Chapter 19

13.3K 783 7
                                    

Perasaan Liana benar-benar tidak enak, hari ini Leo keliatan sangat... aneh. Ya, biasanya Leo tidak penah seperti ini. Biasanya Leo selalu kelihatan tenang, dan malah ia lebih baik jika marah karena Liana sudah biasa menghadapi temperamen Leo yang naik terus, nggak pernah turun, palingan datarlah or No expression. 

Keanehan itu sudah dari tadi pagi, Leo kelihatan sangat gelisah. Sering kali Liana memergokinya menghela nafas panjang, memijit keningnya dan bersender pada kursinya. Melamun.

Apa ia sedang jatuh cinta? 

Ah tidak mungkin! 

Liana tidak percaya, laki-laki workaholic, penyendiri, kasar dan tidak berperasaan seperti itu mana mungkin jatuh cinta.

Dan Liana tidak akan mungkin... tidak tahu.

Liana melihat lampu intercom di mejanya berkedip. Leo memanggilnya, Liana langsung meng-iyakan dan menuju ke ruangan Leo. 

Leo seperti tidak fokus berbicara dengannya, matanya yang tajam dan indah tidak menatap Liana seperti biasa, yang biasanya Leo lakukan setiap kali bicara dengannya, tapi yasudahlah.. ia akan tetap menuruti apa kata Leo. 

Setelah Liana kembali keruangannya, Intercom kembali berkedip, Liana langsung menjawabnya. 

Liana tidak percaya, Leo membatalkan meeting penting pada pukul 2 siang ini.  

Dan Leo marah, karena ia bermaksud memprotes dan yang sebenarnya ia ingin menanyakan kenapa? 

Air matanya meleleh dipipi. 

Ia sedih.

Ia kesal.

Bukan karena Leo membentaknya, malah ia sangat menyukainya.

Tapi karena ia harus memulainya lagi dari awal. 

Rencana yang telah lama ia fikirkan... yeaahhh suatu saat pasti bisa. 

The Beast is Mine! <OPEN PRE ORDER!>Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang