1. Kalian Memang Cocok Jadi Anak Kembar

Mulai dari awal
                                    

"Memangnya siapa yang setuju?!" ujar Keiro.

"Kita setuju," ucap anak-anak sekelas serentak.

"Hehe ... ya udah sih, kalau kalian setuju. Kalau gitu ganti pertanyaan aja, yang pasti kita mau ngapain?" tanya Keiro.

"Kita mau barberquan," jawab Ed.

"Tempatnya gimana? Kita takutnya gak bisa urunan kalau terlalu mahal. You know-lah, kita gak sekaya kalian," tanya Steve.

"Hey, kamu ngeragu'in rumahku?" tanya Trystan balik dengan pura-pura tersinggung.

"Ooo, iya-ya. Lupa aku kalau ada kamu, Trys!" jawab Steve.

"Kalau gak ada Trys pun, aku masih ada," ujar Rio.

"Kita juga masih ada!" ucap Ed, Crys, Eri, Lian berbarengan.

"Kalau Trys gak masuk sini, kalian juga gak masuk sini," ujar Rio.

"Hehe ... 100 untuk kamu, my twin," ucap Eri.

"Iya, akhirnya sekian lama kamu bersahabat sama mereka, aku baru kenal mereka sekarang," ujar Rio.

"Biarin, wlek ...."

"Dasar, tak berperi kekembaran!"

"Ampun deh, apa kalian akan berdebat terus?!" ujar Crys sambil memutar bola matanya.

"Oke-oke, kita lanjutkan pembahasannya," ucap Eri.

"Jadinya setujukan dirumahnya Trys dan Crys?" tanya Keiro.

"Setuju."

"Oke, kita mau kapan?" tanya Crys.

"Sabtu malam aja, gimana?" usul Vino.

"Setuju," jawab mereka bersamaan.

"Oke-oke, berarti besok malam ya?" ucap Trys.

"Kok besok?" ceplos Billy.

"Besok itu sudah hari Sabtu, mas," ujar Levin sambil memutar bola matanya.

"Masa sih?" tanya Billy.

"Gak percaya? Buka kalender sana, mas!" ujar Eddy.

"Wkwk ... sorry, kalian taulah. Aku mana pernah buka kalender, seperti yang kalian tahu aku cuma taunya main games," ujar Alvin.

"Dasar!" ujar Vino.

"Eh ... nanti pulang sekolah ke mall mau gak? Kita belanja bareng buat barbequan," tanya Lian.

"Tapi kita gak bawa uang," ucap Kero.

"Tenang aja, yang bayar aku dan Crys," ucap Trys.

"Wah ... kalau gitu boleh, tapi ke sananya naik bemo apa ya?" tanya Karin.

"Ikut kita yang bawa mobil, kurasa cukup kok. Yang bawa mobilkan ada aku, Rio, Eri, Ed, Trys, Crys dan aku gak tau lagi sisanya," jawab Lian.

"Aku juga bawa!" ujar Levin.

"Aku juga!" ucap Alvin dan Aaron bersamaan.

"Nah, ada 9 anak yang bawa mobil di kelas kita. Yang bisa ikut aku, Eri, Crys, Rio, Trys, dan Ed hanya satu orang. Karena mobil kita terlalu kecil, karena gak direncanakan kalau kita akan pergi jadinya kami membawa mobil sport. Tapi untuk yang bawa mobilnya bukan sport kok, jadi bisa memuat 3 orang lagi," jelas Lian.

"Mobilku juga gak sport kok," ucap Aaron.

"Kalian berdua?" tanya Ed.

"Hehe ... mobil kita sport." jawab Alvin dan Levin bersaman.

"Memang dua sepupu ini kompak banget ya," ujar Keiro.

"Gak papa, cukup kok. Kan yang bawa mobil sport ada 8 orang, kan muatnya cuma berdua ya. 2 kali 8 udah 16, yang gak bawa mobil sport ada 1 bisa muat 4 orang. Jadi pas, kan murid kelas kita memang hanya ada 20c" ucap Crys.

"Oh iya, pas ya," ujar Rio.

"Kalian sudah selesai berundingnya? Sudah sejak 15 menit yang lalu saya masuk dan menunggu kalian berunding, entah apa yang kalian rundingkan!" ujar seseorang.

"Eh ... bapak, maaf pak kita gak tau. Hehehe ... kita lagi merundingkan acar tahun baruan bersama, pak," ujar Keiro disertai cengiran diakhir.

"Wuh ... bapak mah, hanya bisa sabar melihat kelakuan kalian. Kok, yah untung kalian tahun lalu naik kelas semua. Tahun baruan masih lama juga udah direncanakan, kalian tahu tahun baru masih empat bulan lagi," ucap pak Marco.

"Ah bapak, bapak massa gak tau sih. Ini namanya solidaritas, kita sekelas ini bukan hanya teman saja pak. Tapi kita ini adalah saudara walaupun bukan kandung sih, pak," ujar Kero.

"Bapak sampai pusing mengurus kalian," ujar pak Marco.

"Kalau pusing pegangan, Pak. Kali aja mau jatuh, Pak," celetuk Karin.

"Kalian ini semua sama aja, gak murid lama-gak murid baru. Gak cowok-gak cewek, semuanya sama aja!" ujar pak Marco.

"Tentu dong pak, kalau gak sama itu gak kompak namanya," ucap Trystan.

"Sepertinya kamu cocok untuk ikut lomba debat," ujar pak Marco.

"Wah ... terima kasih atas sarannya pak, mungkin kapan-kapan aku bisa masuk ekstra debat pak," ucap Trystan.

"Kamu beneran mau ikut ekstra? Akhir kelas ini ada juga murid yang mau ikut ekstra, walaupun hanya satu murid gak papalah," ujar pak Marco.

"Tapi aku juga gak tau pak, kapan-kapannya itu kapan, bisa aja nanti saat udah lulus pak," ujar Trystan lagi.

"Kalau gitu sama aja Trystan, huh ... memang ya kelas ini gak ada yang niat sekolah. Udah ulangan gak belajar, pr gak dikerjakan dirumah," ujar pak Marco.

"Lah pak, sekolah kan rumah kedua bagi kita. Kan gak ada salahnya kalau kita ngerjain pr di rumah kedua kita, yak gak guys? Yang penting rumah," ujar Crystal.

"Benar itu," jawab sekelas.

"Saya mah kalah, kalian benar-benar cocok jadi anak kembar," ujar pak Marco.

I P ATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang