***(3)

3 2 0
                                    

Seorang wanita keluar dari kamar mandi dengan handuk membelit di tubuhnya menutupi auratnya. Dia melangkah memasuki kamarnya sambil berusaha mengeringkan rambutnya dengan handuk kecil. Dia terus melangkah ke tengah kamarnya. Dia berdiri di depan lemari besar yang bagian terdiri dari tiga pintu lemari. Di pintu bagian tengah lemari itu ada sebuah cermin yang memantulkan seluruh tubuh wanita itu. Handuk ditubuhnya dikendurkan dan mulai terjatuh ke lantai. Kini tubuhnya polos tanpa penutup. Cermin didepannya memantulkan potongan tubuh yang polos itu. Jika seorang lelaki ada diruangan itu pastilah dia tidak bisa menahan godaan dari tubuh indah dan polos itu.

"Tok! Tok ! Tok!". Seseorang mengetuk pintu kamar. Orang didalam kamar kemudian bertanya.
"Siapa?!"
"Ini aku, Riri. Kau lama sekali nanti kita bisa terlambat!".
Ternyata yang mengetuk Ririn teman dari wanita didalam kamar yang ternyata Merry.
"Tunggu sebentar lagi!. Aku akan keluar menemuimu!" Serunya dari dalam kamar.
"Baiklah.." Ririn kemudian berlalu dari depan kamar Merry.

Merry memandang dirinya yang terpantul didepan cerpin tanpa pakain. Lalu dia membuka pintu lemari dan mencari sesuatu disana. Dia menyibakkan beberapa pakaian yang tergantung disana. Matanya kemudian membentur sebuah gaun pendek berwarna hitam. Dipandanginya gaun itu sambil mengingat-ingat kejadain beberapa waktu lalu. Dia kemudain ingat pada saat dia masuk ke hutan, bertemu wanita tua, dan memeberikan gaun ini sebagai jalan keluar atas masalahnya. Gaun hitam ini lalu di keluarkan dari dalam lemari. Merry mengenakan gaun ini. Ternyata gaunnya pas ditubuhnya. Merry berkaca di cermin tengah lemarinya. Dia memandang penuh kagum pada dirinya.

Matanya terus menatap kagum akan dirinya yang mengenakan gaun hitam itu. Muncul hawa dan perasaan aneh pada dirinya. kilatan aneh pada matanya. Kemudian dia tersenyum pada dirinya didepan cermin. Akhirnya dia berpaling dari tempat itu dan melangkah keluar kamar.
"Kita berangkat sekarang kata Merry pada Ririn?"
"Iya tentu saja ayo!". Mereka berdua kemudian menhentikan taksi dan pergi.

Mereka berdua turun dari taksi dan berjalan menuju sebuah rumah yang besar dan megah. Dari luar tampak rumah ini terang benderang dan banyak hiasan dimana-mana. Ternyata pemilik rumah sedang mengadakan pesta. Pesta pernikahan. Mereka berdua disambut oleh seorang wanita berumur separuh abad.
"Ririn!. Sudah lama bibimu tidak melihatmu" kata wanita tua itu dan memeluk serta mencium pipi keponakannya. Lalu dia berpaling dan melakukan hal yang sama pada Merry.
"Kalian berdua masuklah. Temui kerabat-kerabat kita" katanya lagi.

Acaranya meriah banyak tamu undangan yang datang. Sementara Ririn sibuk berbincang-bincang dengan sepupunya Merry memutuskan mengambil minuman. Merry perlahan menuangkan minuman kedalan gelas kaca yang dipegangnya. Perlahan dia meneguk minuman itu. Seoarng pria kemudian mengagetkannya. Ternyata itu mempelai pria dari sepupu Ririn yang menikah.
"Selamat atas pernikahanmu" kata Merry sambil tersenyum. Matanya memancarkan sesuatu yang aneh.
"Iya. Terimakasih. Silahkan nikmati pestanya" katanya sambil menepuk pundak Merry dan berlalu dari tempat itu.
Merry berjalan menuju balkon untuk mencari udara segar.

Tiba-tiba ada seorang pria yang menyapanya.
"Sedang apa sendirian disini?" Tanya lelaki itu pada Merry.
Merry menjawab sambil tersenyum.
"Sedang menenangkan pikiran. Kau sendiri bagaimana?". Lelaki tadi tersenyum. Kemudian dia berkata lagi.
"Bagaimana kalau kita pergi kesuatu tempat?".
"Aku rasa aku tidak. Baiklah tawaran yang bagus".
Lalu mereka berdua pergi meninggalkan pesta pernikahan itu.

Mobil hitam melaju dengan kecepatan sedang. Melintasi jalanan malam yang gelap menuju sebuah hutan. Suasana disana sangat sunyi. Sesekali terdengar suara binatang malam. Mobil kemudian menepi dipinggir jalan yang gelap. Didalam mobil terlihat samar-samar dua orang. Yang satu seorang wanita dan satunya lagi seorang pria. Sang pria kemudian menegur.
"Tempat ini bagus untuk melakukannya. Tidak ada yang melihat". Katanya sambil tersenyum dan mengelus paha wanita disampingnya.
"Kau tidak sabaran rupanya" kata wanita ini dengan manjanya.
"Merry. Semua lelaki pasti tidak akan sabar kalau bertemu wanita sepertimu" katanya.
"Auch... rayuanmu. Hi hi hi..." kilatan aneh muncul di mata Merry.
Kemudian dia berkata.
"Kau inginkan aku?. Ku berikan diriku. Kemarilah lelaki mesum!". Suaranya berubah membuat laki-laki itu jadi heran dan merinding.
"Ada apa Merry?. Apa yang terjadi?"
"Ha ha ha ha!. Kemarilah!".
"Wussshh!!!!" Tali renda apa gaun hitam Merry menyambar leher lelaki itu.
"Arghh!!!. Siapa kau sebenarnya?... arrghh!"
"Cukup jelas. Kau malaikat mautmu ha ha ha ha..."
Lalu satu tusukan mendarat di dada kira pria itu. "Crash!" Dadanya jebol. Jantungnya yang masih berdetak diacabut dari tempatnya.
"Traakk!!!" Leher pria itu patah.
Renda pada gaun hitam itu kembali mengendor. Penuh kebencian jantung yang berdetak perlahan itu diremas. Remasan itu kemudian dimakan oleh Merry. Wajahnya mengerikan penuh dengan darah. Tanpa rasa bersalah dia pergi meninggalkan mayat dalam mobil itu terbengkalai.

Black DressHikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin