Midnight

89 10 6
                                    

Setelah pulang sekolah, aku hanya diiringi dengan tawaan Taku. Dia terus mengejekku karena kejadian tadi siang.

Aku tidak menghiraukannya. Lagipula dia tidak tahu apa yang kulakukan sebelum kejadian itu.

"Hahahaha..sudah bajunya jadi kuning dimarahin lagi."

Taku terus mengejekku

"Kalau gitu bantu aku mencucinya atau aku tidak bisa sekolah!"

Aku berusaha menghentikannya dengan ancamanku.

"Yasudah,m..hahaha..."

Taku masih cekikikan. Ah sudahlah, aku sudah tidak peduli. Yang penting, dia tidak marah lagi gara-gara kasus waktu itu.

***

Malam ini aku sendirian di kamar. Aku masih tetap terjaga karena aku bingung apa yang harus kulakukan dan aku sendiri tidak merasa kecapekan. Ya..karena baru-baru ini aku tidak mendapatkan tugas apapun. Bisa saja karena aku yang terlalu sibuk belajar di sekolah.

Aku ingin sekali berbicara dengan Axie hari ini. Ya..aku kangen sekali dengannya. Sudah sebulan setelah terakhir kali aku melihatnya. Bahkan sesudah itu aku tidak mendengar kabarnya lagi. Mungkin dia sendiri sibuk, begitu juga denganku.

Ah iya! aku lupa aku ada janji dengan sherly jam 9 malam. Sekarang jarum jam tepat menunjukkan pukul 9:20. Semoga aja anak itu tidak marah.

Aku berhati-hati ketika keluar lewat kamar. Seramnya lagi aku mendemgar sesuatu di tempat jemuran. Semoga saja itu bukan Taku atau kakek.

"Maaf Sherly aku terlambat."

Aku berlarian ke arahnya. Sherly memakai jaket merah dan syal tebal di lehernya. Mungkin dia kedinginan .

"Huh kakak!"

Sherly terlihat sangat kesal sambil melompat-lompat kearahku.

"Aku sudah lama sekali loh menunggu di taman ini. Apalagi aku sendirian. Disini menyeramkan dan dingin sekali."

Dia mulai mengomel sekali lagi. Aku meminta maaf sebesar-besarnya kearahnya. Aku pun memberi permen manis dan hasilnya dia tidak ngambek lagi. Benar-benar anak yang manis ya.

"Sherly, kau kan pintar. Bisa beri tahu aku asal usul aura jahat ditubuh manusia ini? Maksudku kenapa bisa ada aura jahat itu ditubuh manusia? Bahkan bisa bertambah kuat?"

Aku mulai melontarkanpertanyaan yang aku ingin tanyakan ke Sherly.

"Kak, bukankah semua penyihir seharusnya tahu. Pantas kakak hanya suka bersih-bersih!"

"Tahu darimana aku suka bersih-bersih? Ngomong-ngomong omonganmu pedas juga seperti biasanya."

Aku mulai melipatkan tanganku. Dia terlihat ingin membalas perkataanku.

"Tahu lah, dari kejadian tertabrak waktu itu aku sudah tahu kalau kakak suka bersih-bersih. Lagian otak ku pastinya lebih cerdas dari kakak."

Jtakk!!

Aku menjitaknya lagi kali ini.

"Aw kak Lami! Kenapa memukulku lagi?"

Sherly menggaruk-garuk jidatnya yang kesakitan. Aku hanya tersenyum maksa ke arahnya. Yang pasti aku hanya bercanda.

"Kau ingin tahu bagaimana semua itu bisa terjadi wahai junior-juniorku."

Seseorang dari atas berbicara dengan suara imut tapi terkesan dewasa.

Junior-junior? Maksudku aku dan Sherly?

Aku mendongakan kepalaku dan mengarahkan pandanganku ke seorang penyihir dengan baju yang menornya itu.

"Halo! Namaku Windy salam kenal!"

Penyihir itu ceria sekali. Tapi aku tak yakin dengan gerak tubuhnya yang terlihat menggigil dari tadi. Salah sendiri memakai baju seperti itu.

Hebat aku bisa bertemu penyihir lainnya disini. Apalagi dia seorang senior. Tidak seperti anak menyebalkan ini.

Itu yang kupikirkan saat ini.

"Ah iya."

Aku membalas sapaan nya. Begitu juga dengan Sherly. Penyihir tak dikenal itu turun dan memijakkan kakinya di rerumputan taman.

"Yah..beribu-ribu tahun lalu, banyak sekali malaikat-malaikat yang gagal dalam menyelesaikan tugasnya. "

Dia mulai menjelaskan.

"Akhirnya mereka mulai mempermainkan makhluk di Bumi. Karena itu para malaikat yang masih bertahan membuat koloni baru untuk mendamaikan lagi hubungan makhluk bumi dan makhluk langit."

"Tapi..apa aku seorang malaikat dulunya?"

Aku bertanya kearahnya. Sudah sekian lama aku ingin tahu jawabannya. Tapi senior Windy menjawabnya agak lama.

"Hmm..aku tidak tahu..sudah yah sepertinya tugasku sudah selesai wahai junior-juniorku, bye!"

Aku heran dengan tingkah lakunya yang tergesa-gesa. Sepertinya dia memang tidak tahu.

Dan sepertinya tugas para penyihir lebih berat karena baru-baru ini, perasaan manusia mulai tak seimbang.

"Kalau begitu, aku juga pergi dulu kak! Dah."

Kali ini Sherly yang pergi. Sepertinya dia tidak peduli lagi dengan keadaanku. Sudahlah ...

Sherly memunculkan sapu terbangnya dan meninggalkanku sambil melambaikan tangan.

Aku membalas lambaian tangannya.

Aku sangat takut sendirian sekarang. Sebaiknya aku harus cepat pulang sebelum kakek menyadari keberadaanku.

Untungnya, taman ini cukup dekat dengan rumah Taku. Akhirnya aku memutuskan berjalan ke rumah sambil berlarian.

Semoga saja hal buruk tak terjadi.

Midnight-END

Mungkin di chapter ini kekurangan banyak unsur cerita. Karena itu Saya bakal ngasih bonus yaitu, Saya kasih sedikit spoiler.

Cerita ini akan selesai di sekitar chapter 20-an. Dan kalian yang (mungkin) ingin melihat TakuxLami di cerita ini, nanti bakal ada kok❤(ӦvӦ。) (minor romance).

Pembaca : "Berarti Broom Stick bentar lagi selesai dong?"

Author: "Iya bentar lagi, jadi terus baca biar nggk kelewatan yaXD"

Numpang lewat:v~~~~

Btw..Author mau bikin cerita fantasi yang lebih kuat setelah Broom Stick selesai. Kalian tahu sendiri kan kalau Broom Stick nggk sekuat cerita fantasi lainnya. Jadi Author memutuskan membuat cerita kedua Author dengan beberapa unsur misteri//spoiler detected.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jan 14, 2017 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Broom Stick [Slow Update]Where stories live. Discover now