29- The Real Ending (END)

2.6K 103 18
                                    

⬆ PUTAR LAGU DI MULTIMEDIA SAMBIL BACA!! ⬆⬆⬆(biar dapet feel nya)

↭↭↭

Kadang tuhan punya masing-masing jalan untuk setiap makhluknya. Baik itu menyenangkan ataupun menyedihkan, semua itu takdir tuhan.
Iqbaal percaya, tuhan itu adil.

Iqbaal percaya, semua yang tuhan kasih adalah cobaan yang harus Iqbaal lewati.

Iqbaal masih berusaha ikhlas.

"Udah, Baal, lo harus kuat," ucap Zidny sambil menepuk bahu Iqbaal menegarkan.

Iqbaal tersenyum miris. Pemuda itu berjongkok di depan gundukan tanah yang masih segar, masih baru, dengan berbagai taburan bunga di atasnya.

Kali ini Iqbaal tak sanggup lagi menahan air matanya. "Steff, you know why i really love you? Because you are stronger for all side." Iqbaal menghela nafas pelan sambil mengusap batu nisan di hadapannya. "Steff, kamu bilang aku harus kuat tapi nyatanya aku nggak bisa. Aku nggak sekuat itu," bibir Iqbaal bergetar tangisnya pecah saat itu juga.

Ada pepatah dibalik laki-laki yang kuat, pasti ada perempuan yang hebat di belakangnya.

Dan Iqbaal sudah kehilangan perempuan hebat itu.

Zidny yang menatap Iqbaal sepeeti itu, turut prihatin. Matanya yang sudah bengkak karena terlalu lama menangis, kini harus kembali mengeluarkan air mata.

"Zee, gimana kalau Steffi kedinginan?"

"Zee gimana kalau ini cuman mimpi? Tolong bangunin gue."

"Zee gue capek, tolong bangunin gue."

Zidny tak kuasa lagi untuk tidak terisak kali ini. Dia memukul punggung laki-laki yang kini sudah terduduk lemas dengan air mata yang tak berhenti mengalir di pipinya. Pandangan Iqbaal kosong, dia sudah tidak punya titik terang. Iqbaal benar-benar hampa.

"Bukan cuman lo yang kehilangan. Tapi gue juga."

Iqbaal tersenyum paksa. "Gue.. Gue, pengen sendiri. Tolong, tinggalin gue sendiri."

"T-tapi Baal?"

"Tolong...." lirih Iqbaal.

Zidny kemudian mengangguk samar dan perlahan meninggalkan Iqbaal sendiri.

Iqbaal menangis lagi. Kali ini isakan pilu keluar dari mulutnya. Laki-laki yang biasa dingin itu kini seolah rapuh kehilangan segalanya. Iqbaal memeluk nisan Steffi dengan perasaan gamang.

"Steff tolong jangan tinggalin aku."

"Steff nanti siapa yang aku peluk kalau kamu pergi?"

"Steff kenapa hati aku hancur banget hari ini?"

Racauan-racauan keluar dari mulut Iqbaal. Pemuda itu mengusap wajahnya kasar.

"Tapi Steff, kamu udh seneng kan ketemu sama Kak Steven di sana?" Iqbaal tersenyum tipis. "Kalau kamu seneng, tolong doain aku ya. Semiga aku ikhlas."

Iqbaal membeku karena ucapannya sendiri.

"Steff kamu tau kan kalau aku sayang kamu?" gumam Iqbaal sekali lagi. "Maaf karena aku ngelanggar janji aku buat nggak nangis lagi. Tapi tolong, sekali ini aja biarin aku nangis. Aku capek," Iqbaal kembali memeluk nisan Steffi.

"I love you more," bisik Iqbaal sebelum mencium lama nisan Steffi.

Iya, nisan yang bertuliskan Stefhanie Zamora.

Steffi sudah pergi....

***

==Flashback==

Somedays Later  √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang