PART 3

186 11 0
                                    

Setelah mendapat buku yang ingin dibacanya, Yoona ingin ke tempatnya biasa ia membaca yaitu di sudut perpustakaan tapi sudah ada orang yang membaca buku di sana, Yoona sudah membalikan badannya untuk pergi tapi tiba-tiba orang itu berkata “Kenapa pergi?” Yoona pun membatalkan niatnya untuk pergi dan menghadap ke  orang itu.
“Tidak usah takut, kau ini aneh sekali sih bagaimana bisa takut dengan orang yang ganteng sepertiku” ucap orang itu yang tak lain adalah Suho, mendengar hal itu Yoona tersenyum melihat senyum Yoona, Suho benar-benar bahagia. Yoona akhirnya duduk tidak jauh dari Suho dan ia mulai membaca novel. Suho sebenarnya ke tempat ini untuk membaca karena suasananya sangat diam. Dia ingin belajar dan tidak diganggu tapi ia senang sangat senang Yoona ada di sini. Suho terus saja menatap Yoona.
“Aku tahu aku cantik tapi tidak usah seperti itu menatapku”  ucap Yoona sambil melanjutkan kembali membacanya, “Emmm.....” saat Suho ingin mengatakan sesuatu kepada Yoona tiba-tiba saja Yoona mendapat telepon dari seseorang, “Tunggu aku Yuri” ucap Yoona di telepon, tentu saja Suho mendengarnya. Yoona mengakhiri telepon tersebut dan berpamita kepada Suho.
Suho menyusul Yoona dan merebut hp Yoona “Apa yang kau lakukan?” ucap Yoona mengejar Suho sambil berusaha mengambil hpnya.
“Ini nomorku” ucap Suho sambil memperlihatkannya kepada Yoona “Aku sudah menyimpannya di kontakmu” lanjut Suho, Yoona tidak tahu harus berkata apa.
Luhan dan Minho sejak tadi melihat kejadian itu, Minho yang tertawa melihat temannya mulai berani mendekati seorang wanita sedangkan Luhan hanya diam melihat itu.
“Ada apa denganku?” tanya Luhan dalam hati.
Yoona pun meninggalkan Suho dan hanya menunduk ketika melewati Luhan dan Minho.
Ada perasaan aneh yang bercambuk di hati Luhan. Minho menghampiri Suho diikuti Luhan yang ikut di belakangnya. “Wah... kau berani juga yah” ucap Minho sambil merangkul Suho.
Yoona berjalan menuruni tangga, namun tiba-tiba ada yang memanggilnya “Yoona” ia pun berbalik dan mendapati Suho “Apa minggu ini kamu ada acara?” tanya Suho.
“Memangnya ada apa?” tanya Yoona balik.
“Ayo berkencan!” Yoona tidak tahu harus berkata apa mengenai pernyataan Suho yang tiba-tiba itu. “Tapi...” ucap Yoona.
“Ini tidak berarti bahwa kita berpacaran, ahh... tapi memang benar bahwa aku memang menyukaimu, aku juga tahu kau tidak punya perasaan apapun terhadapku, sedikit demi sedikit bisa kau memberiku kesempatan?” jujur Suho.
Yoona tetap diam tapi karena tidak tega menolak ajakan Suho akhirnya Yoona mengiyakan ajakan Suho, karena terlalu bahagia Suho memegang tangan Yoona “Terima kasih” ucap Suho dengan senyum bahagia. Melihat hal itu Yoona tersenyum.
Dari kejahuan ternyata seorang laki-laki yang tak lain adalah Luhan memperhatikan mereka. Ada perasaan sesak melihat hal itu. Luhan tetap diam di tempatnya fikirannya benar-benar kosong. Sepulang sekolah Yoona, Yuri dan Sooyoung pergi ke sebuah cafe tempat mereka biasa menghabiskan waktu.
“Kau dari mana saja tadi?” tanya Yuri curiga
“Eng?” ucap Yoona meminta penjelasan karena pikirannya masih mengingat pernyataan Suho tadi.
“Ada apa? Ada apa? Ada apa?” Tanya Sooyoung mendesak.
“Sebenarnya... tadi Suho mengajakku berkencan minggu ini” jelas Yoona sedikit gugup
“WAH” ucap Yuri dan Sooyoung bersamaan.
“Katanya kami dapat memulainya sedikit demi sedikit” jelas Yoona
“Jadi kamu jawab apa?” Tanya Yuri
“Tidakkah kau pernah bilang bahwa Suho itu orang yang menarik? Iyyakan?” goda Sooyoung.
“Aku menyetujuinya, dan YAKK!!! Aku hanya  bilang bahwa dia orang yang menarik aku tidak bilang bahwa aku suka dengannya!!!” marah Yoona.
“cemburunya... kau benar-benar beruntung Yoona” ucap Yuri.
Mereka menyuruh Yoona untuk berdandan dengan cantik  ketika pergi kencan dengan Suho.
Minho mengajak Luhan dan Suho untuk bermain basket, tapi ia malah meninggalkan Luhan dan Suho berdua karena ayahnya menyuruhnya pulang. Sehingga hanya Luhan dan Suho yang bermain basket.
