Vero kejang, Tira bingung

5.6K 472 33
                                    

"Assalamualaikum."
Suara itu membuat semua anak-anak yang tadinya sibuk memperhatikan dan menjamah satu persatu barang di tempat itu, menjadi berbalik untuk melihatnya.

"Waalaikumsalam, Mbak Tira...."
Semua anak-anak itu langsung berhambur untuk menghampirinya.

"Mbak, makasih untuk tempat barunya."
Asha, gadis kecil yang begitu dekat dengannya mengucapkan terima kasih dengan begitu manisnya. Tira pun menyunggingkan senyum, tidak terkecuali dengan Vero yang berada tidak jauh darinya.

"Jangan berterimakasih ke Mbak Tira.. Tapi berterimakasih lah ke Pak Vero."
Tira menunjuk Vero, semua mata anak-anak segera tertuju kearah laki-laki itu.

Setelah melihat siapa yang dimaksud Tira, anak-anak itu bukannya mengucapkan terimakasih seperti yang disarankan oleh Tira, tapi malah menatap Vero dengan pandangan "ah masak iya dia yang melakukannya?" mereka masih tidak percaya, laki-laki yang mencoba menggusur tempat untuk mereka belajar, sekarang malah membuatkan tempat yang lebih layak. Ini bukan suatu keajaiban kan? Vero yang terkenal kejam, seperti info yang mereka dapat, berubah sebaik itu.

"Orang itu Mbak?"
Tanya Asha, gadis kecil itu mewakili keraguan semua anak.

Tira mengangguk dengan pasti.
"Iya, dia Pak Vero.. Mungkin kalian masih mengingatnya, tapi dia nggak seperti yang kalian pikirkan. Dia orang baik yang akan menjaga kalian."
Perempuan itu mulai meyakinkan.

Meski begitu mereka tidak bergeming, rasanya mustahil seseorang berhati batu dengan mudah bersikap lembut.

Vero yang sadar bahwa dirinya masih diragukan, akhirnya membuka suara.
"Saya minta maaf, jika sikap saya pernah membuat kalian sakit hati dan membenci saya.. Tapi saya ingin sekali menebus kesalahan itu, saya ingin melihat kalian belajar dengan nyaman. Saya memang nggak seperti Tira yang rela mati-matian untuk memperjuangkan pendidikan kalian, tapi saya akan berusaha untuk membuat kalian terus mendapatkan tempat yang layak bagi kalian belajar.."
Vero memberi jeda.
"Kalo memang, saya ganggu disini. Saya bisa pergi."
Tidak juga mendapat respon baik dari anak-anak itu. Vero memutuskan untuk pergi dari mereka.

Hendak berbalik, Vero merasakan tangannya tertahan oleh benda kecil yang lembut. Laki-laki itu segera berbalik untuk melihat. Dan tangan seorang anak laki-laki kecil sedang memegangi tangannya, matanya menatap Vero tanpa berkedip, ada isyarat bahwa anak itu masih merasa takut, dan canggung.

"Jangan pergi."
Ucap anak laki-laki itu.
"Kita percaya padamu."
Tambahnya. Yang melahirkan senyuman manis dari bibir Vero. Tangan Vero yang satunya pun segera menyatu dengan tangannya anak kecil itu. Dia menggenggam erat tangannya, agar anak laki-laki itu tidak lagi merasakan kecanggungan.

"Terimakasih kalian sudah percaya denganku. Aku nggak akan menyalah gunakan kepercayaan kalian."
Jelas Vero.
Dio, nama anak laki-laki itu. Dia pun memeluknya dengan erat, sebagai bentuk rasa terimakasih.

"Oke, sudah kan? Kita bisa masuk dan mulai belajarnya?"
Tira membuyarkan pelukan Dio dari Vero. Seperti biasanya perempuan itu tidak pernah bisa melihat Vero bahagia lebih lama.
Meski tatapan tajam terarah padanya, tidak membuat Tira menciut nyalinya. Oke, jika disekeliling antek-anteknya Vero yang berbadan kekar-kekar itu mungkin nyalinya sudah terkuras habis, tapi sekarang Vero lah yang ada disekeliling antek-anteknya Tira, meskipun tidak bertubuh kekar, tapi mereka para muridnya bisa lebih mudah mengalahkan Vero, ya bagaimanapun juga tidak ada alasan untuk Vero mengalahkan mereka, besar dibanding kecil, itu tidak adil.

Mendengar perintah Tira, semua murid pun masuk kedalam ruangan. Sedangkan Dio yang paling terakhir masuk karena masih sibuk memandangi Vero.

"Aku akan sepertimu."
Bisik Dio, namun ternyata bisa didengar oleh Vero.

Andai Luka itu Lollipop (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang