Feel Hard (Bagian 9)

246 12 1
                                    

Joonmyun mengenal Luhan dari cerita Sooyeon, tetapi baru kali dia bisa bertemu langsung dengan sosok yang kadang serupa bayangan ketika dirinya memikirkan Seohyun. Semestinya, Joonmyun bisa dengan mudah bersikap apatis pada lelaki di hadapannya itu. Tetapi, tidak. Dia justru tersenyum. Dia bahkan sempat menyapanya.

Sekalipun karena lelaki inilah, dia meragukan sang tunangan... Joonmyun tak bisa semudah itu membencinya.

"L-luhan imnida... Bangapseumnida" Luhan kemudian membungkuk. Menyapa lelaki itu dengan senyum tipisnya

Dan Joonmyun menangkap sesuatu yang tidak biasa dari ekspresi yang ditunjukkan Seohyun ketika Luhan tersenyum tadi. Sesuatu yang bahkan tidak pernah ditunjukkan gadis itu selama ini.

Tetapi, kembali dia memendam semuanya dan memilih untuk kembali berbicara dengan Luhan "Sepertinya kalian berteman baik?"

Mendengar pertanyaan itu, Seohyun kontan menatap Luhan. Gadis itu seperti menunggu sesuatu... Sesuatu yang akan dikatakan lelaki itu pada sang tunangan. Dia ingin lelaki itu mengatakan sesuatu... Tetapi, ucapan seperti apa yang diinginkan oleh Seohyun?

Luhan menatapnya agak lama, sebelum kemudian dia berbalik menatap Joonmyun dan berkata, "Aku kakak kelas Seo Joohyun-sshi sewaktu SMA"

Terlepas dari apa yang ingin di dengar gadis itu dari Luhan, apa yang didengarnya dari lelaki itu memanglah kenyataan. Benar adanya. Tetapi, hati Seohyun menginginkan yang lain. Bukan kata-kata itu. Bukan fakta bahwa dia dan Luhan adalah junior dan senior. Bukan itu semua...

"Aaa... Jadi kakak kelas rupanya?" Joonmyun mengangguk "Lalu... Seohyun adalah junior seperti apa dimatamu?"

Pertanyaan Joonmyun justru membuat Luhan semakin kehilangan kata-kata. Dia tak tahu harus mengatakan apa, karena tatapan Seohyun padanya. Tatapan yang dia tak mengerti...

Luhan yang tersenyum tipis itu, kemudian berkata "Dia...baik. seperti teman seangkatannya yang lain"

Joonmyun kembali mengangguk. Lelaki itu kemudian tersenyum dan berkata "Aku berpikir kau pasti senior yang baik dulunya. Kau pandai menilai para juniormu"

Sekali lagi, pernyataan yang tidak diharapkan gadis itu justru dikemukakan Luhan. Dan untuk kesekian kali, ada kekecewaan yang diciptakan namja tersebut dihati Seo Joo Hyun. Akan tetapi, kali ini dia menyadarinya. Dia tahu bahwa itu juga bukan sesuatu yang ingin dia katakan.

'kau melakukannya lagi, Luhan! Sial! '

*

@Paris, waktu setempat

"Seolhyun ke Jepang?!"

Park Chorong mengangguk pasrah ketika sang kakak, Park Chanyeol menemuinya di ruang kerja. Mendadak, Park Chorong diserang rasa pusing. Dia mengenal karakter Park Seolhyun, tetapi sebagai kakak—tiri—dia merasa tidak berguna saat itu. Seharusnya dia bisa mencegah keadaan seperti ini terjadi. Seharunya keberadan dirinya dikeluarga Park adalah menjaga situasi agar tetap terkendali.

Park Chorong merasa benar-benar tidak berguna...

"Nuna"Chanyeol memanggilnya dengan suara yang dalam, membuat Chorong menatapnya. Presdir muda berjas kelam itu tersenyum tipis "Jangan menyalahkan dirimu. Aku juga bersalah karena tidak bisa mencegah bocah itu untuk mencari informasi mengenai ayah kami" ujarnya, berusaha membuat perasaan Park Chorong menjadi lebih baik namun tak berhasil.

