Mooo...

82 19 19
                                    

Lelaki itu mengantarkan ku ke sebuah rumah. Lelaki itu terlihat muda..mungkin sekitar 19 tahun jika dihitung dari umurnya di dunia manusia.

" Ah namamu siapa? Kenapa kau bisa sampai kesini?" Tanyanya tiba-tiba ke arahku.

"Namaku Lami. Aku tersesat di tengah jalan tadi, dan dengan sialnya aku menginjak kotoran sapi kakak." Jawabku mengekspresikan kesesalan. Bagaima tidak, aku yang dijuluki "pembersih" memang agak sulit menerima kotoran sapi tersebut berceceran.

"Ah..maaf saya belum membersihkannya. Dan jangan panggil saya kakak. Umurku baru menginjak 16 tahun." Kata lelaki tersebut dengan formal. Aku tak menyangka ia seumuran denganku (di dunia manusia), padahal tubuhnya sangat tinggi.

"Hei Taku..cepat sini! Darimana saja kau?" Teriak kan dari seorang paruh baya yang berada di depan rumah peternak itu kearah kami.

Jadi namanya Taku.. kataku dalam hati.

"Kek..ada orang tersesat namanya Lami. Mungkin ia sedang mengikuti lomba cosplayer di festival yang baru-baru ini diadakan dekat sini." Kata Taku yang terlihat sedang menjelaskan.

Kata-kata itu lagi. Cosplayer? Apa maksudnya itu? Aku harus bagaimana? Bisikku panik. Aku benci berada di dalam tekanan seperti ini.

"Ah yasudah antar dia..sekalian beli beberapa makanan di toko serba ada di dekat festival itu." Kata bapak paruh baya itu menyuruh kami pergi.

"Kau tak keberatan jalan lagi?" Tanyanya kearahku.

"Ah..tidak apa-apa." Jawabku mulai merasa resah.

Mau kemana lagi kita? Aku harus mencari ide keluar!

Kami pun melewati rumput luas kedua kalinya. Terlihat papan besar yang berada di depan peternakan ini.

Hokkaido Farm?

Aku mencoba mengeja tulisan itu.

"Ya ini nama peternakan kami, namanya Hokkaido Farm." Sahutnya yang ternyata mendengar ucapanku tadi.

Hokkaido? Arggh makin sulit saja. Setidaknya aku mengerti arti kata farm tersebut.

"Nah kita sudah sampai.." kata Taku terlihat senang.

Ramai sekali disana. Memang seperti festival besar-besaran. Seperti perkumpulan para warga. Tempat ini enak sekali. Dikelilingi pegunungan dan angin yang amat sangat sejuk. Memang tempat idaman.

"Jadi apa aku bisa tinggalkan kamu sendirian?" Tanya Taku yang membuyarkan lamunanku.

"Bolehkah aku bersamamu lebih lama?" Tanyaku sambil mencoba mencari ide.

"Baiklah.." jawab Taku yang tidak terlihat keberatan.

Aku pun mengikutinya dari belakang. Ia mulai membeli sayur-sayuran segar di toko dekat sini. Banyak sekali yang ia beli. Mungkin sekitar 5 kantong plastik?

Aku pun mulai mencari ide karena Taku sudah selesai membeli kebutuhannya. Taku pun berjalan ke arahku.

"Kau sedang memikirkan apa Lami?" Tanyanya. Aku harus siap mencoba ideku ini.

"Taku, sebenarnya aku bukan dari cosplayer dan semacam itu. Aku tersesat." Aku berpura-pura seperti orang sedih.

"Jadi bagaimana?" Tanyanya bingung.

"Bolehkah aku tinggal bersama mu sementara? Tolonglah.." Aku merengek-rengek kepadanya karena aku tidak punya tempat tujuan lagi selain ini.

"Ah kenapa? Keluargaku bahkan bukan orang kaya." Kata Taku yang jelas menangkal pertanyaanku.

"Tidak apa-apa! Aku akan membantu bisnis keluargamu." Aku langsung menangkis pernyataan Taku. Aku butuh sebuah rumah dan satu-satunya yang kutahu adalah peternakannya.

"Yasudah aku tanya kakek dulu." Taku merasa canggung.

Sekarang aku harus menghadapi kakek itu.

****

"Kenapa kau tidak mengantar anak itu?" Kata-kata dari kakek itu saja sudah mengganggu telingaku setelah kami sampai di rumah peternakannya tadi.

Aku pun mulai memohon di depan pintu rumah.

"Kek..izinkan aku tinggal sementara disini. Aku akan membantu kakek dalam hal apapun. Aku jago bersih-bersih kok kek." Pintaku yang amat sangat sambil merunduk.

Dengan pemikiran panjang, kakek itu pun baru berbicara.

"Baiklah..tapi kau harus membantu kami beternak sebagai pembayaran sah tinggal di rumah kami." Kata kakek yang menenangkan pikiranku.

Aku mengerti. Ini seperti pelayanan yang membutuhkan imbalan di dunia para penyihir.

"Baiklah saya akan berusaha!" Kataku lantang.

"Maaf..nama kakek siapa?" Tanyaku yang tiba-tiba.

"Nama Kakek Alji. Kakeknya Taku." Jawabnya dengan lembut.

Aku pun tersenyum dan kakek pun tertawa.

Sungguh keluarga yang amat sangat baik. Bagaimana bisa manusia jahat menempati bumi?

Mooo...-END

Jangan lupa Vote cerita ini ya^^

Maaf kali ini nggk ada bonusnya.
Sekian~:v

Broom Stick [Slow Update]Where stories live. Discover now