19

3.2K 389 66
                                    


Yoon Gi tak hentinya menatap gusar lembaran itu, menggeleng pelan berusaha menepis dugaannya. Dengan pelan ia mengalihkan sorotnya kembali pada pria di sampingnya, "PD-nim..." suara tipis dengan getaran yang hampir tak kentara, "Mungkinkah... maksudmu... pekerjaan terakhirku..."

"...adalah lembar terakhirku?"

PD-nim hanya melempar tatapan bingung lalu mengangguk pelan, namun meyakinkan.

Yoon Gi tak dapat menahan sesuatu yang mendadak menyumpal ulu hatinya, "Lalu..."

"...bagaimana jika pekerjaan itu bukan milikku?"

Tidak, maksudku...

...bagaimana bisa kenyataan mempermainkanku?

***

"Bukankah hijau?"

"Ah... tidak. Hijau campuran dari biru dan kuning, bukan?"

"Merah, kuning, dan biru. Aku sudah mengatakannya."

"Tapi tetap saja, aku suka tosca."

"Heol... apa yang membuatmu seyakin itu?"

"Tosca warna fandom kami."

"Aish... yang benar saja..."

"Hentikan!" seseorang di belakang menginterupsi. "Kalian hanya menulis sebait lagu, oke?"

Keduanya pun saling pandang lalu terkikik pelan, "Baiklah, kita hapus soal warna. Semakin lama itu terdengar norak." Simpul Dae Yeol lalu meletakkan pulpennya.

Seul Hee masih meneruskan kekehannya. Setelah ikut menaruh bolpoinnya, gadis itu menyender pada sebuah pohon di belakangnya.

"Aku tidak ingin mengganggu, tapi bukankah tempat ini makin ramai? Bagaimana denganmu, Yeol-ssi?" tutur Yu Na seraya memandang sekitar dengan cemas.

"Sudah ku bilang panggil saja sunbae. Kau bisa menganggapku seorang senior dalam musik." Ralat Dae Yeol, "It's okay. Tidak ada yang akan menduga gadis seperti kalian kenal dengan idol famous sepertiku, kan?" imbuh pria itu seraya memerlihatkan cengiran bangganya.

"Berhenti berekspetasi." Ejek Seul Hee.

Pria itu hanya tertawa mendengarnya.

Belum lama namun sudah tiga bulan Dae Yeol mengendap-endap masuk ke dalam kampus Seul Hee. Sekedar berbincang dan mengisi waktu luang seperti apa yang pernah Dae Yeol bahas dulu. Dia benar-benar memiliki waktu yang sangat luang sekarang.

Dae Yeol seolah menggantikan Myung Soo yang sudah sibuk mengurus agensinya sekarang. Tinggal menghitung bulan, pria itu akan segera mengambil alih kepemimpinan. Seul Hee baik-baik saja akan hal itu.

Menumpas lamunan Seul Hee, Yu Na mendadak memekik, "Sunbae. Lebih baik kau kembali. Aku dan Seul Hee mendadak memiliki sebuah pertemuan..." tutur gadis itu terburu-buru sambil menilik layarnya lekat.

"Seul!"

"Ah, sepertinya penting. Lebih baik kau kembali, sunbae. Terimakasih atas waktunya." Seul Hee menyela, sebelum Dae Yeol melempar alibi guna menahannya untuk tidak pergi.

"Hm..." gumam Dae Yeol pelan. Matanya menatap lekat bayangan gadis itu yang terus berlari menjauh.

Sorotnya berganti dengan tatapan kosong. Banyak kata tertahan yang selalu gagal pria itu utarakan ketika bersama gadis itu, Seul Hee. Banyak.

Apakah hatimu sudah berubah?

Apakah kau sudah menerimaku?

Bagaimana dengan perasaanmu?

UnknownTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang