PROLOG

52 4 6
                                    

Bulan sabit bersinar keperakan di langit. Seorang pria berambut putih terlihat mengendap-endap di depan sebuah pintu apartemen. Di tangannya terlihat sebuah keranjang anyaman dan anehnya "sesuatu"di dalam keranjang itu bergerak!

"Ternyata ada wajah putriku disana." katanya pada bayi itu. 

Seorang bayi yang kira-kira baru berusia beberapa hari menggeliat di dalam keranjang anyaman. Wajahnya menunjukkan ketidakrelaan yang teramat sangat. Sebenarnya dia tidak ingin meletakkan bayi ini disini, namun... 

"Orang itu harus membayar perbuatannya pada putriku."

Terdengar suara bergemerisik, sontak pria itu menoleh. Setitik peluh muncul dari kening pria tua itu. Jantungnya mendadak bedetak dua kali lipat lebih cepat. Jika seseorang menangkap basah dirinya, semuanya bisa berantakan.

Ada yang datang! 

Terlihatdari bayangan yang semakin mendekat. Pria tua itu sudah siap-siap untuk lari. Dan...

Ternyata hanya kucing.

Pria itu mendesah lega. Hampir saja ia menjatuhkan keranjang yang digenggamnya.

"Maaf ya," bisiknya pada bayi itu, "Tapi orang itu harus merasakan akibat dari perbuatannya sendiri." Ujar pria itu menatap marah ke balik pintu, berharap bahwa orang yang tinggal di dalam dapat mendengar bisikannya.

Dengan berat hati, ia meletakkan keranjang bayi itu di tepat di depan pintu apartemen yang diincarnya beserta sebuah amplop yang isinya cukup tebal dan sebuah tas besar. Pria ini melihat bayi yang sedang tertidur nyenyak itu sekali lagi. Dia mengelus pipi bayi itu sambil bergumam tidak jelas. Dia mengetuk pintu apartemen itu, kemudian melangkah pergi sambil beberapa kali melihat ke belakang, masih dengan ekspresi yang sama; ketidakrelaan dan rasa iba yang sangat.


Somewhere in NovemberTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang