jangan jangan ada yang nyuri lagi.
"Woi. Tas aku yang bagian depan isinya sedikit loh. Perasaan tadi penuh. Banyak isinya" jelas aku ke Cs, Nola, Hana, Riska.
"Ha? Serius lah kau" kata Cs
Mereka semua langsung melihat kearah aku dengan muka yang kaget.
"Iya. Aku gak bohong do" sambung ku untuk meyakinkan mereka.
Aku sama Cs langsung balek ke dalam kelas dan melihat apa aja yang jatuh tadi.
"Kan lihat ni ha. Ni obat aku, jarum— jangan jangan" aku langsung lari keluar dan memeriksa tas bagian belakang.
"We kotak pensil aku hilang" kata ku sambil melihat isi tas aku.
"Ee kayak mana ni woi" sambung ku dengan wajah takut.
"Yok kita periksa di kelas" kata Cs tenangkan aku.
"Masalah nya yang hilang tu kok di tas kau aja. Tas kami gak ada yang ngambil do" kata Riska bingung.

Kami pun menyari nya di kelas kelas lain. Karna gak dapat kami pun menyarinya di belakang sekolah. Mana tau pelakunya meletakkan kotak pensil nya disana. Dan pelaku nya cuma ambil isinya. Kami juga heran kenapa Fena nyuruh kami cepat cepat ambil tas coba.

Karna gak dapat juga. Akhirnya kami nyerah. Kami balik lagi ke payung payung dan menelfon orang tua agar menjemput kami secepat nya.
"Besok kita harus tanya tu sama Fena. Ngapain dia suruh kita ambil tas cepat cepat" kata ku
Mereka langsung mengangguk tanda setuju.

Besok pagi nya kami datang kesekolah. Masih membahas kejadian kemaren. Trus pas jam pelajaran bahasa inggris Cs nanya ke Fena ngapain dia nyuruh kami ambil tas cepat cepat dan mengatakan kalau kotak pensil aku hilang.

Seketika Fena langsung kaget dan dia gak percaya sama aku eh lebih tepatnya sama kami. Karna kami mau ulangan. Kami melanjutkan nya waktu istirahat nanti.

Setelah sekian lama menunggu istirahat akhirnya datang juga. Kami langsung ngumpul dan membahas kejadian kemaren.
"Kok bisa we?" tanya Fena langsung to the point
"Ck. Gak tau aku doo" jawab aku
"Aku gak tau ya we. Ga aku yang ambil" sambung Fena lagi.
Kami tau pelakunya bukan Fena. Jelas jelas Fena kemaren dekat kamu terus.
"Oh ya Fen. Kau ngapa suruh kami ambil tas cepat cepat?"
"Gak ada. Aku tu cuma nampak kayak ada anak cowok duduk du kursi belakang" cerita Fena.
"Iii. Serius kau Fen?"
"Kau bisa ngelihat?"
"Ha?"
"Betul aja lah"
Dan masih banyak lagi kata kata kami yang kaget mendengar perkataan Fena tadi.
"Tapi iya sih. Pas masuk kedalam kelas hawa nya tu lain. Dingin gitu" jelas Hana.
"Iya ya. Aku juga rasa kayak gitu" dukung Nola.

Setelah itu kami asik dengan pikiran masing masing. Dan tanpa kami sadari bel tanda ekskul udah berbunyi.

'Ck. Omegat omegat omegaatt. Siapa sih yang ngambil kotak pensil akuu' teriak ku dalam hati.

Besok pagi nya tiba tiba Cs nanyain kotak pensil nya. Katanya sih kemaren kotak pensil nya ketinggalan di sekolah. Tapi nyatanya gak ada di sekolah.
"Oalah. Kotak pensil aku hilang juga. Padahal disitu kan ada foto keluarga aku" jelas Cs khawatir.
Kami yang mendengar itu tambah kaget.

'Omegat omegat omegaaatt. Aku bingunggg. Apa apaan ini. Kok bisa hilang semua sihh. Dikotak pensil aku juga ada flashdisk trus paket data akuuu. Huaaaa. Hilang semuaa'






Haduh. Tragedi ini mah gak bisa dilupakan.
Apalagi banyak yang aneh aneh akhir akhir ini.
Moga aja gak keualang lagi.
Amiiinn.

Makasih ya Fena dan yang lain udah semangatin akuu 😘😘

Sorry kalau ada typo

17 januari 2017
|
|
|
|


Story Of IX.4 [Selesai]Where stories live. Discover now