Chapter 15: Bunga Asoka [END]

48.7K 6.6K 1.5K
                                    







"Dia nggak ada chat lo?" tanya Cakra sekali lagi. Mauryn di sampingnya mengangguk lesu.

"Yaudahlah," ucap Mauryn sambil menghela nafas berat, "emang nggak peduli kali."

"Lo aja gih chat duluan," kata Cakra membuat Mauryn mendelik.

"Ih, nggak. Guekan cewek, masa harus gas duluan," protes Mauryn tak setuju.

Cakra jadi mencibir, "elo pasukannya si Faili sih ya. Jadi ikutan gengsian kayak dia," ejeknya membuat Mauryn memutar bola mata sebal.

Mauryn menghela nafas panjang. "Emang buat dia gue tuh cuma temen bisnisnya sih," keluh Mauryn bersungut.

Cakra mengangkat alis, lalu memandang ke arah lapangan tempat teman-temannya sedang bermain basket bersama. "Kok si Jay gitu ya? Kok dia nggak ngegas?" tanya Cakra bingung sendiri, "ya sebagai cowok gue liat jelas-jelas dia ada rasa sama lo."

"Ck. Lo diem aja deh, Ka. Nggak usah bikin gue ngarep," sahut Mauryn kembali bersungut.

"Yeu si iler. He, kalau dia nggak punya rasa ngapain kemaren dia mau jenguk elo?" tanya Cakra jadi sewot.

Mauryn memajukan bibir mengingat itu. "Kemaren juga Kak Candra kenapa nggak bangunin gue sih pas dia datang," keluhnya jadi merengek kecil.

Cakra diam lama, lalu mendesah pelan seakan mengerti sesuatu. "Ini pasti gara-gara kakak lo, Ryn," katanya dengan ekspresi yakin membuat Mauryn mendelik kecil. "Kakak laki-laki itu emang pengganggu nomer satu," ucapnya seperti menyindir seseorang dengan dendam. "Pasti kakak lo ngalang-ngalangin gitu, deh."

Mauryn mengernyit, tapi tak menjawab.

"CAKA!!!!"

Keduanya terlonjak kaget. Ketika tiba-tiba Jinny melesat datang dan melompat ke samping Cakra, langsung menggampit lengan pemuda itu. Ditambah Yera yang juga datang.

"Ka kok disini sih? Yuk ikut main yuk!" ajak Yera memaksa, menarik lengan Cakra bersamaan dengan Jinny yang menarik lengan satu lagi.

Cakra langsung tenganga-nganga bingung, "ha? Apaan sih?" tanyanya tak paham apapun pasrah ditarik dua cewek itu pergi.

Jinny dan Yera tak mendengarkan, menarik lengan Cakra paksa memasuki lapangan lagi. Menghampiri Faili dan Shaeron yang berdiri menungggu.

"Lo ngapain sih ha bayi bekantan?!" omel Jinny saat jauh, melotot mengancam pada Cakra.

"Odong emang lo!" tambah Yera kini menoyor kepala Cakra.

"Lah gue ngapain?" tanya Cakra tak tahu menahu.

"Lo ngapain duduk berdua sama Mauryn gitu!?" geram Yera dengan emosi tertahan, meremas lengan Cakra gemas membuat Cakra mengaduh.

"Ya gue capek, Nyet. Mau istirahat," jawab Cakra apa adanya, lalu menoleh pada Faili yang sudah di depannya. "Fai, emang gue salah? Gue cuma duduk, kan?"

Faili melipat kedua tangan di depan dada, melengos panjang. "Ya nggak salah. Tapi ada Kak Jay yang ngeliatin lo berdua."

Cakra membelalak, refleks menoleh ke belakang tapi tangan Yera segera menoyor kepalanya untuk tak berbalik kentara.

"Udah, deh. Sekarang sini aja. Lo tuh pho dasar!" tuduh Jinny mengomel.

"Anjir pho apaan? Gebet cewek aja gue belum bisa malah sok jadi pho," sahut Cakra malah jadi curhat.

Cakra menggeram, "Yaudah yaudah oke. Tapi jangan rebutin gue gini juga," katanya mengarah pada Yera dan Jinny di sisi-sisinya yang masih memegangi lengan cowok itu.

Flutter ✔ ✔Where stories live. Discover now