Sahabat yang baik

6K 538 22
                                    

Athira harus segera menyelesaikan pekerjaannya sebelum pulang, sebelum Vero melihatnya masih berada dirumah itu. Perempuan itu pun sekarang tau kenapa dia tidak diperbolehkan ada di rumah itu terlalu lama, karena apa? Karena pesta minuman keras dan wanita ada disana sekarang, tanpa peduli apapun mereka melakukan hal yang tak ada baiknya disana.

Setelah piring terakhir sudah tercuci, Tira melap tangannya dan siap-siap pulang sembari mengambil tas yang sudah ada disampingnya. Tapi tiba-tiba perempuan itu terhenyak karena ada laki-laki didepan kulkas, tepatnya disamping Tira berdiri.

"Hallo."
Ucap laki-laki itu, yang tadi sudah membelanya.
Nafasnya tak berbau minuman keras, jadi Tira yakin laki-laki itu masih sadar 100%.
"Namamu Tira?"

"Iya."

"Nama gue..."

"Romi, iya kan?"

"Hehe iya benar."

"Maaf Tuan, tapi kenapa ada disini?"
Tanya Tira, sedangkan Romi sedang menutup pintu kulkas sembari membawa satu botol minuman dingin.

"Ambil minum."
Jawabnya santai sembari meminum air dingin dibotol tersebut.

"Bukannya didepan sudah ada minum."
Ucap Tira pelan.

"Gue gak terlalu suka."
Jawab Romi.

Tira pun berah-oh ria.

"Oh ya, maafin Vero yang tadi nggak membela lo didepan mereka ya,"
Ucapnya, yang dibales Tira dengan senyuman.
"Sebenernya Vero tidak sekejam yang diliat orang kebanyakan, dia orang yang baik, dia juga orang yang tingkat kepeduliannya tinggi, sayangnya masa lalunya lah yang membuatnya menyembunyikan itu, anggapan bahwa semua itu tak ada artinya karena sebagian orang yang dipedulikannya tak bisa mengerti ketulusannya."
Ucap Romi yang Tira sadari sampai mana pembicaraannya.

"Alesha? Maksudmu dia lah masa lalunya?"

Romi sedikit terperangah karena Tira mengetahui siapa masalalu Vero yang sebenarnya. Yang membuatnya menjadi berubah seperti itu.

"Gimana lo tau dia? Vero cerita?"

"Nggak, Vero nggak pernah cerita."

"Yaa, karena selama ini dia benar-benar mengecam agar siapapun tidak membicarakan gadis itu."

"Kenapa sih? Bukannya aku membela Alesha, tapi padahal dia nggak melakukan apa-apa yang keluar dari jalur agamanya, dia pun tidak melakukan kesalahan yang mutlak dia perbuat. Maaf kalo pembicaraanku sedikit kearah Tuhan,"
Tira tau laki-laki disampingnya seorang kristiani, dia sedikit berhati-hati berbicara.
"Tapi Tuan, tujuan Vero masuk kedalam agama islam bukan murni dari hatinya yang berusaha mencari jatidirinya, tapi semata-mata hanya karena ingin menyatukan antara dirinya dan Alesha. Semua agama pun pasti mengajarkan apa itu cobaan hidup dan musibah, Vero mengartikan cobaan tersebut sebagai bentuk rasa tidak cinta-Nya Tuhan pada dia, padahal itu adalah jembatan untuknya naik satu tingkat."
Jelas Tira.

"Yaa, gue tau itu. Gue mengerti semuanya, gue temannya Vero sejak SMA, semua kejadian dihidupnya juga sudah gue liat sendiri, sayangnya perubahannya sekarang lah yang buat gue terenyuh, Vero memang orang yang sangat optimis dengan harapan dan cita-citanya, sampai diumur mudanya saja dia sudah begitu sukses. Tapi gue pun nggak nyangka kalo hanya karena cinta dia berubah seperti ini, minum, berpesta, bermain wanita, sebelumnya dia begitu jijik dengan hal itu."

"Apa kamu tidak mencoba memberi tahunya?"

"Sudah. Tapi dia tidak memperdulikannya."
Jawabnya dengan hembusan nafas keras. Laki-laki itu masih memegangi botol air dingin.
"Sejak itu, cukup gue mengikutinya disegala hal, yang terpenting gue bisa memantaunya dan dia tidak keluar dari prinsip yang dibuatnya sendiri sejak dulu."

Andai Luka itu Lollipop (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang