~13

2.7K 194 21
                                    

Normal pov

Setelah menemui pasangan yang kelebihan hormon seperti kooktae, mereka kembali ke apartemen mereka.

Mark dan Bambam duduk manis sambil menonton televisi. Tidak ada yang memulai pembicaraan, mereka hanya di landang keheningan.

Sampai Mark memanggil bambam terlebih dahulu untuk membuka suaranya. "Bammie."

"Hmm." di balas hanya gumaan oleh Bambam.

"Bammie kau tahu, sekarang aku sangat bahagia bisa memiliki mu dan aku benar-benar minta maaf atas sikap ku dulu padamu."

Mark berkata sambil memeluk Bambam kedalam pelukannya dan mengecup pelipis Bambam. Bambam hanya bisa merona dan membalikkan badannya untuk membalas balik pelukan yang di berikan oleh Mark.

"Tidak Hyungie, aku tahu mungkin dulu kau tidak pernah tertarik dengan ku yang hanya penganggu di hidup mu." kata Bambam sedih.

Mark yang tahu kekasihnya bersedih segera memeluk bambam makin erat, mengatakan bahwa dia benar-benar menyesal.

"Bammie, mungkin dulu aku sangat egois, tidak menyadari bahwa aku juga mencintaimu."

"Aku sadar sangat terlambat Bammie, dulu aku sangatlah kejam, tapi sekarang percayalah bahwa aku sangat mencintaimu melebihi diriku sendiri."

Ucapan Mark membuat Bambam menangis di pelukan Mark, Bambam menangis bahagia. Dia tidak menyangka bahwa semuanya akan berakhir seperti ini, Mark mencintainya dan cintanya terbalas.

Mark yang tidak tega melihat kekasihnya menangis, mengangkat dagu Bambam dan menciumnya dengan pelan. Tangisan bambam berhenti, mendapatkan serangan mendadak membuat dia salah tingkah. Walaupun mereka sering berciuman tapi tetap saja bambam masih malu.

Bambam membalas ciuman Mark, Mark yang mendapatkan respon dari Bambam dengan senang hati memasukan lidahnya kedalam mulut Bambam. Ciuman mereka semakin intens dan makin panas hingga terdengar erangan dari Bambam, itu membuat nafsu Mark meningkat.

Tapi ciuman itu harus berhenti ketika bambam yang telah kehabisan nafas. Dengan sangat terpaksa Mark melepaskan ciumannya dan menatap Bambam dengan padangan berkabut.

"Bammie." suara Mark yang kini memberat tidak seperti biasanya.

Bambam yang di tatap seperti itu dan panggilan Mark yang terasa aneh, bambam tidak bodoh dia tahu bahwa Mark telah di butakan oleh nafsunya. Mark terus menatap Bambam intens hingga bambam menganggukan kepalanya menjawab panggilan dari Mark tadi.

Mendapatkan lampu hijau dari Bambam, dengan senang hati Mark mengendong Bambam menuju kamar apartemen mereka.

Sepanjang perjalanan menuju kamar, mark terus mencium Bambam dan dengan cepat menghempaskan tubuh Bambam di atas keranjang king size milik mereka.

Mereka menghabiskan malam yang panjang untuk bercinta di atas ranjang, udara malam yang dingin dan suasana ac apartemen tidak berpengaruh bagi mereka.

Kamar mereka di dominasi dengan hawa panas,  itu pun hawa panas dari mereka berdua. Erangan penuh kenikmatan mereka menjadi Puncak malam mereka.

Bambam yang sudah kelelahan hanya bisa terlelap di pelukan Mark, Mark dengan senang hati menarik selimut menutupi tubuh polos mereka berdua. Tidak lama setelah itu Mark menyusul Bambam yang terlelap di pelukannya.

"Bambam aku mencintaimu." kata Mark serta mengecup kening lalu bibir Bambam bergantian sebelum dia menyusul Bambamnya.

Bambam terbangun lebih dulu dari pada Mark, dia memutuskan untuk pergi ke dapur untuk membuat sarapan. Mumpung sekarang lagi libur jadi mereka tidak pergi sekolah.

Baru juga akan turun Bambam tiba-tiba terjatuh karena merasakan sakit di bagian belakangnya, terlebih dengan pantatnya.

Bruukkk

Bambam mengingat apa yang terjadi dan itu membuat dia merona hebat, ingatan tentang semalam bagai dvd yang berputar di otaknya.

Mark yang mendengar suara gaduh segera melihat apa yang terjadi, dia melihat bambam ada di bawah ranjang dan membuat menjadi sangat panik.

"Astaga bammie!" panik Mark.

"Apa yang terjadi?"

"Aishh Hyung, jangan mengomel dulu, tolong bantu aku kembali ke atas."

Mark dengan panik mengangkat Bambam di lantai, bisa terlihat ringisan kesakitan dari wajahnya. "Ada apa Bammie."

"Tidak apa Hyung, tadi aku hanya mau ke dapur membuat sarapan untuk mu, tapi tubuh bagian belakang ku sakit." jelas Bambam dengan wajah memerah.

Mark yang melihat wajah Bambam hanya mampu terkekeh walaupun dalam hati dia sangat khawatir pada keadaan Bambam.

"Mungkin semalam aku terlalu kasar padamu Bam." kata Mark dengan seringai di wajah nya.

Bambam yang melihat wajah jahil kekasihnya segera memukul keras dada mark. "Akkhh itu sakit baby."

"Biarkan itu balasan untuk Hyung karena ulah Hyung aku tidak bisa berjalan dengan benar!"

"Tapi kau menikmati nya kan baby." Mark menaik turunkan alisnya dan itu membuat Bambam makin merona.

"Hyung berhenti menggoda ku, aku lapar kau tahu Hyung."

"Aishh, baiklah kau diam di sini biar aku keluar membuat sarapan."

Bambam mengangguk sebagai jawabannya, Mark dengan cepat pergi ke dapur tentu setelah berpakaian walaupun hanya mengunakan celana pendek miliknya tentu tidak ketinggalan kecupan selamat pagi dari bibir Bambam.

Lima belas menit menunggu Mark datang dengan membawa dua gelas susu panas dan dua piring nasi gorengnya.

Mereka berdua makan dengan sangat lahap, di tambah acar suap suapan yang mereka lakukan. Setelah selesai makan Mark kembali menyerang Bambam, karena sedari tadi Bambam hanya mengunakan selimut sebagai penutup tubuh polosnya.

Mark tidak tahan untuk menyerang Bambam, tapi perut lapar nya tentu harus diisi lebih dulu kan, agar bisa lebih lama mengempur Bambam nya di ranjang.

Mark Bambam kembali melanjutkan aktivitas mereka semalam dan seperti nya ini adalah hari panjang bagi Bambam.

Jadi kita biarkan mereka menikmati waktu mereka bersama dan biarkan cinta tulus mereka menjadi saksi hubungan yang terjadi di antara mereka.

Mereka membuktikan bahwa kalau jodoh itu tidak akan kemana, jika mereka memang di takdirkan bersama, mereka pasti bersatu.

Endd
🐑🐵🐮🐵🐍🐵🐧🐮🐮🐵🐘🐵🐗🐵🐔🐵🐍🐒🐌
Akhirnya ini cerita End juga..
Maafkan kesalahan dan typo yang merajai cerita ini...
Maafkan juga End dengan tidak elitnya...
Sampai bertemu di cerita Mark Bambam selanjutnya, itu jika masih ada yang mau baca...

MARKBAM | ENDWhere stories live. Discover now