*** (1)

3 2 0
                                    

Sebuah acara pernikahan yang megah dan dihadiri banyak orang berubah jadi berantakan saat semua yang ada di acara itu mengetahui sang mempelai pria tak datang dalam acara sakral itu. Kekecewaan yang paling mendalam pastilah dirasakan oleh keluarga mempelia wanita. Sedangkan yang menanggung malu berat adalah keluarga si mempelai pria.

Semua yang hadir ditempat itu tampak mulai gelisah. Keluarga kedua mempelai nampak saling pandang dengan tatapan tak menyenangkan pada sebelah pihak. Tanpa bisa dicegah mempelai wanita lari dari semua yang hadir di acara itu. Dia lari dengan perasaan remuk dan hancur. Lelaki yang dicintainya menghianatinya di hari sakral mereka.

Si mempelai wanita terus lari tanpa arah dan sampai di jalan setapa menuju hutan. Hutan yang gelap dan misterius. Si mempelai wanita ini akhirnya masuk ke hutan. Dia masuk lebih dalam ke jantung hutan. Tanpa sadar dia sudah berdiri di hadapan sebuah gubuk. Gubuk tua yang sudah reot dan sedikit menyeramkan.

Dari cerobong asap gubuk itu mengepul asap yang banyak. Itu pertanda gubuk itu ada yang menghuninya. Dengan perasaan bingung, bimbang, hancur, dan penasaran si mempelai wanita ini mendekat ke arah pintu gubuk dan mulai mengetuk.

"Tuk... tuk... tukk!"

Tak ada respon dari dalam gubuk. Dia mencoba mengetuk sekali lagi.

"Tukk!.. tukk!!... tukk!!!".

Tetap tak ada jawaban dan respon. Akhirnya dia memutuskan untuk kembali ke tempat acara pernikahannya yang batal. Saat dia berbalik dan meninggalkan gubuk. Betapa terkejutnya dia. Seorang wanita tua dengan keriput di wajahnya, rambut yang penuh uban putih dan mulai jarang, serta tubuhnya yang bungkuk. Wanita tua ini tersenyum. Senyumannya sungguh angker. Si mempelai wanita sedikit ketakutan saat melihat wanita tua itu tersenyum.
"Apakah kau pemilik gubuk ini?"
Tanya si mempelai wanita pada orang didepannya.
"Betul. Aku pemilik tempat buruk ini. Hi..hi..hi...". Katanya sambil tertawa cekikikan. Lalu dia berjalan melewati si mempelai wanita dan membuka pintu gubuk. Si mempelai wanita hanya terpaku melihat si wanita tua ini. Wanita tua tadi berkata dari ambang pintu.
"Masuklah...". Dengan perasaan sedikit takut akhirnya dia masuk ke dalam gubuk itu.

Di dalam gubuk banyak benda - benda aneh yang belum pernah dilihatnya. Rak yang diepnuhi tabung dan toples - toples kaca berisi binatang kecil yang diawetkan. Diatas sebuah meja dia melihat berbagai macam tanaman kering. Mungkin rempah-rempah atau tanaman obat. Matanya terus berputar-putar meneliti semua penjuru gubuk itu. Ditempat terakhir dia melihat seuah perapian yang diatasnya sebuah kuali besar sedang merebus sesuatu.

Tampak si wanita tua sedang memasukan sesuatu kedalam kuali itu. Tangannya mengaduk kuali itu agar semua isi kuali tercampur rata.
"Nek, sebenarnya siapa kau?. Apa kau ini penyihir?" Kata si mempelai wanita.
Terdengar suara tawa cekikikan dari mulut si wanita tua. Lantas dia berkata.
"Aku memang seorang penyihir. Dan apakah kau punya keperluan datang kesini gadis cantik?".
"Aku tidak punya keperluan. Aku sedang tersesat dihutan ini". Katanya menerangkan.
"Begitu rupanya. Aku jarang sekali melihat seorang mempelai wanita masuk hutan sendirian. Kecuali dia punya masalah". Kata si wanita tua kembali.
"Baiklah. Aku mengaku sedang mengalami sedikit masalah". Katanya sambil menghela nafas.
"Kalau begitu kau datang pada tempat yang tepat. Aku akan membantu semua masalahmu". Kata si nenek sambil berbalik dan mendekati si mempelai wanita.
"kau tidak mungkin bisa menyelesaikannya. Masalahku terlalu rumit". Kata mempelai wanita.
"Akan ku berikan sebuah benda agar masalahmu bisa teratasi". Kata si nenek sambil membelai wajah memepelai wanita.

Si nenek membuka lemari tua yang ada di dekat perapian. Dari dalam lemari dia mengeluarkan sebuah benda hitam yang terbuat dari kain.
"Apa itu nek?" Tanya mempelai wanita.
"Sebuah gaun" kata si nenek.
"Gaun?. Apa yang bisa dilakukan gaun itu pada masalahku?".

"Ini bukan gaun biasa. Ini Gaun Hitam". Kata si nenek sambil tersenyum aneh.
"Gunakan gaun ini maka masalahmu akan teratasi". Kata si nenek kembali berucap.

Lalu si mempelai wanita mengambil gaun yang diberikan kepadanya dari tangan si wanita tua. Dia melangkah keluar dari dalam gubuk itu. Setelah melangkah sampai ke halaman gubuk itu dia menoleh. Dia terkejut saat menoleh kearah gubuk. Gubuk yang tadi berada di belakangnya kini sudah tidak ada. Dengan perasaan bingung serta heran dia kembali menoleh kedepan. Kini dia sudah berada di depan hutan. Jalan masuk menuju hutan. Yakinlah dia bahwa wanita tua yang tadi di jumpainnya memang seorang penyihir. Lalu dia berjalan kembali menuju tempat pernikahannya yang batal dan sudah banyak tamu undangan yang pergi.

Black DressWhere stories live. Discover now