Ulangan IPS

92 17 0
                                    

BRAKK!!

"Semuanya baca buku IPS tentang politik. Nanti kita mau ulangan". Kata Siti dengan nafas tersengal sengal.

"Eeee, kok mendadak sih ulangan nya"

"Ah gak seru..."

"Alah, ntar ajak aja buk Zur cerita, trus nyontek"

"Eh eh Cs, ntar kode kode ya"

"Tunda aja lah ulangan nya Siti" ucap salah satu murid.

Setelah banyak yang berkomentar, akhir nya belajar juga. Gak semua sih yang belajar. Hanya sebagian. Eh, gak sampai sebagian.

Murid yang tidak belajar hanya asik bergosip, main handphone, jailin kawan sebelah, coret coret papan, dan nyanyi gak jelas.

Begitu lah anak kelas 9.4. Walaupun ada ulangan mendadak hanya sedikit yang belajar. Itu pun belajarnya gak maksimal. Karna anak anak yang gak belajar pada gangguin.

30 menit kemudian..

Tok tok tok.

Sontak anak yang duduk dekat jendela langsung melihat keluar. Dan benar suara sepatu itu milik buk Zur.
Anak anak yang tadi nya main main, langsung duduk di tempat nya.

"We we buk Zur datang"

"We diam"

"Ntar kerja sama. JANGAN LUPAA!!"

Dan tepat buk Zur selangkah lagi mau sampai, semua anak pada diam. Gak seperti biasa yang ribut kek di pasar kaget. Semua mata tertuju pada buk Zur yang hari ini penampilannya sangat berbeda. Yang dulu nya kalau pakai jilbab selalu mencong sana sini. Dan sekarang rapii banget.

"Wihhh ibuk cantik dangg" fena memuji ibuk, yang dipuji hanya senyum senyum.

"Iya dong. Ibuk kan emang cantik" ujar buk Zur sambil bergaya.

Kami hanya ketawa melihat kelakuan buk Zur yang selalu kayak anak remaja. Tapi ini yang enak. Buk Zur itu lucu.

"Udah belajar kan semua nya?" tanya buk Zur kepada kami semua.

"Udahhh" jawab kami semua. Padahal banyak yang gak belajar tu.

"Oke. Keluar kan buku ulangannya dan kerjakan soal ini" ujar buk Zur sambil membagikan soal yang sudah di siapinnya.

Buk Zur kembali duduk. Dan sesekali memperhatikan kami.

Karna merasa sunyi Siska pun pura pura batuk.

"Uhuk uhuk.."

"Ha. Kenapa kamu? Mau nyontek ya" kata buk Zur dengan sangar.

Buk Zur mah emang selalu kayak gitu. Setiap ada yang bersuara kalau sedang ulangan pasti disangka mau nyontek. Dan itu kadang bikin sebel. Tapi ibuk itu memang benar kalau kami mau nyontek.

"Enggak kok buk. Tenggorokan saya sakit buk. Kurang minum" jawab Siska antusias.

Kami melihat kearah Siska. Siska emang suka kayak gitu. Sebenarnya dia mau mencari contekan dengan cara begitu. Dia mah gak takut kalau ditegur. Malahan dia malah yang ngajak buk Zur cerita biar kami bisa nyontek.

"Minum ni air. Biar gak kering lagi tenggorokan kamu" buk Zur memberikan a**a ke Siska.

"Ihhh ibuk peka banget dehh. Doi saya aja gak peka peka buk" ucap Siska sambil membuka tutup botolnya.

"Huuuu"

"Alay kau Sis"

"Siapa doi kau?"

Siska hanya menanggapi nya dengan cengirannya.



Deg deg

Buk Zur jalan kearah sini, semakin dekat, dekat, dan.. eh buk Zur keluar dan horee. Semua anak menghembuskan nafas lega dan langsng beraksi.

"We.. Nomor 3 apaan ni jawabannya?"

"We pinjam tip-x, cepat cepat. Ini banyak yang salah ni!"

"WOY KERTAS AKUU TAEKK. JANGAN DIAMBIL DULU. BELUM SIAP NI!!"

"Woi Cs nomor 5 apa jawabannya?"

"WOI PENA AKU HABIS. PINJAM PENA ELU"

"ALAH MAK.. AKU SALAH BUKUUU"

"WEEE SEKALI NI AJA. NOMOR 9 APE JAWABANNYEE"

"JAWABANNYA OR-" suara siti tertahan karna melihat buk Zur masuk ke kelas. Dan sontak membuat semua anak pada diem.

"Kalian ngapain teriak teriak! Kamu lagi siti. Ngapain kamu?! Mau kasih jawaban?!"

"Engg... Engg.. Enggak kok buk. Saya cuma bahas presiden amerika dulu buk. Yakan we?" ucap kak siti memastikan buk Zur.

"Iya buk. Iya. Benar kok." ujar Bima memastikan ibuk.

"Oh ya. Siti mau bilang apa tadi? Or or maksudnya?" tanya aku.

"Oh ituu. Maksud aku tadi itu ORBAMA. Ya. Ya. Orbama".

Semua anak langsung menulis jawabannya, yang mereka tau sebenarnya yang dimaksud Siti itu adalah orba. Bukan orbama.
(Orba itu orde baru ya).

Buk Zur yang melihat itu hanya heran dan gak ngerti apa yang kami bicarain.

"Bukannya namanya Obama ya?" tanya buk Zur bingung. "Seingat ibuk namanya memang obama bukan orbama" lanjutnya.

"Ha? Oh.. Oh iya buk. Saya salah". Jawab Siti sambil nyengir.

"Yaudah kerjain lagi soalnya. 10 menit lagi kumpulin".

Sontak semuanya pada kaget. Dan langsung mengerjakannya.

"Hana. Nomor 8 apa jawabannya" tanyaku dengan berbisik bisik.

Hana melihat jawabannya dan langsung melihat ku. "Jawabannya kabinet natsir" katanya pelan.

Dan aku langsung menulisnya cepat.
Aku menghembuskan nafas lega. Akhirnya keluar juga dari penderitaan ini.
Dan pas.. baru aku menyimpan pena. Buk Zur langsung menyuruh kumpulkan. Dan yang belum selesai malah teriak teriak gak jelas. Ada yang ngambil kertas teman di sebelah nya, ada yang pasrah aja, dan ada yang langsung melihat google.

Buk Zur yang melihat itu hanya diam saja. Mungkin buk Zur juga kayak gitu dulu. Tapi kalau buk Zur lagi badmood jangan tanya. Kita sama sekali gak bisa nyontek, ibuk tu mengawasi kita dengan ketat. Haduhh...





Haii jumpa lagi.
Makin hari makin berkurang yang read nya. Aku lagi usaha supaya bisa bikin lebih lucu lagi.
Jangan lupa voment ya



16 desember 2016

|
|
|

Story Of IX.4 [Selesai]Where stories live. Discover now