Chapter 11

16.4K 944 0
                                    

"Leo? Is that you?" Panggil Be, ia berusaha membuka matanya. 

Cahaya lampu membuat matanya silau, beberapa kali ia mengerjapkan mata berusaha melihat siapa yang berdiri di depan tempat tidurnya. 

Be baru ingat, ia menangis dan tertidur di kamar Leo.

"Leo??" Panggil Be lagi.

Akhirnya Be melihat Leo dengan jelas.

Jantungnya tiba-tiba berdetak kencang, tubuhnya menegang dan lemas secara bersamaan. Udara seperti mendesak keluar dari paru-paru Be. 

Mata itu lagi...Mata Leo.

(Ahhh.. kenapa ia hanya memandangku seperti ini?) Tanya Be dalam hati.

"Tatapannya saja bisa buat aku lemas begini", Ucap Be lirih.

Be hanya bisa terpaku menatap Leo, dan hanya menatapnya. 

(Gosh! Apa dia masih marah?) Pikir Be, pandangan Leo benar-benar menusuk. Be salah tingkah dibuatnya.

~------------~

<Leo's side>

"For heaven's sake!!" Umpat Leo pelan.

(Jangan menatapku seperti itu bocah, please...) Batin Leo memohon. 

Leo melihat Be bergerak lembut, ia terlihat gelisah. Be menatapnya, sesekali mengerjapkan matanya dan bulu mata yang indah itu bergerak lembut seakan memanggil Leo mendekat. Sekarang ia melihat Be menggigit bibirnya.

"Please God! Jangan siksa aku terus!" Ucapnya pelan, Leo sudah tidak tahan.

Tanpa berfikir lagi, Leo mendekati Be. 

Ia duduk ditempat tidurnya, disebelah Be, menghadap Be.

Ia menarik tangan gadis itu, memaksanya untuk bangun dan duduk.

Be keliatan kaget, bola matanya membesar, ia seperti ingin memprotes Leo. Tapi Leo tidak memberikan kesempatan untuk gadis itu.

Leo mendekatkan wajahnya ke wajah Be. Kening mereka bersentuhan. 

Leo menggesekkan hidungnya dengan hidung Be dengan lembut, nafasnya memburu. 

Leo merasa Be juga seperti berusaha mengatur nafasnya. Sekarang nafas mereka seperti menderu, mendesak dan kadang tertahan. 

Harum Be membuat panca indera-nya tidak berfungsi.   

Leo melihat bibir Be sedikit terbuka, seperti mengundang Leo untuk menciumnya.   

Leo ingin sekali menciumnya, merasakan bibirnya yang lembut dan mendengar ia mendesah. 

Ia ingin melumat gadis ini.

Tapi otaknya mati-matian memerintahkan dia untuk pergi dari sini, meninggalkan Be. Berbanding terbalik dengan tubuhnya yang malah menginginkan lebih.

(Fuck! Bocah ini sudah menjungkir balikkan hidupku). Maki Leo dalam hati.  

Leo sadar, ia harus pergi sekarang. Leo mengangkat kepalanya dengan berat, menjauhi wajah Be.

"Bocah, aku hanya mau mengecek kamu sakit apa tidak". Ucap Leo, ia mati-matian menahan diri.

"A a-aku baik, nggak sakit kok". Jawab Be, ia terlihat gugup, bingung, dan juga ada kekecewaan di wajah Be.

(Ia sedih?) Pikir Leo. Leo mengepalkan tangannya, menahan diri agar tidak merengkuh Be dalam pelukannya. 

"Bagus!" Ucap Leo, ia berdiri dari tempat tidur. Leo berusaha mengabaikan apa yang ia lihat.

Leo kaget tiba-tiba Be memegang tangannya.

"Aku tau kamu bohong!" Ucap Be, wajahnya menengadah melihat Leo yang sedang berdiri.

Leo merasakan sensasi yang ditahannya dari tadi menjalar lagi, malah bertambah.

"Bohong apa?" Tanya Leo, ia berusaha menjawabnya dengan suara senormal mungkin.

"I know you want me". Jawab Be sambil tersenyum. 

(Jangan coba-coba tersenyum Bocah!) Batin Leo, ia tidak kuasa melihat senyum Be.

"Stay here Leo, please.. I need you tonight" Be memohon padanya, dengan tatapan menggoda dan caranya menggigiti bibirnya membuat Leo hampir hilang kendali.

(Holy shit! Fuck!) Maki Leo dalam hati.

(Calm down Leo, I know I can. Do not listen to her and just get out from here!). Kata Leo dalam hati, berusaha menguatkan dirinya.

"Bocah, kamu masih mimpi ya? Lebih baik sekarang kamu bangun dan kembali ke kamarmu". Ucap Leo dengan tenang, damn! ia mati-matian terlihat tenang.

Be menariknya dengan kuat, Leo terjatuh ditempat tidur, menimpa Be.


The Beast is Mine! &lt;OPEN PRE ORDER!&gt;Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang