35. The Deepest Point

956 79 5
                                    

This is it, people! Today marked the 1st anniversary of The Secret Life of The Lovable Daughter, the third instalment of The Secret Life Series.

A year ago, on this exact date, I started on creating Chloe. Making a character out of her.

I didn't chose today's date out of a random date, no, today is a special day, because today is Chloe's birthday.

The real Chloe.

Happy birthday, Chloe. May this year be better than before, and always be ambiguous so I won't be alone and weird by myself. Stay weird you Aries!

🎈🎂🎉🎁🎉🎁🎉🎁🎉🎂🎈

Xander

Aku bermimpi tentangnya lagi semalam. Ini benar-benar parah. Aku tahu ia hanya di samping kamar ku, tapi aku tidak bisa melakukan apapun tentang itu. Aku ingin dia berada di kamar ku, di kasur ku, di sisi ku, aku ingin memeluknya dan tidak pernah melepaskannya. Aku bukanlah pria melow ataupun sentimental, tapi dia membuat ku seperti itu. Sepertinya mereka benar saat mengatakan kalau cinta dapat mengubah mu.

Aku tidak tahu apa yang harus aku lakukan, tapi disaat yang sama, aku pikir aku tahu apa yang harus aku lakukan. Ini sangat aneh, aku tidak pernah melalui hal semacam ini sebelumnya, aku rasa itu cukup menjelaskan kelakuan ku sejak awal pertemuan ku dengannya.

Aku mencoba menormalkan keadaan ku ke semula saat di London, tapi aku malah membuat segalanya semakin rumit. Sejak saat itu, aku tidak yakin aku bisa kembali, aku telah memilih jalan ku, dan aku harus menjalaninya ke depan, bukan ke belakang. Jadi aku mencoba, sungguh aku mencoba. Aku mencoba segalanya untuk menjadi normal dengannya, tapi sepertinya, tidak ada normal dengannya. Dia terlalu menggoda untuk tetap berada dalam kenormalan, aku tidak bisa menolaknya, dan aku tahu ia merasakan yang sama. Semuanya terlihat saat bibir kita saling menyentuh, terasa saat kita kulit menyentuh kulit. Dia menginginkan ku seperti aku menginginkannya. Sebuah perasaan yang luar biasa saat ia akhirnya membiarkan ku pergi ketempat yang lebih jauh dari semua pria yang pernah bersamanya. Tapi aku merasa bersalah setelahnya, aku seharusnya menjadi yang lebih masuk akal, aku seharusnya tidak mengambil kesempatan itu saat ia memberikannya, aku seharusnya membiarkan dirinya memilikinya sampai waktu yang tepat. Jadi aku memutuskan untuk melakukan satu hal yang aku tahu bisa menjaga ku darinya, walaupun itu kurang lebih membunuh ku pelan-pelan, aku menghindarinya, aku harus melakukannya, itu adalah hukuman ku untuk tidak menahan diri ku.

Aku sudah dalam tahap akhir menahan diri ku darinya saat aku kembali melihatnya. Aku belum melihatnya untuk hampir 1 bulan penuh. Dibutuhkan seluruh tenaga dalam diri ku untuk tidak berlari kearahnya dan menciuminya saat itu juga, meminta maaf padanya karena apa yang aku lakukan. Kalau saja itu terjadi karena aku tidak bisa menahan diri ku, aku yakin sekarang semuanya tidak akan pernah sama lagi, aku kemungkinan membuatnya takut dan berakhir meninggalkan ku. Aku tidak ingin Chloe meninggalkan ku.

Tapi pagi setelah itu, ia berlari keluar dari kamarnya seperti seseorang yang baru saja melihat hantu, aku tidak lagi bisa menahan diri ku. Aku harus menciumnya, aku harus, atau aku akan mulai gila, tapi tiba-tiba ia menampar ku, aku tidak tahu apa yang aku lakukan untuk mendapatkan perlakukan itu. Tapi tamparannya menyadarkan ku dari dunia kecil ku, menyadarkan ku kalau aku masih bisa memiliki kendali dalam keadaan ini dan di saat yang sama mendapatkan apa yang aku inginkan dengan sangat. Dirinya. Sialan, ini benar-benar parah. Aku harus lebih mengontrol diri ku. Aku mulai terdengar menyeramkan seperti seseorang yang terobsesi.

"Sir..." Panggil asisten ku saat ia mengikuti ku setelah rapat selesai "Umm..." Dia mengangkat HP ku dan menujuk layarnya "Chloe, menelepon" oh.. Fiona tidak tahu harus memanggil Chloe siapa... Itu sungguh membuat ku ingin tersenyum.

The Secret Life of The Loveable Daughter (The Secret Life Series #3)Where stories live. Discover now