Bagian 6

645 39 0
                                    

Hari ini Bu Niken sang guru matematika memberi jam tambahan untuk kelas kami. Alasannya karena banyak teman sekelasku yang masih kesulitan menyelesaikan beberapa soal aljabar darinya

Aku pun berkali kali mengintip dari balik kaca berharap Dirga belum datang menjemputku. Ini sudah pukul 3 sore, dan itu artinya jam pulang sekolah sudah berakhir 1 jam yang lalu

"Bagi yang belum mengerti bisa kembali belajar dirumah, atau boleh bertanya pada Ibu dipertemuan selanjutnya. Baiklah kalian semua bisa pulang sekarang"

Bu Niken berjalan keluar kelas diikuti teman teman Ku yang ikut berhamburan meninggalkan kelas. Aku pun buru buru merapikan seluruh peralatan sekolah Ku memasukannya kedalam tas ransel milikku. Mataku sempat melirik kearah ponsel putih milikku mencoba mengecek beberapa notif disana

Ada sepuluh pesan dari Dirga , dan 45 panggilan tak terjawab darinya

Pasti dia sudah datang

Kakiku melangkah cepat keluar sekolah tak ingin membuatnya menunggu Lebih lama. Namun sial. Aku Tak menemukan suamiku disana

Aku pun berinisiatif menghubunginya namun lagi lagi nomor nya tak aktif

Dia kemana ?

"Perlu tumpangan"

Mataku menoleh kesamping mendapati dean sudah tersenyum padaku dari dalam mobilnya.

"Kenapa kamu bisa disini, darl ?" Aku menatapnya bingung.

Ini sudah lewat jam pulang sekolah, tapi kenapa dia masih disini. Tidak mungkin kan dia sengaja menungguku. Jelas jelas aku sudah menolak ajakan nya tadi pagi

"Aku berniat menjemput rey hari ini tapi ternyata dia pergi kerja kelompok dengan temannya. Mau pulang bersamaku, princess ?"

"Maaf aku tidak bisa, darl. Aku Sudah Ada janji dengan orang lain" tolak Ku halus. Aku sudah berjanji tadi pagi untuk menunggu Dirga, mana mungkin aku pulang dengan dean. Kalau dia menungguku bagaimana ?

"Apa kau yakin ? Ini sudah sore dan sekolahmu sudah sangat sepi. Aku khawatir kau akan digoda oleh pria jahat disini"

Ucapan Dean membuat pendirian ku sedikit goyah. Aku melirik kesisi belakang dan sampingku dan ternyata benar. Disini sangat sepi. Hanya ada aku dan dean. Aku juga sedikit ngeri karena saat sore beberapa preman jalanan akan mulai mondar mandiri disini

"Masuklah ke mobilku. Aku akan mengantar mu sampai rumah"

Aku pun mengangguk setuju lalu memutari mobilnya. Kini aku sudah berada didalam mobil dean

"Mau menemaniku sebentar ?"

"Kemana ?"

"Toko buku. Aku janji hanya sebentar"

Aku kembali menghembuskan Nafas pelan diikuti anggukan kepala. Sejujurnya aku sangat capek namun mau gimana lagi. Aku menumpang dengan nya, mana mungkin aku menolak ajakannya

Sesampainya kami ditoko buku, dean berjalan cepat menuju deretan buku kedokteran disana. Matanya meneliti tajam mencari judul buku yang sesuai dengan keinginannya.

Sambil menunggu dean, mataku melirik ke beberapa judul buku yang terpampang disana. Perhatianku terfokus pada sebuah buku bersampul cokelat yang memaparkan ilmu tentang teknik memasak. Dan kerennya lagi buku ini khusus untuk teknik memasak kue.

Sepintas otak Ku memutar cepat mengingat kejadian tadi pagi. Aku ingat Bagaimana usaha Dirga memasak nasi goreng untukku. bahkan dia rela wajahnya terkena muncratan kecap dan kemeja kerjanya harus kotor karena proses memasaknya. Niat baik pun muncul dari dalam benakku. Aku ingin membalas perbuatan baiknya. Aku ingin membuat sebuah kue untuknya. Tanganku pun menarik buku itu dari deretan rak nya membawanya menuju meja kasir.

TIRED ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang