#21

6.2K 508 4
                                    

a.n : late update😂

.

.

Setelah kejadian percekcokan sedikit didepan pintu kemarin Soojung menjadi lebih diam. Apa alasan karena Jongin memarahainya atau apa tidak tahu. Yang pasti Jongin juga sudah meminta maaf kepadanya bukan? Soojung juga sudah memaafkan sepertinya.

Tapi melihat perubahan ini membuat Jongin kesal bukan main. Sungguh. Tidak ada maksud Jongin untuk membentak Soojung. Dan akhirnya ia benar - benar seperti membentak. Ia sangat menyesal. Tidak seharusnya bukan seperti ini? Seharusnya Jongin berbicara baik - baik kepada Soojung.

Ia menyakiti Soojung.

"Sojungah~ kau masih marah?"

Beberapa detik tidak ada jawaban. Soojung masih bungkam. Ia hanya menatap lurus kedepan tanpa menyentuh makanan yang sudah tersedia di hadapannya. Tatapan kosong sepertinya?

Jongin beranjak dari kursinya kesisi Soojung. Iaa tepat berdiri di sebelah Soojung.

"Sayang..."

Jongin berjongkok di pinggir tempat Soojung duduk. Diambilnya tangan Soojung. Di genggemnya erat. Sontak Soojung tersikap dan menoleh kesamping mendapatkan Jongin berlutut kepadanya.

"Op-oppa.."

"Sayang kau masih marah?"

Suara itu lembut. Terdengar sedikit gemetar. Membuat Soojung tidak tega. Ia sudah mendiamkan Jongin dua hari ini. Tidak banyak bicara dan hanya bicara seperlunya saja. Ia melakukan kewajiabnya tentu saja. Menyiapkan pakaian Jongin. Tapi tak sepatah katapun keluar dari mulutnya kalau tidak Jongin yang mengajaknya berbicara.

Soojung menggeleng atas pertanyaan yang Jongin lontarkan. Ia dapat merasakan genggaman erat di tanganya. Begitu hangat dan sangat ia suka.

"Ti-tidak oppa"

Soojung terisak. Ia benar - benar sangat merindukan Jongin. Mendengar isakan Soojung membuat Jongin merasa semakin bersalah. Ia berdiri dan memeluk Soojung. Tak ragu - ragu, Soojung melingkar kan tangannya di pinggang Jongin. Ia menenggelamkan wajahnya di perut Jongin. Menumpahkan air matanya disana sehingga membasahi baju yang di kenakan.

"Jangan menangis sayang.. oppa merasa semakin sakit melihat kau begini"

Pelukan Soojung semakin erat menandakan ia semakin ingin kencang menangis, tapi ia tidak boleh. Ia harus berhenti menangis. Karena ia tidak ingin melihat Jongin merasa sakit.

Isakan Soojung sudah tidak lagi kencang. Tapi wajahnya masih disana. Jongin masih setia merengkuh dan mengelus puncak kepala Soojung pelan.

Atau sepertinya Soojung tertidur?

"Jung.."

Tidak ada jawaban. Hanya terdengan tarikan nafas Soojung saja. Sepertinya Soojung benar - benar tertidur di dekapan hangan Jongin.

Jongin sedikit payah melepaskan pelukan Soojung. Tapi ia bisa dengan perlahan. Takut jika ia membangunkan Soojung. Dengan perlahan ia menggendong tubuh istrinya yang sudah sedikit berat karena masa kehamilan Soojung sudah memasuki bulan ke delapan. Bukankah sebentar lagi?

Jongin membaringkan Soojung dikasur mereka. Ia juga menyelimuti tubuh Soojung. Ditatapnya lembut wajah cantik dan tenang Soojung. Dengan matanya yang sedikit membengkak karena Soojung menangis hampir lima belas menitan.

"Mianhae Soojungah"

Jongin menggenggam erat tangan Soojung. Mengecupnya berkali - kali.

"Oppa sangat menyesal, dan tidak bermaksud begitu" ia seolah berbicara sendiri. Berbicar dengan angin. Tentu saja Soojung tidak mendengar bukan?

"Saranghae"

Jongin juga mengelus perut besar Soojung. Disana terdapat buah hati mereka yang sebentar lagi akan lahir kedua ini.

"Sayang... sebentar lagi kau akan hadir menambah kebahahian kami. Aku mencintai kaliam berdua"

Dikecupnya perut Soojung dan beralih ke kening Soojung.

Acara makan siang ini batal karena mereka sudah saling membuka malasah. Dan sepertinya sudah masalah ini sudah selesai. Jongin ikut membaringkab tubuhnya di sebelah Soojung. Memeluk possessive dan ia juga ingin tertidur.

Sepertinya weekend di isi dengan tidur tidak masalah kan?

TBC

Beberapa part lagi akan tamat yaa~ apa mau pake sequel? Kita lihat saja nanti😊

Jangan lupa vote dan komentarnya. CHU~

ㅡagneseeu

Possessive Soojung [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang