Mother Day

2K 124 32
                                    

Hari ini adalah hari ibu. Apa yang dilakukan Sakamaki bersaudara untuk merayakannya?

Note : di sini Sakamaki bersaudara berumur 8-12 tahun (umur manusia tentunya, karena aku tidak tau umur vampirnya //plakk)

Mother Day -- begin

Shuu & Reiji :

Pada siang yang cerah itu, seorang anak lelaki tampak senang mengelilingi taman bunga mawar yang terletak di belakang mansion. Ia menyisir surai pirangnya dengan jari dan tangannya yang satu lagi menggenggam sekuntum mawar putih. Anak lelaki itu tersenyum lebar saat saudara kandungnya datang mendekat.

"Reiji! Coba lihat!" Si pirang menyodorkan bunga yang ia genggam ke saudaranya, Reiji

Namun, tanggapan dari Reiji tidak seperti yang ia harapkan. "Aku tidak ada waktu untuk ini, Shuu. Aku harus kembali belajar." Ia mendorong kacamatanya lalu berbalik memunggunggi kakaknya.

Senyuman di bibir mungil Shuu memudar. Bukan kah Reiji terlalu dingin kepada kakaknya?

Oh, tentu Shuu tidak akan menyalahkannya. Ia tak heran lagi jika melihat adiknya itu di kelilingi buku-buku tebal. Sedangkan dirinya sendiri yang seharusnya menjadi pewaris takhta dari ayahnya hanya asik bermain. Tetapi, terlepas dari itu semua, hari ini adalah hari spesial.

"Tapi, Reiji, ini kan hari ibu. Kau tidak ingin memberikan sesuatu pada ibu?"

Ya, hari ini adalah hari ibu dan Shuu ingin memberikan sekuntum mawar pada ibundanya.

Reiji melirik Shuu lewat sudut matanya dengan angkuh, seolah berpikiran bahwa sang kakak hanya menghabiskan waktunya saja. Setelah itu, ia hanya berlalu dan tidak mendengarkan 'ocehan' kakaknya.

Tangan Shuu yang menyodorkan bunga melemas dan bergerak turun. Bola mata sapphire-nya memandangi bebatuan yang menjadi jalan setapak di taman, lalu ia menggelengkan kepalanya.

"Aku akan tetap memberikan ibu hadiah." Tangannya mengepal dan kaki-kakinya melangkah menuju gazebo, tempat dimana ibunya sedang merajut syal.

Satu kata yang mewakili perasaan Shuu terhadap ibunya. Manis.

Senyuman kembali mengembang di wajah Shuu dan matanya berbinar penuh kebahagiaan. Ia memikirkan bagaimana reaksi ibunya nanti jika dirinya memberikan bunga. Karena Shuu pernah mendengar dari Reiji bahwa bunga memiliki bahasanya tersendiri.

Dan mawar putih melambangkan cinta sejati.

Ia mempercepat lajunya saat melihat siluet ibunya yang tengah duduk semakin dekat.

"Ibu!" Panggil Shuu

Ibunya tak menyahut.

Shuu membuka mulutnya, berniat untuk memanggil ibunya lagi, tetapi, segera ia mengurungkan niatnya tersebut saat menyadari bahwa kedua kelopak mata sang ibu tertutup.

Rupanya, ibunya--Beatrix--tengah tertidur.

Dengan bola benang wol dan syal yang setengah jadi di pangkuannya, Beatrix tertidur dengan pulas. Sorot matanya yang tajam dan wajahnya yang tegas kini digantikan dengan ekspresi damai yang jarang terlihat.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jan 15, 2017 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Having Fun with Diabolik Lovers CharactersWhere stories live. Discover now