Kening Shinjiro mengernyit karena merasakan perih yang tiba-tiba. Tapi matanya tidak bisa terbuka. Berat sekali untuk membukanya.

Sayaka lalu mengeluarkan perban dan menempelkan perban tersebut ke bagian yang tergores. "Pasti dia terjatuh kemudian kepalanya menabrak meja." Entah mengapa melihat wajah Kushieda yang sedang memejamkan mata membuatnya tenang. Dan.. mengapa ia merasa pernah melihat lelaki ini sebelumnya. Sayaka tak sengaja ia mengelus wajah Shinjiro, tiba-tiba sebuah memori bermain di kepalanya bagaikan sebuah film yang diputar. Orang itu, mengelus wajahnya dan tersenyum. "Cantik dan manis." Kata orang itu pada Sayaka.

Sayaka tertawa sinis sambil menekan kepalanya yang mendadak pusing. Hah! Mengapa orang itu harus muncul saat ini? Aku bahkan tidak bisa mengingat wajahnya. Sayaka kembali melanjutkan apa yang dilakukannya tadi dan selesai. Kening Shinjiro sudah diperban.

"Nah, selesai... Dan sekarang..."

Dia menoleh dan menatap bayi yang juga sedang menatapnya. Ia membaca rajutan nama di bagian dada kiri. M-E-I. Oh jadi namanya Mei. Mendadak kenangan itu muncul kembali dalam pikirannya. Sayaka sedang mengelus perutnya yang membucit. Dia tersenyum membayangkan apa jenis kelamin dari anak dalam kandungannya itu.

Ingatan itu...

Sayaka kemudian menghampiri Mei, kemudian menggedongnya. Rasa rindu membuncah dalam dadanya. Wajahnya menempel pada kening Mei. Harumnya... Wangi bayi yang sangat familiar, membuatnya damai. Mei masih terus menatap Sayaka kemudian ia mengulurkan tangannya yang mungil lalu menyentuh wajah Sayaka.

Sayaka hampir saja meneteskan air mata.

Tiba-tiba ia mendengar suara orang mengerang. Sayaka meoleh ke belakang lalu melihat Shinjiro yang mulai sadar. Shinjiro duduk lalu menengok ke arah Mei dan Sayaka. Mereka bertatapan selama hampir satu menit kemudian...

"HEI, SIAPA KAU?! MENGAPA KAU BISA BERADA DI DALAM APARTEMENKU?!" tuding Shinjiro sambil menunjuk tepat di wajah Sayaka. Kepalanya masih terlalu pusing untuk berpikir. Sayaka yang merasa tersinggung langsung membalas.

"Mengapa kau masih bertanya padahal kita sudah pernah bertemu?! Aku Shinohara Sayaka, ingat?! Kita bertemu pertama kali di bus dan aku yang pernah menyelamatkan dompetmu dari pencuri, kau tahu?! Kau sudah mengingatnya atau perlu kupukul supaya sadar? Kau tadi jatuh pingsan dan putrimu menangis terus sampai membuatku berjalan kemari dan ternyata kulihat kau sedang jatuh pingsan makanya aku bisa ada di sini." jelas Sayaka.

Memori demi memori bermunculan di kepala Shinjiro. Ya, tentu saja ia mengingat semua itu. Mana bisa ia lupa ketika ia dikalahkan oleh wanita dalam hal menangkap pencuri atau ketika seorang wanita yang tiba-tiba mengajaknya bicara tanpa sebab yang jelas pada saat keadaannya ketika masih 'sangat parah'. Dan sekarang wanita ini berada di kamar apartemennya. Benarkah wanita ini bukan penguntit?

"Kau tidak perlu melakukan hal itu, aku sudah mengingatnya sekarang. Tapi itu tidak menjawab pertanyaanku yang kedua. Mengapa kau bisa berada di sini?" Sayaka mendengus kesal. Bagaimana orang ini bisa lupa, padahal jelas-jelas kepalanya sedang diperban dan ia baru saja menjelaskan semuanya? Oh! Mungkin itu penyebabnya. Amnesia, ya amnesia. Ia pernah mendengar bahwa seseorang yang kepalanya terbentur bisa mengalami amnesia.

"Hei mengapa kau diam saja?" Tanya Shinjiro. Hal itu membuat Sayaka semakin kesal.

Ternyata orang yang mengalami amnesia memang menyebalkan! Huh!

"Aku bisa berada di sini karena anakmu yang terus menangis, tahu? Tangisannya terdengar sampai ke apartemenku. Karena penasaran, ya sudah aku datang untuk mengecek ke sini, tapi saat kuketuk pintumu, sama sekali tidak ada jawaban makanya aku mendobrak pintu apartemenmu dan menemukan anak ini sedang menangis keras dan kau yang sedang terkapar tidak sadarkan diri dengan kening berdarah. Nah, itulah yang menyebabkan aku berada di sini. Apa kau sudah puas dengan jawabanku?" tanyanya.

Somewhere in NovemberWhere stories live. Discover now