Chapter 18

14.3K 812 10
                                    

Albraham's Empire

At Leo's Office

12:50 PM

Leo merebahkan dirinya bersender pada kursi meja kerjanya, ia baru saja kembali ke kantor. Meeting hari ini dengan client-nya terbilang sukses, tanda tangan kontrak pun sudah terlaksana dalam waktu singkat. 

"Liana kamu kesini sekarang!" Perintah Leo via intercom, ruangan Liana berada disisi kanan ruangan Leo. 

Leo menekan tombol ON pada layar disamping laptop-nya, ia mengaktifkan monitor untuk dapat melihat keadaan apartemennya melalui CCTV, jadi ia bisa memantaunya dari sini. Demi keamanan saja. 

(Yaahh, oke! Biasanya ia tidak pernah menggunakannya, saat ini Ia memang mau melihat Be), Leo mengakuinya dalam hati.

"Yes sir", Sahut Liana menjawab panggilan Leo. 

Tampak Liana memasuki ruangan Leo, sekretarisnya ini sudah 3 tahun ikut Leo dan Liana adalah wanita yang bisa sabar dengan temperamen Leo. Leo akui ia sangat selektif, teliti, disiplin dan tegas dalam bekerja. Memang hanya Liana satu-satunya orang yang bisa bertahan, biasanya yang terdahulu hanya bertahan 3 atau 6 bulan. 

"Kamu sudah hubungi Hengky?" Tanya Leo sewaktu ia merasa Liana datang dan berdiri di depan mejanya, tapi mata Leo tetap pada monitor dan layar terbagi 4 bagian. Ruang tamu, dapur, ruang kerja dan kamar Leo. 

"Already Sir, Pak Hengky bilang ada beberapa hal yang harus diubah sedikit. Dan dia akan melapor jika semua sudah fixed". Jawab Liana.  

(Sepi, kemana dia?) Pikir Leo. Matanya mencari ke semua ruangan, tapi Ia tetap tidak melihat Be.

Leo menyetel mundur waktu untuk melihat rekaman tadi pagi, pukul 8 ia melihat Be keluar kamar - menuju Sofa - membuka kulkas - menelpon seseorang - masuk ke dalam kamarnya (kamar Be) dan 45 menit kemudian Be pergi.

Leo mengernyitkan wajahnya.

(Mau kemana dia?) Pikir Leo.

(Ahh ini bukan urusanku), Pikir Leo lagi, ia berusaha untuk tenang dan mengabaikan hal itu. 

Leo lupa Liana masih menunggunya bicara. Setelah ia sadar, Leo melihat ke arah Liana dan Liana terlihat sedikit gelisah menunggunya.

"Bilang sama hengky, dalam waktu 3 hari semua harus sudah siap dan sudah harus ada di meja saya. Jangan buang-buang waktu. Kalau memang dia tidak sanggup, kamu hubungi Setiawan. Dan saya mau dalam waktu satu minggu kita sudah bisa serahkan semua itu pada Mr. Robin". Ucap Leo dan matanya kembali pada monitor didepannya.

"Yes Sir", Sahut Liana sambil menuliskan sesuatu di agendanya.  

Tiba-tiba Leo melihat ada yang masuk ke apartemennya, waktu menunjukkan waktu saat ini. Ia melihat Be dan.. Pedro, juga ada seorang laki-laki berseragam yang membantu mereka membawa barang-barang.

(Bell boy), Ucapnya pada diri sendiri.

(Mereka habis belanja? Seenaknya saja mereka keluar masuk apartemenku tanpa izin) Pikir Leo kesal.

"Kamu hubungi Hengky sekarang!" Perintah Leo pada Liana. 

"Baik Sir Albraham". Kata Liana suaranya terdengar waspada. 

Liana mengambil map berwarna biru diatas meja Leo dan ia berjalan menuju ruangannya.   

Kemudian Leo melihat mereka berdua duduk di lantai, di depan kulkas. Suara mereka tidak terlalu jelas terdengar. Lalu entah apa yang terjadi karena Pedro tiba-tiba tertawa dan Be... ia menimpa Pedro duduk diatas tubuh Pedro, memukul dadanya. 

Tangan Leo mengepal, Ia sangat marah. Cemburu? 

Mata Leo menyipit melihat monitor, dadanya berdesir panas, giginya bergemeretak, jantungnya berdebar kencang dan ini bukan karena gairah, melainkan amarah. Bibirnya membentuk satu garis, dan Leo jadi ingin sekali melempar monitornya. 

"Brengsek!!" Maki Leo sewaktu melihat Be menarik tangan Pedro masuk ke kamar.

"LIA", Panggil Leo lagi, via intercom. Ia berusaha mengendalikan intonasi suaranya. 

"Yes Sir?" Sahut Liana. 

"Meeting jam 2 sudah siap?" Tanya Leo. 

"Semua sudah siap Sir". Jawab Liana.

"Batalkan!" Ucap Leo, suaranya terdengar tenang tapi jauh lebih berat karena ia sedang mengontrol emosinya.

"But.. Sir?" Liana terdengar bingung.

"Did you not hear?? CANCEL NOW!!" Ucap Leo sedikit membentak. Akhirnya amarahnya meledak juga.

"Ba-baik Sir Albraham". Suaranya terdengar sedikit bergetar.

Leo memaki, dan pergi keluar meninggalkan ruangannya. 

The Beast is Mine! <OPEN PRE ORDER!>Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang