⇝trois⇜

2.6K 385 75
                                    

Bukan Jungkook namanya kalau nggak bisa mendapatkan perempuan yang diincarnya takluk.

Teman sekelasnya tau, gurunya juga tau bahkan seisi sekolah tau. Jungkook pandai bersilat lidah.

Kepintarannya terkadang jadi masalah bagi sekolah apalagi guru BK.

Awal masuk sekolah dia sudah memulai ulah, tampangnya bisa saja polos dan lugu, tapi ternyata dia 'Serigala berbulu domba'

Dibalik sikapnya yang manis, terselip kenakalan diluar nalar anak-anak sebayanya.

"Kalo mau sekolah disini rambutnya gak boleh di cat berwarna mencolok begini! Kamu kan tau." Guru BK yang sudah keriput ini amat lelah mengomentari ulah Jungkook.

"Saya gak tau, kenapa si pak? Padahal kalo rambut saya dicat juga gak ngaruh kenilai kan?"

"Ya itu udah peraturan sekolah!" Pak Jaesuk selaku guru BK naik pitam.

"Siapa yang bikin peraturannya pak? Saya masih bingung."

"Ya pokoknya peraturan dari dulu udah begini, kamu jangan ngajak berantem disini ya."

"Saya gak akan ngaku salah, sebelum saya dapet jawaban yang ngena pak." Ujar Jungkook dengan wajah stay cool-nya. "Ayo, saya tungguin kok Pak."

"Busetdah nih anak."

"Sabar Pak." Bu Yuna menenangkan Pak Jaesuk. "Biar saya yang jelasin."

"Kookie, kamu suka liat gak anak preman yang suka ngamen ataupun nongkrong dipinggir jalan?"

Jungkook mengangguk. "Okey, then?"

"Nah kamu mau gak disamain sama mereka?"

"Masa saya disamain sama gembel Bu."

"Nah kalo kamu ngewarnain rambut begini, kamu gak ada bedanya sama gembel diluar sana. Preman pasar."

Jungkook memyimak perkataan Bu Yuna. "Tapikan artis banyak yang ngewarnain rambut bu."

Sepertinya debat adalah mapel favorit Jungkook.

"Artis udah jelas ngewarnain rambut buat naikin pamor, karena udah tugasnya buat ngemanjain fans-fansnya. Lah kamu kan sebagai pelajar ya tugasnya belajar. Kalo rambut diwarnain begini buat apa? Biar gaul? Yaudah sana gabung aja sama orang yang kamu bilang gembel."

Jungkook terdiam.

Kali ini mungkin perkataan Bu Yuna bisa dijadikan jawaban yang logis, daripada kakek tua keriput ini.

"Nanti kalo kamu udah jadi artis atau keluar dari sekolah ini. Bebas. Kamu mau warnain rambut, warnain kulit sekalian. Hak kamu karena udah gak nyandang status pelajar lagi di SMA Pertiwi. Ngerti?"

"Ngerti bu, besok saya balikin warna rambutnya. Demi Ibu guru hehe."

Jungkook langsung pamit dari ruang BK.

"Giliran cewek cakep aja lu langsung ngerti."

Pak Jaesuk mengipas-ngipas wajahnya yang panas.

Bu Yuna hanya bisa geleng-geleng, entah karena melihat tingkah Pak Jaesuk atau karena melihat ulah Jungkook.

Dua-duanya sama.

Belum lagi kebiasaan Jungkook yang 'masuk sekolah terlambat, pulang sekolah paling pertama'.

"Mang buka dong gerbangnya, please... ganteng deh." Jungkook memijit lengan Mang Satpam.

"Kebiasaan kamu tuh telat mulu."

"Mamang kan tau saya punya penyakit diare, jadi kalo pagi-pagi tuh suka kebelet boker Mang."

"Enggak." Mang Satpam tetap kekeh pada pendiriannya.

「 Girl Meets Evil 」↝revisi↜Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang