6-Heart Breaker

6.1K 257 5
                                    

VOMMENT JANGAN LUPA GUYSS THANKYOUU❤❤

Happy reading!



Steffi POV

Saat ini aku sedang menggerutu dan menyumpah serapah laki-laki yang kini ada di sampingku. Karena perlakuannya seolah aku adalah baby siter-nya. Jelas saja aku kesal! Aku baru saja mengenalnya. Dengan awal perkenalan tak lazim itu. Dia memarahiku dengan ucapan dingin seakan tak mau mengalah tentang kejadian di taman. Membuat aku ingin memakannya hidup-hidup. Bahkan dia juga yang sudah mengambil kalungku, kemudian menyembunyikannya dan berbicara seolah kalung itu hilang!  Sampai-sampai aku harus mencari berjam-jam kalung itu di danau yang dingin dan membuatku jadi sakit.

Bagiku, kalung itu sangat berharga.

Dan dengan wajah tidak berdosa nya, dia bilang kalung itu ada padanya. Menyebalkan bukan?!

Tiba-tiba saja laki-laki itu mendekat kearahku. Kini wajah kami berhimpit sangat dekat. Nafasnya menderu di leherku. Aku seakan beku akan perlakuannya. Aku menahan nafasku ketika dia ada di hadapanku saat ini. Aku bisa melihat wajahnya dengan jelas.

Mata bulat dan hitam legam, hidungnya runcing juga mancung, rambutnya yang di tata asal dan terlihat acak-acakan tapi entah kenapa membuatnya terlihat semakin tampan.

Kini mataku beralih pada bibirnya. Bibir merah muda itu, entah mengapa, aku melihatnya seakan itu permen yupi. Sexy. 

Astaga fikiranku kenapa jadi gila seperti ini?

Aku menelan ludah ku kasar dan segera mengalihkan pandanganku dari-nya. Aku melihat dia kini menghadap ku masih dengan posisi tadi namun wajahnya agak mundur ke belakang.

"Udah puas ngeliatinnya?" Ucap nya dengan suara serak dan alis terangkat. Dia masih melihatku datar, setelah itu dia menjauhkan badannya dan duduk kembali di kursi nya.

"L..lo tadi ngapain?" Ucapku tergagu-gagu, rasanya susah untuk berbicara, dan keringat dingin mulai menjalar di pelipisku. Aku gugup!

"Ck. Lo kira gue mau nyium lo apa? gue cuman masangin seat belt buat lo!" Ucapnya datar.

Dan kini aku merasakan pipiku memanas. Sungguh ini memalukan, kenapa fikiran ku menjadi kotor seperti ini. Aku merasakan pipiku semakin memanas dengan keringat bercucuran, aku segera memalingkan wajahku kearah kaca mobil agar dia tidak melihat rona merah di pipiku.

Iqbaal , ya setahuku nama laki-laki ini Iqbaal. Laki-laki yang dingin dan ugh,  aku sangat kesal padanya. 

=Author POV=

Iqbaal kini menyalakan mesinnya dan perlahan melajukan mobilnya dengan kecepatan standar. Dia melihat Steffi yang saat ini sedang memalingkan wajahnya ke arah kaca mobil, dengan rona merah yang menjalar di pipi gadis itu.

Iqbaal berusaha memasangkan wajah sedatar mungkin. Padahal dia sudah mengulum senyumnya sedari tadi.

"Rumah lo dimana?" Ucap Iqbaal dengan nada datar.

"Eh?"

"Rumah lo dimana?" Ucapnya kembali dengan nada datar.

Steffi mulai malu untuk kedua kalinya. Bodohnya Steffi, dia malah merutuk dan memikirkan laki-laki di sampingnya ini. "Oh.. itu yaa. Hmm, rumah gue ada di jalan Melati blok 3 nomer 121." 

Iqbaal hanya menjawab dengan anggukan dan gumaman kecil.

Kini mobil Iqbaal sudah bertengger di depan rumah dengan pagar berwarna hitam corak emas  yang menjulang tinggi dan menghalangi rumah dengan cat abu-abu yang terlihat megah. Rumahnya 11-12 dengan rumah milik Iqbaal. Sama-sama besar. Namun rumah Steffi terlihat lebih klasik, kalau Iqbaal lebih modern.

Somedays Later  √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang