-Rere-

4.3K 409 21
                                    

"Sudah berhenti bicaranya?"
Ucap Vero.
"Lihatlah, permen ini saja sudah habis, sedangkan permenmu masih utuh."
Tambah Vero sembari menunjukkan bungkus lollipop yang sudah tak tersisa lagi permennya.

"Issh, itu semua juga karenamu."
Jawab Tira melahap permennya, mencoba menghabiskan makanan kecil itu.

"Karenaku? Siapa juga yang mau mendengar semua ceramahmu itu, yang semakin membuat telingaku panas."

"Uuh, Alhamdulillah dong, kayaknya setan-setan yang ada ditubuh kamu sedikit kepanasan dan berbondong-bondong pergi."
Jawab Tira begitu santai dengan permen yang masih ada di mulutnya, sampai dia tidak sadar kalau mata tajam disampingnya sudah begitu mengintimidasi.

"Beraninya mengataiku seperti itu?"

Dan Tira akhirnya tersadar bahwa sekarang dirinya sedang terpojok, saat perempuan itu menoleh dan menemukan sepasang mata beserta wajah dinginnya terlihat begitu mengintimidasi.

Brak...

"Aaaa-"
Terdengar suara teriakan dan tidak beberapa lama kemudian berganti tangisan datang dari arah depan, tepatnya depan tubuh Vero. Tira yang sejenak terhenyak karena kaget, akhirnya segera menolong seorang gadis kecil yang sedang jatuh terjerembab dengan tangannya yang memegangi kepalanya, mungkin gadis itu terbentur tubuh Vero, ah setegap itu kah tubuhnya sampai bisa membuat gadis kecil itu menangis kesakitan.

"Sayang, kamu nggak papa kan?"
Tanya Tira sembari mengelus-elus kepala gadis kecil itu.

"Sakiiit."
Ujar gadis kecil itu sembari masih mengusap-usap kepalanya.

"Sini sini, berdiri dulu,"
Tira menuntun gadis itu untuk berdiri, sedangkan Vero masih berada didepan gadis kecil itu dan Tira, tetap dalam posisinya.
"Jangan nangis lagi ya, kalo nangisnya berenti, nanti aku kasih lollipop ini."
Ucapnya lagi sembari menyodorkan satu bungkus permen lollipop yang ada ditasnya.

"Loh, lollipop itu?"
Sahut Vero ketika melihat ada satu bungkus permen lollipop lagi ditasnya. Dia kira perempuan itu hanya beli dua.

Tira menoleh kearah Vero sembari nyengir.

"Mau nyetok lollipop ditas."
Jawab Tira.

"Aneh."
Balas Vero. Tira mendengus, namun tidak memperdulikannya karena gadis kecil didepannya sedang memegangi lengan bajunya.

"Iya? Mau?"
Tanya Tira. Dan gadis kecil itu mengangguk.
"Bentar ya, sebelum kamu dapet permen lollipopnya, Om ini harus minta maaf dulu sama kamu."
Tambah Tira, dan berhasil membuat Vero mendelik.
Dan perempuan itu memberi kode kearah Vero agar laki-laki itu menunduk untuk sekedar minta maaf, lagian kenapa sejak tadi Vero memasang wajah masam dan garangnya, kalau begini kan bisa membuat gadis kecil itu ketakutan, jadi setidaknya dengan mengucapkan maaf membuat gadis kecil itu sedikit meredam rasa takutnya pada Vero.

"Apa? Bukan aku yang salah. Dia sendiri yang menabrakku."
Elak Vero, memang benar itu bukan kesalahannya. Tapi apa salahnya berusaha menyenangkan hati anak kecil.

"Ayolah Tuan, jangan buat anak ini nangis lagi. Kamu mau kita dikira ngapa-ngapain dia?"

"Kita tinggal pergi, apa susahnya sih?"

"Ya nggak bisa gitu dong, dia juga sendirian disini, nanti kalo ada orang jahat yang mau menculik atau mencelakainya gimana?"

"Ya biarin aja, lagian itu gak ngaruh sama sekali ke kita bukan? Udahlah, jangan jadi orang yang sok baik. Urusi urusanmu dulu, jangan sok-sokan mengurusi urusan orang lain. Siapa yang tau, dengan sikap sok baikmu itu, kamu malah dituduh yang bukan-bukan? Kamu masih terlalu lugu, apa yang kamu anggap baik, kadang tidak dimata orang lain, bahkan sebaliknya."
Jelas Vero, sembari mencoba melangkah, meninggalkan kedua orang itu.

Andai Luka itu Lollipop (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang