Chap 13

53.6K 1.3K 40
                                    

Indi sengaja memundurkan pantatnya perlahan, dan Reza mengikuti terus bagai kerbau yang hidungnya dicucuk pakai linggis.

'Oh! Kemarilah sayang, eat me...'

Kali ini iblis kecil dalam otak Indi bergerak seirama dengan logikanya. Dia tidak bisa menampik lagi jika telah sangat menantikan moment dimana selubung kewanitaannya didatangi tamu yang selama ini hanya ada dimimpinya. Indi kecil sudah tidak sabar untuk memeluk si Reza kecil.

Mata Reza sudah membesar sempurna. Tidak ada lagi yang bisa dipancarkan bola mata hitam itu kecuali nafsu. Apalagi saat kaki Indi sedikit tertekuk, dan penghalang berwarna pink yang membatasi pandangannya ke surga dunia mengintip sedikit dari sela-sela paha mulus itu.

"Pak...bagaimana jika ada yang masuk?" tanya Indi dengan suara se sensual mungkin. Dengan gaya pemain film porno profesional, Indi menggigit ujung bibirnya sendiri.

Reza menundukkan kepalanya dan menghela napas berat. Indi benar, bagaimana jika ada orang yang membuka pintu dan memergoki mereka, terutama adik gantengnya yang sering melupakan tata krama. Reza beranjak dan berdiri tegak. Indi langsung memaki dirinya sendiri karena mulutnya terlalu sok beretika tinggi.

'Dasar mulut durhaka' maki Indi pada dirinya sendiri.

"Tapi tidak masalah jika dikunci kan?" dan seringai Reza langsung menular ke Indi. Hampir saja pekikan senang khas seorang jalang meluncur dari mulutnya saat melihat Reza yang melesat bagai The Flash menuju pintu dan langsung memutar kunci pintu ruangannya sebanyak dua kali. Terlalu bersemangat mungkin, padahal satu kali putaran saja sudah cukup menahan siapapun yang mau masuk keruangannya.

Reza berbalik dan berjalan cepat kearah Indi yang sudah menaikkan kedua kakinya ke sofa, menyambut sang kekasih hati. Reza berhenti, menahan otak gilanya yang memaksanya menerjang Indi dan mendaratkan wajahnya di belahan dada Indi yang begitu 'unyu'.

"Give 'them' to me!" perintah Reza mutlak.

"Give...What?" dan sumpah kali ini Indi tidak bisa mengikuti maksud yayang super gantengnya ini.

Seringai Reza semakin melebar. Bagai seekor predator dia mendekati Indi yang menatapnya dengan wajah bingung. Matanya mulai menjalar dari kaki, betis, paha, perut dan dada Indi. Tanpa bisa ditahan tonjolan dipangkal celananya semakin melesak kedepan. Si pria mesum itu bahkan sampai menjilat bibirnya sendiri. Reza menurunkan tubuhnya dan menumpukan kedua tangannya dikanan kiri paha Indi seperti merangkak namun kedua kakinya masih menginjak lantai. Sedangkan Indi sendiri semakin bergerak tidak nyaman didudukannya. Panas, basah dan rasa menggelitik terus menerus menyiksa pusat gairah Indi. Apalagi ditatap bagai domba yang akan dimangsa.

"Them..." jawaban Reza akan pertanyaannya mengembalikan fokus Indi. Indi mengikuti arah pandangan Reza dan menemukan jika maksud yayang ganteng itu adalah dua bongkahan payudaranya.

"Give them to me...your sweeties milks!"

Apa katanya, 'milk'?
Memangnya Indi seekor sapi perah bertetek enam apa?! atau delapan? Indi menggelengkan kepalanya untuk menghilangkan pikiran absurdnya. Namun tak pelak perkataan Reza tadi membuat Indi semakin merasakan becek dikewanitaannya. Apalagi sekarang yayang gantengnya sudah menumpukan satu lututnya disofa dan tak menunggu lama yang satu lagi juga ikut bergabung. Sempurna. Perlahan tapi pasti Reza sudah merangkak tepat diatas kedua kaki Indi. Bahkan kini Indi dapat merasakan hembusan napas Reza didada bagian atasnya.

Sex God...I Will Kill YouWhere stories live. Discover now