“Bagaimana dengan Yoona? Apa semuanya berjalan lancar?”.
“Kami akan berkencan besok”.
“Ayo bertanding”.
“Baiklah, apa kali ini kita harus taruhan? Agar permainannya lebih seru?”.
“Ok”.
Permainan dimulai Suho menguasai bola, namun Luhan segera merebutnya dengan kasar. Suho merasa aneh dengan hal itu, ia merasa bahwa Luhan sedang memiliki masalah. Permainan berlangsung selama sejam yang dimenangkan oleh Luhan. Keringat mereka bercucuran bahkan pakaian yang mereka kenakan basa karena keringat.
“Wah...  ada apa denganmu hah? Apa ada masalah dengan Joy?”
“tidak” ucap Luhan dingin
“lalu apa yang terjadi denganmu?”
“tidak ada” ucap Luhan membuat suasana menjadi tegang.
Luhan meninggalkan Suho sendiri, Suho masih bertanya-tanya apa yang salanh dengan Luhan.
***
Hari minggu telah tiba, Yoona sibuk memilih pakaian yang akan digunakannya untuk kencan, biar bagaimana pun Yoona pernah tertarik pada Suho. Setelah mendapat pakain Yoona buru-buru memakainya, rambutnya ia biarkan terurai dan sedikit menggunakan polesan make up. Yoona mendapat pesan dari Suho, mengatakan bahwa ia sudah ada di depan rumahnya, Yoona menyuruhnya menunggu di mobil saja karena ia akan segera turun.
“Ibu aku pergi” ucap Yoona sambil mencium pipi ibunya.
Yoona masuk ke dalam mobil Suho. Suho tidak menyangka bahwa ia dan Yoona akan pergi berkencan.
“Apa ada sesuatu di wajahku? Kenapa menatapku seperti itu?”
“Tidak ada, cantik”
Wajah Yoona tiba-tiba saja mengeluarkan semburat merah, jantungnya benar-benar berdegup sangat kencan.
“Sekarang wajahmu menjadi seperti tomat merah”
“Tapi tetap saja tadi kau mengatakan tomat merah ini cantik”
Mereka berdua tertawa bersama. Suho mengajak Yoona ke sebuah festival. Banyak sekali makanan maupun barang-barang yang dijual di sepanjang jalan, wahana permainan pun sangat banyak. Yoona mengajak Suho bermain roller coaster.
“Ayo main roller coaster”.
“Apa kau berani?
“Wah, kau menganggap remeh aku yah!”
“Ayo...” Yoona menarik Suho.
Mereka sangat menikmati permainan itu berteriak dan saling tersenyum. Mereka menaiki banyak wahana. Namun, Suho mengajak Yoona untuk masuk ke dalam photo box.
“Setidaknya kita harus memiliki suatu yang dapat disimpan untuk kenangan yang menyenangkan ini”
Berbagai pose konyol mereka lakukan. Suho mengambil hasilnya dan memberikan satu ke Yoona dan satu untuknya, Yoona menukar foto yang dimiliki Suho dengan miliknya karena menurutnya ia terlihat jelek di foto tersebut.
“Tunggu di sini” ucap Yoona kemudian pergi ke sebuah toko yang menjual barang-barang yang lucu. Ia melihat sebuah patung-patung kecil seorang kakek dan nenek yang lucu dan membelinya. Dan kembali ke Suho.
“Ini, kau menyimpan patung nenek dan saya menyimpan yang kakek”
“Tidak usah repot-repot”
“Kau memberiku kencan yang menyenangkan, setidaknya aku dapat memberimu itu” Suho mengantar Yoona kembali di rumahnya.
Luhan sudah lama menunggu Yoona pulang ia bahkan membatalkan kencannya dengan Joy. Ia bermain catur bersama ayah Yoona. Mendengar suara mobil di depan kediaman Im, ia yakin bahwa itu adalah Yoona dan Suho. Ketika Yoona melihatnya ia dapat melihat ekspresi kaget di wajah Yoona.
“Aku pulang” ucap Yoona kemudian pergi ke kamarnya. Luhan kemudian pamit kepada orang tua Yoona untuk menyusul Yoona mereka mempersilahkannya dengan senyum-senyum. Luhan pun mengikuti Yoona di belakangnya dan masuk ke kamar Yoona.
“Kenapa mengikutiku?”.
“Bagaimana bisa berkencan dengan orang lain, ketika kamu sedang menjalani perjodohan dengan orang lain?”.
“Berkencan dengan orang lain? Bagaimana denganmu? Aku lelah, aku ingin beristirahat”
Yoona mengusir Luhan dengan lembut, tentu saja ia mengerti maksud perkataan Yoona itu. Ketika hendak keluar, luhan berkata “jangan pernah keluar dari jalurmu! Biarkan aku yang mengemudikannya”.
***

Love RainWhere stories live. Discover now