Laki-laki itu mendesah, memperbaiki letak kacamatanya sebentar sebelum kemudian melempar senyuman tipis pada sosok Chorong yang tengah dihinggapi rasa bersalah "Nuna... Jebalyo (kakak, aku mohon). Seolhyun memang kekanakkan, tapi kau harus yakin juga padanya. Dia juga cerdas, jadi berhenti mencemaskannya terlalu berlebihan"

Dan meski ucapan Chanyeol tidak sepenuhnya menghilangkan kegelisahan serta rasa bersalah di hatinya, tetapi kata-kata yang diperdengarkan saudara tirinya itu membuatnya tersenyum. "Kau benar" Ujarnya kemudian "Dan kau tahu... Dari banyaknya orang di lingkungan keluarga Park, bahkan melebihi Joonmyun... Kata-katamu menenangkan"

Chanyeol hanya tersenyum tipis mendengar pujian saudari tirinya itu sebelum akhirnya mengalihkan perhatiannya pada tumpukan berkas yang harus dia tanda tangani.

Chorong tiba-tiba berkata, "Kau juga seharusnya berlaku demikian pada gadis itu, Yeol-a"

Mendengar itu, jemari Chanyeol berhenti bergerak. Lelaki tersebut mengarahkan pandangan pada mata Chorong yang menatapnya sedih. Dengan suara baritonenya, lelaki itu berkata "Ini tentang tunangan Kim Joonmyun atau..." Perasaannya mendadak berubah ketika sosok lain membayang. Sosok yang tidak ingin di dengarnya lagi. Tetapi, sebisa mungkin, dihadapan Chorong yang mengenalnya sebaik saudara kandung itu dia harus tenang. Setenang image dingin dan angkuh yang disematkan padanya oleh banyak orang "...Jung Sooyeon?"

Chorong memejam, lalu berkata "Keduanya"

"Seharusnya dalam topik pembicaraan, kita hanya punya satu bahasan bukan?" Kata Chanyeol, dan Chorong mengangguk

"Baik Seo Joo Hyun atau Jung Sooyeon, keduanya berhubungan. Kau tidak bisa melupakan fakta bahwa mereka masih berkerabat"

"Tentu tidak. Aku cukup tahu itu dengan baik nuna" Ujarnya, dengan nada yang semakin dalam. Dan Chorong tahu, itu cara pertahanan diri seorang Chanyeol "Tapi, keduanya berbeda—tentu saja—dan kau tahu itu."

"Berbeda, karena kau mengenal Jung Sooyeon jauh lebih baik dari Seo Joo Hyun"

Kali ini Chanyeol terdiam

"Kau tidak ingin..." Chorong menjeda ucapannya ketika mata Chanyeol menatapnya dalam. Dan sebaik mengenal saudara kandung, dia tahu, pemuda dihadapannya itu tidak sedang menunjukkan ekspresi yang menyenangkan. Dia tahu itu cara Chanyeol menghentikan apapun atau siapapun yang tidak membuatnya nyaman.

Chorong mengerti pada saat itu juga, dia harus berhenti untuk mulai membahas Jung Sooyeon atau Seo Joo Hyun. Karena dua-duanya akan mengarahkan Chanyeol pada kenangan lama yang tidak ingin dia gali kembali.

Tapi, sejak lama, Chorong ingin mengatakan ini. Ingin mengeluarkan perasaan ini lewat kata-kata, "Berikan juga kesempatan untuk dirimu sendiri,Yeol-ah... Nikmati hidupmu dengan membahagiakan dirimu juga, meski itu hanya sekali"

*

Next Part

"...."

"Mwoya? Ah, aniyo." Ujarnya. Suaranya melirih, "Pastikan saja informasimu tepat dan buat si gadis keras kepala itu tersenyum. Itu yang terpenting"

"....."

"Apa katamu,hyung?!"

"...."

"Setelah ini, aku butuh penjelasan sebanyak-banyaknya darimu tentang si donatur itu. Arraseyo, Jo Youngmin?"

*

... Laki-laki yang kini bekerja sampingan di sebuah kedai kopi favorit itu mengarahkan mata, telinga dan hatinya pada orang lain.

"Aigo~~ Yak, Youngmin-ah, kau keren sekali!!!"

Pada seseorang dengan hati yang bebas, murni, apa adanya. Pada semangat berlebihannya ketika menemukan obyek foto yang menarik, pada gaya atraktif yang kadang berlebihan, dan pada semua hal yang dilakukan, dengan apa adanya pula.

"Berisik, Jung Eunji!"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 05, 2016 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Feel Hard Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang