Part 9; Don't

13.1K 757 15
                                    

"Jadi ini?" Ucap Xavier lantang.

Pria itu menatap Cherisia penuh intimidasi. Cherisia yang merasa terus ditatap tidak suka oleh Xavier pun hanya menunduk gelisah disamping Sean. Sean yang menyadari itu, menghela nafas kasar dan menggebrak meja konter dengan keras hingga membuat Xavier dan Cherisia segera menatap Sean. Sean menatap Cherisia dengan senyuman dibibirnya.

"Kamu bisa bawa pizza-nya kekamar, sayang.." Kata Sean mengusap pelan rambut panjang Cherisia. Cherisia mengerti maksud Sean, ia mengambil dua potong pizza lalu berjalan dengan perlahan menuju kamarnya, catatnya selakangannya masih terasa nyeri karena perbuatan Sean.

Xavier menatap Cherisia dengan serius. Dilihat dari kondisi tubuh yang punya beberapa bercak merah dileher dan cara jalan Cherisia yang sedikit aneh, seperti Sean baru saja menyentuh gadis muda itu. Tepat saat Cherisia mulai mendekat pada Xavier untuk melewatinya, Xavier segera mencekal lengan kecil Cherisia.

"Arrrrggggh,.." Cherisia meringis merasakan cekalan Xavier yang sangat kuat dilengannya. Pizza yang dipegangnya bahkan jatuh menimpa sofa yang tidak ada disampingnya.

Wajah Sean berubah datar. Dari tatapannya, dia sepertinya sangat tidak suka jika Cherisia disentuh oleh orang lain dengan cara kasar. Hanya dirinya yang boleh mengkasari Cherisia, itupun hanya ketika sedang diatas ranjang selebihnya dia tidak berhak mengasari Cherisia.

"Wanita murahan.." Cerca Xavier pada Cherisia. Sean berjalan cepat kearah keduanya.

Dengan gerakan kasar Sean menyentakkan lengan Xavier yang mencengkram lengan Cherisia. Ditariknya hingga wanita muda itu kini berada dibelakang. Cherisia menundukkan kepalanya, untuk pertama ia merasa begitu ketakukan karena melakukan sebuah kesalahan.

"Jangan menyentuhnya sekasar itu,.." Sahut Sean bernada dingin.

"Ohya, lalu apa aku boleh mengasarinya ketika dia berada satu ranjang denganku?" Ejek Xavier menatap mata tajam didepannya.

Sean diam. Xavier memanglah sahabatnya, bahkan pria itu tahu bagaimana gaya bercinta seorang Sean.

"Kenapa? Baru ingat aku ini sahabatmu, dan sahabat harus berbagi bukan?" Ucap Xavier dengan nada dibuat-buat. Cherisia membulatkan matanya. Cherisia mengerti kemana arah pembicaraan Xavier dan Sean. Ia menatap Sean penuh harap. Demi Tuhan, dia tidak pernah membayangkan ia akan melayani dua pria berbeda dalam satu hari jika Sean menyetujui ucapan Xavier.

"Maaf, dia masih menjadi milikku.." Balas Sean malem.

"Milikmu? Ayolah Will.. biasanya kamu berbagi denganku.." Ungkap Xavier.

Sean kembali terdiam. Xavier benar, mereka sebelumnya memang selalu berbagi satu sama lain termasuk wanita. Tapi, ia bersumpah jika dirinya sama sekali tidak ingin membagi Cherisia dengan siapapun termasuk Xavier.

Sean menyeringai.

"Iya benar, aku selalu berbagi denganmu, tapi.. tidak untuk dia.." Balas Sean tenang.

"Hah, benarkah? Bukankah kamu dapatkan dia dari klub malam?" Kata Xavier memanasi Sean. Tapi Sean masih tetap dengan seringainya.

"Sayangnya tidak, dia bukan bagian dari perempuan di klub malam bahkan aku berani bertaruh dia tidak pernah menyentuh alkohol sama sekali.." Balas Sean dengan penuh keyakinan.

"Ck, mana mungkin?"

"Mungkin saja, karena aku yang menginginkannya, aku yang memaksa dan menjebaknya.." Ucap Sean tegas.

Cherisia mendongak menatap Sean sendu. Ia tidak begitu terkejut saat Sean mengakui telah memaksa dan menjebaknya, karena Cherisia pun sadar memang itulah tujuan Sean sejak setelah ia menandatangani surat perjanjiannya dengan Sean.

Cinta Rahasia (PART 1-21) [GOOGLE PLAY]Where stories live. Discover now