31. Beneath Your Beautiful

Start from the beginning
                                    

"Kau seperti sedang berpikir keras" ucap Xander menyadarkan ku

"Aku sedang berpikir tentang orangtua ku" balas ku datar "aku merindukan ayah ku" tambah ku sebelum menyadarinya

"Kau akan terbiasa pada waktunya" ucapnya pahit lalu melihat keluar jendela

"Bagaimana Max meninggal?" Tanya ku entah kenapa tiba-tiba terucap.

Xander terdiam, aku kira ia tidak ingin menjawabnya, dan kalau memang itu kasusnya, aku tidak akan memaksanya. Tapi tiba-tiba ia menoleh menatap ku dan dengan datar mengatakan "it was a plane crash"

Aku tidak bisa mengatakan apapun, aku terlalu terkejut untuk bisa merespon apapun. Aku bahkan terlalu gagu untuk bisa mengatakan"aku turut berduka"

"Atau mungkin pengeboman pesawat" ucapnya lagi "kasusnya tidak terselesaikan"

"Itu sungguh tragis" gumam ku tercekat

"Ibu ku ada di pesawat itu juga" ucapnya lagi seolah aku tidak mengatakan apapun

Sungguh, aku kehilangan kata-kata. Bagaimana bisa ada seseorang mengalami penderitaan seperti itu?

"Aku mengetahui beritanya dari TV, saat itu aku sedang di dalam sel tahanan" ucapnya lagi sambil tertawa kecil "dad ada dirumah, kemungkinan sedang sibuk dengan pelacurnya untuk mendengar beritanya" lanjutnya menatap kosong "dia seharusnya ada di pesawat itu juga, tapi ia mengaku sakit, jadi ia mengirim ibu ku untuk mendampingi Max" lalu ia menoleh pada ku "tidak seperti yang kau kira, huh?" Aku hanya bisa menggeleng, entah kenapa mulut ku menolak untuk membuka. Setelah itu, semuanya sunyi.

"Ayah mu bajingan" ceplos ku dan Xander tertawa mendengarnya

"Yang terburuk" ucapnya beberapa saat kemudian

Seolah memang semuanya sudah direncanakan, saat kita kembali sampai di apartemen, semua lampu menyala dan aku melihat seorang pria paruh baya, atau setidaknya itu yang aku simpulkan dari rambut putihnya, duduk di sofa di memunggungi aku dan Xander. Dari cara Xander yang tiba-tiba menegang, aku tebak pria paruh baya ini adalah seseorang yang ia ceritakan di taksi tadi.

Mendengar suara langkah kaki, pria itu berdiri dan memutar balik tubuhnya "ah, kau sudah kembali"

"Bagaimana kau bisa masuk apartemen ku?" Nadanya tajam, jadi sepertinya disini ada permusuhan antara ayah dan anak, tapi dari ceritanya tadi, aku rasa ia pentas mendapatkan kebencian itu.

"Jangan merendahkan ku, Alexander, aku masih ayah mu" ucap pria itu sinis. Aku berharap Xander memiliki balasan untuknya, tapi tidak, ia hanya diam. "Jadi ini bagaimana hampir $2 juta terlihat?" Pria itu menatap ku dari kepala sampai kaki lalu kembali ke kepala ku "aku tidak melihat dimana dia setara dengan harganya"

"Don't" desis Xander, pria itu tertawa

"Kau mulai melembek, Son" ucap pria itu

"Pergi dari apartemen ku!" Xander menunjuk pintu keluar

"Secara teknis, aku yang membayar apartemen ini, ini--"

"Semua yang kau bangun telah hancur sesaat Max dan mom meninggal" ucap Xander melangkah mendekat pada ayahnya "aku, sendirian, membangun segalanya dari awal lagi" lanjutnya mendesis "ini semua, adalah hasil keringat ku sendiri"

"Lihat kau... Kau telah berubah dari seorang bocah menjadi seorang pria" sindir sang ayah "tapi, apa kau lupa kalau nama ku masih berada di dalam daftar Board of Director, Son?"

"Bagaimana bisa aku lupa? Kau mengingatkan ku setiap saat kau pikir aku melakukan kesalahan dalam menjalankan perusahaan ku" balas Xander menyindir "kau tidak bisa menyingkirkan ku, dad, aku adalah pemilik sah seluruh aset yang ada" lanjutnya "saham Westerstill belum go public, dan begitu juga dengan Chesterfield Bank. Aku masih pemilik legal segalanya" siapa yang tahu kalau pria dihadapkan ku ini lebih berpengaruh dan berkuasa dari yang tadinya aku kira? Chesterfield Bank kurang lebih merupakan bank swasta pilihan rakyat terbesar dan merupakan salah satu bank yang sangat berpengaruh pada pasar saham di dunia, setidaknya itu yang aku dengar. Aku tidak familiar dengan Westerstill, tapi sepertinya itu semacam perusahaan besar?

The Secret Life of The Loveable Daughter (The Secret Life Series #3)Where stories live. Discover now