38

689 113 16
                                    

[au' side]

Sujeong berdiri di depan halte Myungsei University Hospital. Hari ini dia bisa pulang lebih awal karena kebaikan hati sunbae-sunbaenya.

Ya, gadis itu sedang tidak enak badan. Tubuhnya demam dan kepalanya terasa mau pecah.

Jemarinya menekan layar handphonenya, lalu menempelkan benda itu ke telinga.

"Halo? Ming, bisa jemput aku? Aku ga enak badan, bisnya lama banget ini."

"Iya sayang bentar ya-euh, iya pak saya segera kesana-duh maaf sayang nggak bisa nih aku ada panggilan ke ER, mau aku pesenin taksi?'

"Eh, nggak usah, kamu lanjut nugas aja,"

Sebagai sesama anak magang di rumah sakit, Sujeong tau betapa pentingnya tugas-tugas yang diberikan pada mereka, bahkan di jam-jam yang harusnya digunakan untuk istirahat seperti ini.

Sujeong menghela nafasnya, bingung mau menghubungi siapa. Tak banyak kenalannya di Seoul. Kebanyakan teman kuliahnya juga pasti sibuk, jadi anak magang.

Pikirannya tertuju ke satu nama.

"Halo? Oppa? Bisa jemput aku nggak? Aku nggak enak badan, nunggu bisnya lama banget."

'Kamu dimana?'

"Halte deket rumah sakit aku, oppa."

"Oke, oppa kesana sekarang. Paling nggak lima menit sampai. Tunggu ya, Jeong."

"Iya oppa, makasih."

Sujeong memasukkan handphonenya ke saku coat.

Gadis itu sebenarnya merasa bersalah pada Myungsoo, sosok yang ditelponnya barusan. Namun, hanya pria itu satu-satunya yang dapat diandalkan Sujeong sekarang.

Sebuah mobil warna putih terparkir di depan Sujeong, yang gadis itu yakini adalah milik Myungsoo.

Myungsoo keluar dari sana dan menghampiri Sujeong.

"Kamu nggak apa?"

Sujeong mengangguk lemah.

"Yaampun panas banget! Ayo masuk!" pekik Myungsoo setelah merasakan temperatur yang tinggi di dahi Sujeong. Dipapahnya gadis itu ke dalam mobilnya.

"Makasih oppa, maaf ngerepotin," ujar Sujeong di tengah perjalanan mereka.

Myungsoo berdecak, "Kamu apaan sih, kenapa bisa sakit? Kan oppa udah pesen buat jaga kesehatan kamu. Padahal kamu kan calon dokter, kalau kamu sakit yang ngobati pasienmu siapa? Oppa?" cerocos Myungsoo panjang lebar, membuat Sujeong tersenyum kecil menanggapi sosok bawel yang sedang fokus menyetir di sampingnya.

"Maaf, oppa. Kemarin aku pulang lupa bawa payung, jadi kehujanan. Nggak aku ulangin lagi, deh. Swear!"

Myungsoo terkekeh menanggapi ucapan Sujeong. Sampai kapanpun, gadis itu selalu terlihat imut di matanya.

"Taehyung sekarang di Seoul."

Mendengar nama ia rindukan lima tahun belakangan, Sujeong menatap Myungsoo, meminta penjelasan, "Kok bisa?"

"Dia jadi jaksa, disini."

Mata Sujeong membulat sempurna, "Lho? Taehyung bukannya jadi pilot pesawat tempur?"

"Kata siapa? Dia kuliah di Daegu, kok. Ambil FH."

Sujeong tertegun.

Benar juga, ia mendengar kabar Taehyung jadi pilot kan dari teman-teman sekelasnya yang ngawur dan asal ceplos. Gimana dia bisa percaya gitu aja dulu?

"Aww.."

Sujeong memegangi kepalanya. Memikirkan hal-hal seperti itu nalah menambah pikirannya dan rasa sakit di kepalanya.

"Kamu kenapa? Mana yang sakit?"

Mengabaikan pertanyaan Myungsoo, Sujeong melempari pria itu dengan sebuah pertanyaan.

"Sekarang.. Taehyung tinggal dimana?"

tbc.

[COMPLETE] friendzoned. +kth.rsjOnde histórias criam vida. Descubra agora