Jinri akhirnya bangkit dari posisi tidurnya dan memberanikan langkahnya mendekati Jungkook yang masih berkutat dengan mie cupnya tersebut. Sadar Jinri yang kini berdiri didepannya, laki-laki itu menggeser sedikit tubuhnya memberi tempat untuk gadis itu duduk.

Jinri duduk disebelah Jungkook sambil memperhatikan gerak-gerik laki-laki itu. Mata Jinri berhenti pada cup mie yang sudah kosong dimeja. Ada 6 buah ditambah yang sedang dipegang oleh laki-laki itu sekarang, Jungkook menghabiskan 6 mie cup sekaligus. Jinri membulat matanya tidak percaya. Selera makan Jungkook tidak berubah. Sangat rakus.

Jungkook meletakkan cup mie ke-6 nya yang sudah kosong diatas meja. Ia melirik Jinri sekilas. “Kenapa kau bangun?” tanya nya membuka percakapan.

Jinri tampak terjengit ketika mendengar Jungkook berbicara kepadanya. “Entahlah. Mungkin karena tadi aku tidur terlalu awal dari biasanya,” sahutnya agak canggung.

Jungkook hanya menganggukkan kepalanya tanda paham. “Sebaiknya kau tidur kembali. Ini masih dini hari.” ucapnya sambil melihat jam tangannya.

Jinri baru saja menghempaskan bokongnya di sofa ini 5 menit yang lalu tapi ia sudah diusir. Ya... Ia paham maksud laki-laki itu, Jungkook secara halus menyuruhnya untuk menyingkir. Jinri tidak bisa memungkiri jika suasana diantara dirinya dan Jungkook setelah pertengkaran mereka mendadak menjadi aneh.

Jinri menyandarkan punggungnya disandaran sofa. Ia menghela napas pelan. “Aku tidak bisa tidur lagi jika sudah terbangun seperti ini,” sahutnya sambil memainkan ujung ikatan tali bathrobenya.

Jungkook hanya diam, ia tidak terlalu menyimak sahutan gadis itu. Entah sejak kapan fokusnya menjadi kearah tubuh Jinri yang kini hanya berbalut bathrobe. Apalagi sekarang, Jinri tengah memainkan tali pengikat bathrobe tersebut seolah-olah menggodanya untuk menarik tali itu dan membukanya. Ingin rasanya ia mengurung gadis itu di bawahnya dan membuat Jinri hanya mendesahkan namanya sepanjang malam. Pikirannya mulai kotor. Jangan salahkan pikirannya tersebut, Jungkook adalah pria normal.

Jungkook berdehem untuk membuyarkan pikiran gilanya itu. “Kenapa kau tidak mengganti bajumu? Apa kau tidak memiliki baju hingga kau memakai bathrobe seperti itu?” tanya nya sangat melenceng dari pembicaraan awal.

Jinri menunduk sebentar untuk melihat bathrobe yang ia pakai. “Ini nyaman untuk dipakai. Kenapa memangnya?” Jinri kembali memainkan tali bathrobenya tersebut.

Jungkook dengan cepat membuang tatapannya kearah lain. “Kau mengganggu mataku,” sahutnya.

Jinri kembali melihat bathrobe yang ia pakai. “Apa aku terlihat jelek memakai ini?” tanya nya dengan polos.

“Kau terlihat sexy memakainya. Kau membuatku tergoda, bodoh.” Batin Jungkook berteriak frustasi.

Jungkook mengeluarkan senyum mengejeknya. “Lebih dari jelek,” sahutnya.

Jinri mendengus. Jungkook ternyata sudah kembali dengan sifat awalnya. “Terserah kau saja. Aku memang begitu, tidak secantik Bae Irene temanmu,” ucapnya dengan memberi penekanan pada kata “temanmu.”

Jungkook diam-diam tersenyum. “Tentu saja. Ia selalu terlihat cantik tidak peduli dengan apa yang ia kenakan,” pujinya dengan terang-terangan.

Jinri tidak sadar langsung mendengus keras. Raut wajahnya langsung berubah. “Ya, kau benar. Ah... Aku mengantuk. Sepertinya aku kembali tidur saja.” ucapnya berpura-pura menguap.

Jinri bangkit dari tempat duduknya. Tujuannya adalah tempat tidur. Walaupun ia sebenarnya tidak mengantuk sama sekali tapi ia akan memaksa dirinya untuk tidur setelah ini. Ia menyesal telah membuka topik tentang Bae Irene karena hal itu membuatnya kembali kesal. Jinri benar-benar muak mendengar Jungkook secara terang-terangan memuji gadis itu didepannya. Jika ia mendengarnya lebih lama lagi, itu akan menyakiti perasaannya sendiri.

Married by AccidentWhere stories live. Discover now